Peretasan di Universitas Ivy League: Data Pribadi Terancam Bocor Karena Konflik Politik
Courtesy of TheVerge

Peretasan di Universitas Ivy League: Data Pribadi Terancam Bocor Karena Konflik Politik

Menginformasikan masyarakat tentang insiden peretasan yang menargetkan universitas Ivy League dan dampaknya terhadap data pribadi serta kebijakan penerimaan mahasiswa, sekaligus menyoroti motif politik di balik serangan ini.

01 Nov 2025, 00.41 WIB
278 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Universitas Pennsylvania menghadapi masalah serius terkait peretasan dan keamanan data.
  • Kontroversi seputar kebijakan afirmatif aksi di perguruan tinggi semakin memanas, terutama setelah keputusan Mahkamah Agung.
  • Peretasan yang terjadi mencerminkan ketegangan politik dan sosial yang lebih luas di masyarakat saat ini.
Philadelphia , Amerika Serikat - Baru-baru ini, beberapa anggota komunitas University of Pennsylvania menerima email yang diklaim berasal dari peretas sendiri. Email ini berisi seruan ofensif yang menuding universitas tersebut sebagai institusi elit yang tidak adil dan memiliki keamanan data yang buruk. Email tersebut bahkan menyebut kasus pelanggaran hukum federal dan mengancam untuk membocorkan data mahasiswa.
Dalam email tersebut, peretas menyinggung Family Educational Rights and Privacy Act (FERPA) yang sebenarnya melindungi data pribadi mahasiswa, serta merujuk pada Students for Fair Admissions (SFFA), kelompok yang memperjuangkan keputusan Mahkamah Agung AS untuk melarang affirmative action berdasarkan ras di penerimaan mahasiswa.
Pihak University of Pennsylvania sudah mengakui adanya email palsu tersebut dan menegaskan bahwa pesan itu tidak mencerminkan nilai dan misi universitas. Tim keamanan mereka sedang aktif mengatasi masalah insiden ini untuk melindungi data dan sistem mereka.
University of Pennsylvania bukan satu-satunya universitas Ivy League yang menjadi target peretasan. Columbia University juga mengalami pelanggaran keamanan data penerimaan mahasiswa yang melibatkan data puluhan tahun. Pelaku peretasan di Columbia mengaku mencari bukti penerimaan affirmative action setelah keputusan Mahkamah Agung.
Selain itu, pelaku yang sama mengklaim bertanggung jawab atas serangan di New York University dan University of Minnesota, dengan motif politik yang kuat. Serangan-serangan ini memicu kekhawatiran serius tentang keamanan data di institusi pendidikan serta dampak politik yang menyertainya.
Referensi:
[1] https://theverge.com/news/811600/university-of-pennsylvania-hack-woke

Analisis Ahli

Brian Krebs
"Serangan ini mengindikasikan pelaku sudah sangat mahir dalam eksploitasi keamanan dan memanfaatkan isu sosial-politik untuk memicu kekacauan di institusi besar seperti universitas Ivy League."

Analisis Kami

"Serangan ini menunjukkan lemahnya protokol keamanan siber di beberapa institusi pendidikan tinggi, yang sangat berisiko mengancam privasi dan kepercayaan publik. Jika tidak segera diperbaiki, skandal ini bisa memperburuk reputasi universitas dan memicu pengawasan regulasi yang lebih ketat terhadap data mahasiswa."

Prediksi Kami

Insiden peretasan dengan motivasi politik seperti ini kemungkinan akan meningkat, memaksa universitas di Amerika Serikat untuk memperkuat sistem keamanan data dan memperhatikan isu kebijakan penerimaan yang semakin kontroversial.