Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Pomodo
TwitterInstagram
Tentang
TeknologiKecerdasan BuatanKendaraan Listrik dan BateraiKeamanan SiberPengembangan SoftwareGadgets dan WearablePermainan Console, PC, Mobile dan VRRobotika
BisnisEkonomi MakroStartup dan KewirausahaanManajemen dan Strategi BisnisMarketing
SainsFisika dan KimiaMatematikaNeurosains and PsikologiKesehatan dan Obat-obatanIklim dan LingkunganAstronomi dan Penjelajahan Luar Angkasa
FinansialMata Uang KriptoInvestasi dan Pasar ModalPerencanaan KeuanganPerbankan dan Layanan KeuanganKebijakan Fiskal
Stories
Teknologi

Pengembangan Chip Optik Paralel China di Tengah Sanksi AS Meningkatkan Kemampuan AI

Share

Menanggapi sanksi AS, China telah meluncurkan chip optik paralel 'Meteor-1' yang memiliki kinerja dua kali lebih cepat dibandingkan model sebelumnya. Langkah ini merupakan bagian dari upaya China untuk memperkuat ambisi AI-nya di tengah rivalitas teknologi global.

24 Jun 2025, 12.37 WIB

Chip Komputasi Optik Meteor-1: Jawaban Cina untuk Era AI dan Batasan Chip Elektronik

Chip Komputasi Optik Meteor-1: Jawaban Cina untuk Era AI dan Batasan Chip Elektronik
Para peneliti di Cina berhasil mengembangkan chip komputer optik terintegrasi bernama Meteor-1 yang dapat melakukan banyak operasi secara paralel sekaligus. Teknologi ini menghadirkan kemajuan besar dalam pemrosesan data cepat dan efisien menggunakan cahaya, bukan listrik. Chip Meteor-1 ini mampu mencapai kecepatan teoretis hingga 2.560 TOPS, setara dengan performa salah satu kartu grafis tercanggih yang saat ini dikenal. Hal ini membuatnya sangat menjanjikan untuk mendukung kebutuhan AI dan pusat data yang terus meningkat pesat. Sebelumnya, chip optik hanya digunakan di laboratorium dan belum mampu mengungguli chip elektronik komersial dalam tugas nyata. Kini dengan teknologi Meteor-1, ada harapan besar untuk menerapkan komputasi optik secara luas dan mengatasi keterbatasan chip elektronik yang mulai mencapai batas fisiknya. Teknologi ini menjadi sangat penting terutama bagi Cina yang dibatasi aksesnya ke chip GPU canggih oleh Amerika Serikat. Meteor-1 menawarkan alternatif lokal dengan keunggulan paralelisme tinggi, kecepatan sangat tinggi, dan konsumsi daya rendah. Pengembangan chip ini menandai langkah maju krusial di bidang komputasi optik karena fokus bukan hanya pada ukuran matriks dan frekuensi optik, tetapi pada kemampuan chip untuk melakukan banyak tugas sekaligus secara efisien, membuka peluang baru untuk berbagai aplikasi teknologi masa depan.
24 Jun 2025, 11.00 WIB

Meteor-1: Chip Komputasi Optik Revolusioner Penuhi Kebutuhan AI Masa Depan

Meteor-1: Chip Komputasi Optik Revolusioner Penuhi Kebutuhan AI Masa Depan
Penelitian di China berhasil menciptakan chip komputasi optik paralel tinggi pertama bernama Meteor-1 yang mampu melakukan operasi dalam jumlah sangat besar sekaligus. Ini menjadi tonggak penting dalam teknologi komputasi yang menggunakan cahaya untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi. Chip Meteor-1 dapat beroperasi dengan kecepatan hingga 2.560 TOPS, kinerja yang setara dengan kartu grafis Nvidia tercanggih. Hal ini menunjukkan potensi komputasi optik untuk bersaing dengan chip elektronik high-end dalam aplikasi nyata. Sebelumnya, chip optik lebih banyak digunakan di laboratorium dan belum mampu menandingi performa GPU komersial. Selain itu, pembatasan ekspor chip dari AS ke China membuat solusi baru sangat dibutuhkan untuk mendukung industri teknologi China. Komputasi optik menawarkan kelebihan berupa kecepatan ultra-tinggi, bandwidth lebih luas, konsumsi daya yang lebih rendah, dan latensi yang sangat singkat dibanding chip elektronik tradisional yang sudah menghadapi batasan fisik seperti panas berlebih dan efek kuantum. Untuk mengatasi kendala pengembangan optik sebelumnya, para ilmuwan fokus pada peningkatan paralelisme komputasi supaya chip dapat mengerjakan banyak tugas secara bersamaan, yang membuka potensi revolusi baru dalam teknologi chip masa depan.
21 Jun 2025, 11.00 WIB

Huawei Bangkit di Tengah Sanksi, Kirim 700.000 Prosesor AI Tahun 2025

Huawei Bangkit di Tengah Sanksi, Kirim 700.000 Prosesor AI Tahun 2025
Pada tahun 2019, Huawei menghadapi tekanan besar setelah dimasukkan ke dalam daftar hitam perdagangan AS yang membatasi aksesnya ke teknologi penting untuk pengembangan chip AI. Ini menjadi tantangan besar bagi perusahaan yang baru saja meluncurkan prosesor AI canggih yang dinamakan Ascend 910, yang diklaim sebagai prosesor AI terkuat di dunia. Pada tahun berikutnya, sanksi diperketat sehingga Huawei tidak bisa lagi membeli produk semikonduktor dari pemasok besar seperti TSMC, yang merupakan pembuat chip terkemuka di dunia. Hal ini membuat banyak analis meragukan kemampuan Huawei untuk terus bertahan dalam industri teknologi chip yang sangat kompetitif dan bergantung pada teknologi AS. Meski menghadapi hambatan besar, Huawei terus berusaha dan menunjukkan ketangguhan. Mereka berhasil mengatasi sebagian batasan teknologi dan tetap melanjutkan produksi chip AI mereka melalui berbagai inovasi dan strategi yang belum dijelaskan secara detail. Menurut perkiraan dari Mizuho, pada tahun 2025 Huawei akan mengirim sekitar 700.000 prosesor AI Ascend yang menandakan kebangkitan perusahaan dalam sektor semikonduktor yang sebelumnya dianggap suram karena sanksi yang berat. Jensen Huang, CEO Nvidia yang merupakan salah satu pemain besar dalam industri chip AI, juga mengakui kebangkitan Huawei di sektor ini. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan besar dari sanksi, Huawei tetap menjadi kekuatan penting di pasar chip AI global.

Baca Juga

  • Pengembangan Chip Optik Paralel China di Tengah Sanksi AS Meningkatkan Kemampuan AI

  • DPR AS Melarang WhatsApp pada Perangkat Staf

  • Robot Humanoid Canggih Mengubah Sektor Industri dan Tanggap Bencana

  • OpenAI Menantang Google dan Microsoft dalam Lanskap AI dan Pencarian

  • Langkah Strategis Meta untuk Mengakuisisi Startup AI Terkemuka