Para peneliti dari University of Alabama dan Ohio State University mengembangkan mesin roket baru yang menggunakan uranium cair sebagai bahan bakar. Mesin ini dinamakan Centrifugal Nuclear Thermal Rocket atau CNTR. Tujuannya adalah untuk membuat mesin roket yang lebih efisien dibanding teknologi saat ini, sehingga bisa membawa pesawat luar angkasa lebih jauh dengan bahan bakar yang lebih sedikit.
CNTR berbeda dengan mesin roket nuklir sebelumnya yang menggunakan bahan bakar padat. Di mesin ini, uranium cair diputar dengan sangat cepat menggunakan gaya sentrifugal agar tetap di tempatnya. Hidrogen, yang berfungsi sebagai gas pendorong, dialirkan melalui uranium cair yang sangat panas. Gas hidrogen ini kemudian keluar dari mesin dan menghasilkan dorongan untuk menerbangkan pesawat ke luar angkasa.
Mesin ini dapat mencapai spesifik impuls sebesar 1500 detik, yaitu ukuran yang menunjukkan efisiensi bahan bakar, hampir dua kali lipat dibandingkan mesin roket tipe padat yang sedang dikembangkan NASA dengan spesifik impuls sekitar 900 detik. Dengan peningkatan efisiensi ini, pesawat luar angkasa dapat melakukan perjalanan lebih jauh atau membawa muatan lebih berat dengan bahan bakar yang sama.
Namun, proyek CNTR masih menghadapi banyak tantangan. Salah satunya adalah bagaimana mengatur reaksi nuklir agar stabil dan aman, serta bagaimana mencegah uranium cair keluar bersama hidrogen yang keluar dari mesin karena ini bisa sangat mengurangi efisiensi mesin. Peneliti juga menggunakan metode dielectrophoresis untuk menangkap kembali uranium yang hilang supaya tidak terbuang percuma.
Mesin CNTR saat ini masih dalam tahap pengembangan dan belum siap dibuat prototipe. Para peneliti akan terus melakukan simulasi dan eksperimen untuk mengatasi masalah teknis dan memastikan teknologi ini bisa digunakan pada misi luar angkasa di masa depan, dengan harapan meningkatkan kemampuan pendorong roket secara signifikan.