Courtesy of CNBCIndonesia
Tahun 2023 Jadi Terpanas dalam 2.000 Tahun, Perlunya Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Menginformasikan bahwa tahun 2023 adalah tahun terpanas dalam dua milenium terakhir dan menegaskan pentingnya pengurangan emisi gas rumah kaca untuk mencegah pemanasan global yang semakin parah.
21 Nov 2025, 06.38 WIB
278 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Tahun 2023 merupakan tahun terpanas dalam 2.000 tahun terakhir, menunjukkan tren pemanasan global yang mengkhawatirkan.
- Gas rumah kaca dan fenomena El Nino berkontribusi signifikan terhadap peningkatan suhu dan cuaca ekstrem.
- Perjanjian Paris perlu ditinjau kembali karena kenaikan suhu yang lebih tinggi dari target yang ditetapkan.
Jakarta, Indonesia - Para peneliti dari University of Cambridge menggunakan analisa lingkaran pohon untuk mengukur suhu bumi selama 2.000 tahun terakhir. Dari data tersebut, mereka menemukan bahwa tahun 2023 adalah tahun terpanas yang pernah tercatat dalam kurun waktu tersebut.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pemanasan global saat ini jauh lebih cepat dan parah dibandingkan dengan masa awal revolusi industri. Suhu musim panas di tahun 2023 tercatat 2,07°C lebih tinggi dibandingkan tahun 1850-1900, sebuah periode yang sering dijadikan patokan dalam studi iklim.
Perjanjian Paris 2015 menetapkan target kenaikan suhu maksimum 1,5°C di atas tingkat pra-industri, tetapi data terbaru menunjukkan bahwa kenaikan suhu di tahun 2023 sudah melebihi angka tersebut, yakni mencapai 1,52°C. Kondisi ini mengindikasikan bahwa target tersebut perlu diperbarui dan pengukuran keparahan pemanasan global harus lebih akurat.
Faktor yang memperparah pemanasan tahun 2023 tidak hanya disebabkan oleh gas rumah kaca, tetapi juga fenomena El Nino yang membuat gelombang panas dan kekeringan berkepanjangan semakin intens. Ini memperkuat urgensi pengurangan emisi gas rumah kaca untuk mencegah perubahan iklim yang semakin ekstrem.
Para ahli menegaskan bahwa tren pemanasan global akan terus berlanjut jika upaya pengurangan emisi tidak segera dilakukan secara besar-besaran. Dampak negatif seperti gelombang panas dan kekeringan panjang akan berdampak luas bagi bumi dan kehidupan manusia di masa depan.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251121063702-37-687267/peneliti-temukan-jadwal-kiamat-dipercepat-di-batang-pohon
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251121063702-37-687267/peneliti-temukan-jadwal-kiamat-dipercepat-di-batang-pohon
Analisis Ahli
Ulf Buntgen
"Pemanasan global di era sekarang sangat luar biasa dan tren ini akan terus berlanjut jika gas rumah kaca tidak dikurangi secara besar-besaran."
Jan Esper
"Pemanasan yang disebabkan oleh gas rumah kaca diperparah oleh fenomena El Nino, yang mengakibatkan gelombang panas dan kekeringan berkepanjangan serta menunjukkan urgensi pengurangan emisi."
Analisis Kami
"Data dari lingkaran pohon memberikan bukti konkret bahwa pemanasan global saat ini bukan sekadar fluktuasi alami, melainkan dampak nyata dari aktivitas manusia. Tanpa tindakan tegas pengurangan emisi, konsekuensi lingkungan dan sosial yang merugikan akan semakin sulit dihindari."
Prediksi Kami
Jika emisi gas rumah kaca tidak dikurangi secara besar-besaran, suhu bumi akan terus meningkat dan menyebabkan gelombang panas ekstrem serta kekeringan berkepanjangan yang semakin parah di masa depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang ditemukan oleh Ulf Buntgen dan timnya terkait dengan pemanasan global?A
Ulf Buntgen dan timnya menemukan bahwa tahun 2023 adalah tahun terpanas setidaknya dalam 2.000 tahun terakhir melalui analisis lingkar pohon.Q
Mengapa tahun 2023 dianggap sebagai tahun terpanas dalam 2.000 tahun terakhir?A
Tahun 2023 dianggap sebagai tahun terpanas karena suhu musim panas lebih tinggi 2,07 derajat Celsius dibandingkan dengan periode 1850-1900.Q
Apa dampak dari gas rumah kaca menurut penelitian ini?A
Gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global yang diperparah oleh fenomena El Nino, mengakibatkan gelombang panas dan kekeringan yang lebih lama.Q
Bagaimana Perjanjian Paris terpengaruh oleh kenaikan suhu pada tahun 2023?A
Kenaikan suhu pada tahun 2023 membuat target Perjanjian Paris tidak akurat, karena suhu lebih tinggi dari yang diperkirakan.Q
Apa yang disarankan oleh para peneliti untuk mengatasi pemanasan global?A
Para peneliti menyarankan untuk segera mengurangi emisi gas rumah kaca agar dampak pemanasan global dapat diminimalisir.