Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Pomodo
TwitterInstagram
Tentang
TeknologiKecerdasan BuatanKendaraan Listrik dan BateraiKeamanan SiberPengembangan SoftwareGadgets dan WearablePermainan Console, PC, Mobile dan VRRobotika
BisnisEkonomi MakroStartup dan KewirausahaanManajemen dan Strategi BisnisMarketing
SainsFisika dan KimiaMatematikaNeurosains and PsikologiKesehatan dan Obat-obatanIklim dan LingkunganAstronomi dan Penjelajahan Luar Angkasa
FinansialMata Uang KriptoInvestasi dan Pasar ModalPerencanaan KeuanganPerbankan dan Layanan KeuanganKebijakan Fiskal
Stories
Teknologi

Dampak AI pada Industri Kreatif: Transformasi Seni dan Video

Share

Program residensi AI berupaya mengubah percakapan seputar seni buatan, sementara model generasi video AI seperti Midjourney dan integrasi AI ke dalam platform seperti YouTube Shorts merevolusi cara konten kreatif diproduksi dan dikonsumsi.

20 Jun 2025, 03.27 WIB

YouTube Perluas AI Veo 3 untuk Kreator Shorts dan Bagikan Tren Baru

YouTube Perluas AI Veo 3 untuk Kreator Shorts dan Bagikan Tren Baru
YouTube merayakan ulang tahunnya yang ke-20 dengan memperkenalkan perluasan akses alat AI bernama Veo 3 untuk para kreator Shorts. Alat ini memungkinkan lebih banyak orang membuat video pendek menggunakan teknologi AI yang canggih, sehingga membuka peluang baru dalam berkreasi. Meskipun Veo 3 dapat menghasilkan konten visual yang menarik, YouTube menekankan bahwa kreativitas tetap sangat penting. Konten terbaik tetap dihasilkan dari ide dan cerita yang bagus, bukan hanya dari teknologi yang digunakan saja. Data yang dibagikan juga menunjukkan pertumbuhan besar pada YouTube Shorts yang kini mencapai lebih dari 200 miliar tampilan per hari, menandakan popularitas yang sangat pesat. Selain itu, penonton yang menggunakan TV untuk menonton YouTube juga meningkat pesat. YouTube kini melayani satu miliar penonton podcast setiap bulan dan alat AI seperti auto-dubbing sudah digunakan pada lebih dari 20 juta video. Perubahan kebiasaan menonton ini menunjukkan bagaimana platform semakin menjadi bagian penting dalam cara orang mengonsumsi konten. Laporan khusus yang dirilis YouTube juga menyoroti tren seperti peningkatan views pada video pendek dan video berdurasi panjang di atas 60 menit, serta peningkatan peran gaming dalam pertumbuhan konten. Informasi ini penting bagi pembuat konten dan pemasar yang ingin memaksimalkan strategi mereka.
20 Jun 2025, 02.45 WIB

Adobe Rilis Project Indigo, Aplikasi Kamera iPhone dengan Teknologi Fotografi Komputasi

Adobe Rilis Project Indigo, Aplikasi Kamera iPhone dengan Teknologi Fotografi Komputasi
Adobe baru saja meluncurkan aplikasi kamera bernama Project Indigo yang khusus untuk iPhone terbaru. Aplikasi ini menggunakan teknologi fotografi komputasi yang memungkinkan mengambil beberapa foto sekaligus dan menggabungkannya agar hasilnya lebih tajam, minim noise, dan memiliki jangkauan dinamis yang lebih luas. Jadi, foto yang dihasilkan terlihat lebih seperti diambil menggunakan kamera profesional. Project Indigo juga menawarkan fitur kontrol manual seperti pengaturan fokus, kecepatan shutter, ISO, dan white balance. Ini berarti fotografer pemula maupun yang sudah mahir bisa mengatur sendiri bagaimana hasil foto yang mereka inginkan. Yang menarik, aplikasi ini bisa digunakan tanpa harus login ke akun Adobe, sehingga mudah diakses siapa saja. Salah satu kreator di balik teknologi ini adalah Marc Levoy, yang sebelumnya membantu mengembangkan fitur kamera canggih di Google Pixel. Bergabung dengan Adobe sejak 2020, Levoy bersama tim membuat Project Indigo sebagai aplikasi kamera universal dengan banyak fitur canggih. Mereka pun berencana menambahkan fitur baru seperti menghilangkan pantulan, mode potret, dan perekaman video di masa depan. Dengan Project Indigo, Adobe ingin memberikan pengalaman mengambil foto yang alami dan berkualitas tinggi, baik untuk mereka yang hanya ingin foto bagus sehari-hari maupun para fotografer profesional yang membutuhkan kontrol lebih. Aplikasi ini sudah tersedia gratis di iPhone 12 Pro dan versi lebih baru, tapi Adobe merekomendasikan iPhone 15 Pro untuk hasil terbaik. Ke depannya, Project Indigo juga akan menjadi platform uji coba teknologi baru yang bisa masuk ke produk flagship Adobe lainnya. Bahkan, mereka juga merencanakan versi Android agar lebih banyak orang bisa menikmati kehebatan teknologi fotografi komputasi yang mereka kembangkan.
19 Jun 2025, 20.00 WIB

Residensi Seni AI Mengubah Persepsi dan Tantangan Hak Cipta Karya Digital

Residensi Seni AI Mengubah Persepsi dan Tantangan Hak Cipta Karya Digital
Di sebuah pameran di Kopenhagen, pengunjung bertemu dengan Huk, seekor jaguar bertenaga AI yang berinteraksi secara personal dengan pengunjung dan bercerita tentang kehidupan di hutan hujan Amazon. Karya ini diciptakan oleh seniman Violeta Ayala dalam residensi seni di Mila, salah satu pusat riset AI terkemuka. Program residensi semacam ini memberi akses dan dukungan bagi seniman untuk bereksperimen dengan teknologi AI dalam seni. Residensi seni yang menghadirkan AI berkembang pesat di seluruh dunia, dengan program baru di berbagai lembaga seperti Villa Albertine yang bahkan menambahkan jalur khusus untuk seniman AI. Tujuannya bukan hanya untuk membuat karya, tapi juga membuka ruang diskusi tentang peran AI, risiko, dan kesempatan yang dibawanya. Program semacam ini ingin memastikan penggunaan AI tetap di bawah kendali manusia dan fokus pada penjelasan maksud di balik karya. Penggunaan AI dalam seni memunculkan isu hukum yang kompleks, terutama terkait hak cipta dan kompensasi. Di Amerika Serikat, gugatan hukum tengah berlangsung apakah penggunaan karya berhak cipta untuk melatih model AI masuk dalam kategori penggunaan wajar (fair use). Sementara proses hukum berjalan, persepsi publik menjadi faktor penting dalam menentukan bagaimana karya AI diakui secara budaya dan hukum. Sejarah juga menunjukkan perdebatan serupa pernah terjadi pada awal abad ke-20, ketika musik dalam bentuk piano roll dianggap tidak memenuhi syarat hak cipta. Reaksi publik akhirnya mendorong perubahan undang-undang hak cipta di AS. Hal ini menjadi pelajaran bahwa paparan dan penerimaan masyarakat terhadap teknologi baru akan mempengaruhi regulasi di masa depan. Para ahli berpendapat bahwa residensi seni penting sebagai tempat untuk meresapi dan memahami AI secara kritis. Seniman tidak hanya menggunakan AI sebagai alat, tapi juga sebagai medium refleksi sosial yang bisa mengangkat isu ketidakadilan dalam distribusi keuntungan hasil karya AI. Dengan begitu, AI bukan hanya milik perusahaan besar, tapi juga ruang ekspresi alternatif bagi seniman dari berbagai latar belakang.
19 Jun 2025, 02.30 WIB

Film Pendek Ancestra dan Kontroversi Penggunaan AI dalam Industri Film

Film Pendek Ancestra dan Kontroversi Penggunaan AI dalam Industri Film
Ancestra adalah film pendek yang menggunakan teknologi AI generatif untuk membuat visual unik yang sulit dibuat dengan cara tradisional. Film ini berfokus pada kisah seorang ibu yang berharap bayinya yang mengalami cacat jantung sembuh secara ajaib. Teknologi AI dari Google DeepMind digunakan untuk menciptakan gambaran visual dalam pikiran sang ibu serta detail bayi yang tidak bisa dilakukan dengan aktor manusia secara langsung. Proses pembuatan film ini menunjukkan bagaimana AI bisa membuat produksi menjadi lebih cepat dan lebih murah. Namun, visual yang dihasilkan terasa seperti montase stok yang datar dan kurang kuat dalam menyampaikan narasi yang mendalam. McNitt bahkan menggunakan foto masa kecilnya sendiri untuk membuat wajah bayi digital, menunjukkan pendekatan personal dalam penggunaan teknologi ini. Meskipun AI dapat membantu mengatasi tantangan produksi seperti sulitnya menggunakan bayi nyata, teknologi ini juga berisiko menggantikan berbagai pekerjaan kreatif dalam industri film. Hal ini menjadi topik panas yang memicu pemogokan dari para pekerja film dan video game yang merasa pekerjaan mereka terancam. Darren Aronofsky menekankan bahwa penggunaan teknologi baru selalu menjadi bagian dari pembaruan di dunia film, tetapi keterbatasan teknis seperti durasi klip AI yang pendek membuktikan bahwa teknologi saat ini belum sepenuhnya siap untuk menggantikan proses kreatif manusia. Ancestra juga dipandang lebih sebagai alat promosi untuk Google daripada karya seni revolusioner. Secara keseluruhan, Ancestra menggambarkan potensi dan batasan teknologi AI dalam dunia film. Film ini mengundang diskusi tentang masa depan industri kreatif, khususnya bagaimana mengimbanginya antara inovasi teknologi dengan nilai seni dan keberlangsungan pekerjaan manusia di sektor tersebut.
19 Jun 2025, 02.21 WIB

Midjourney Luncurkan Model AI Video V1 Tantang Studio Hollywood

Midjourney Luncurkan Model AI Video V1 Tantang Studio Hollywood
Midjourney, startup populer dalam generasi gambar AI, baru saja meluncurkan teknologi baru bernama V1 yang mampu mengubah gambar menjadi video pendek selama lima detik. Pengguna bisa mengunggah gambar sendiri atau menggunakan gambar yang sebelumnya dihasilkan oleh Midjourney, lalu mengubahnya menjadi empat video berbeda dengan durasi tersebut. Model ini hanya bisa diakses lewat platform Discord dan hanya tersedia secara online saat peluncuran. Teknologi baru dari Midjourney ini menempatkan perusahaan tersebut dalam persaingan dengan startup dan perusahaan teknologi besar lain yang telah memiliki model AI video mereka sendiri, seperti OpenAI, Adobe, dan Google. Namun, Midjourney tetap mempertahankan identitasnya sebagai perusahaan yang fokus pada kreativitas para seniman dan penggiat seni, bukan hanya sekadar untuk aplikasi komersial seperti iklan atau film. Midjourney menghadapi masalah hukum serius dari dua studio film besar Hollywood, Disney dan Universal, yang menggugat perusahaan ini karena menggunakan karakter berhak cipta seperti Homer Simpson dan Darth Vader dalam gambar dan video AI mereka. Gugatan ini mencerminkan ketegangan yang sedang terjadi antara industri hiburan konvensional dan perkembangan teknologi AI kreatif yang semakin cepat. Untuk menggunakan model video V1, biaya langganannya jauh lebih tinggi dibandingkan generasi gambar biasa—sekitar delapan kali lipat. Pelanggan dengan paket Basic yang berharga 10 dolar per bulan bisa mencoba model ini, sementara pelanggan dengan paket Pro dan Mega dapat membuat video tanpa batas dengan mode 'Relax' yang butuh waktu lebih lama. Selain itu, pengguna dapat memilih pengaturan animasi otomatis ataupun membuat animasi dengan deskripsi tekstual, termasuk mengatur tingkat gerakan pada video. Walaupun video yang dihasilkan oleh model V1 belum mencapai tingkat realistis yang sempurna dan lebih bernuansa artistik atau lain daripada yang lain, respon awal terhadap teknologi ini cukup positif. Midjourney berencana terus mengembangkan AI generasi video mereka untuk mencapai tujuan menghasilkan simulasi dunia terbuka secara real-time, serta mengembangkan model AI untuk 3D rendering dan aplikasi realtime lainnya.
19 Jun 2025, 01.35 WIB

YouTube Shorts Segera Gunakan AI Veo 3 untuk Video Lebih Keren dan Berkualitas

YouTube berencana untuk membawa teknologi AI baru, Veo 3, ke platform video pendek mereka, YouTube Shorts, pada musim panas mendatang. Teknologi ini dikembangkan untuk memperbaiki kualitas video yang dibuat oleh para kreator dan memungkinkan penambahan audio secara mudah ke dalam video yang dihasilkan. Sebelumnya, Shorts sudah menggunakan model AI Veo 2 yang memungkinkan pengguna membuat latar belakang video dengan fitur Dream Screen serta klip video berdiri sendiri. Namun, Veo 3 menawarkan peningkatan yang cukup signifikan dalam hal kualitas video dan kemampuan integrasi audio. Google CEO Neal Mohan mengumumkan bahwa YouTube Shorts kini memiliki lebih dari 200 miliar tampilan per hari, menunjukkan popularitasnya yang terus meningkat sebagai platform pilihan untuk konten video pendek di seluruh dunia. Meski demikian, belum dipastikan apakah fitur Veo 3 ini akan dapat digunakan secara gratis oleh kreator Shorts, karena saat ini penggunaan Veo 3 di luar Shorts memerlukan langganan berbayar di Google AI Pro atau Ultra. Google juga belum memberikan komentar resmi terkait hal ini. Seorang ahli, Allison Johnson, menyebut Veo 3 sebagai 'a slop monger’s dream,' yang mengindikasikan bahwa teknologi ini memungkinkan pembuatan konten video dengan cepat dan mudah, meskipun berisiko menghasilkan video berkualitas rendah yang dapat memperbanyak konten tidak terkurasi dengan baik.

Baca Juga

  • Teknologi Baterai Terobosan untuk Meningkatkan Penyimpanan Energi pada Jaringan California

  • Dampak AI pada Industri Kreatif: Transformasi Seni dan Video

  • Perusahaan Robot Humanoid China Tawarkan Gaji Tinggi di Tengah Kekurangan Talenta AI

  • Pemotongan Pekerjaan Berbasis AI di Perusahaan Teknologi Besar

  • Kemajuan dalam Generasi Video AI dan Integrasi Platform