Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Sains

Persaingan Starlink Menyebabkan Kesulitan dan Perubahan Teknologi dalam Internet Satelit

Share

Persaingan antara Starlink dan jaringan satelit pesaing dari Tiongkok menyebabkan gangguan layanan dan penundaan peluncuran, mempengaruhi pasar internet satelit global.

27 Jul 2025, 17.35 WIB

Amazon Kuiper Siap Tantang Starlink dengan Launching Satelit dan Dukungan AWS

Amazon Kuiper Siap Tantang Starlink dengan Launching Satelit dan Dukungan AWS
Amazon mengembangkan Project Kuiper sebagai layanan internet broadband satelit yang bertujuan menyaingi Starlink milik SpaceX. Meskipun saat ini Starlink lebih dulu populer dan memiliki lebih banyak pengguna, Kuiper terus mempercepat peluncuran satelitnya untuk memperkecil jarak dengan Starlink. Salah satu keunggulan Kuiper adalah desain terminal half-duplex yang lebih kecil dan ringan, sehingga menurunkan biaya produksi dan memungkinkan pengiriman layanan dengan performa yang kompetitif. Amazon juga mengintegrasikan Kuiper dengan infrastruktur AWS yang dapat meningkatkan kecepatan dan mengurangi latensi jaringan. Starlink tetap menjadi pemimpin dengan lebih dari 6 juta pengguna, tetapi Kuiper sudah merencanakan peluncuran komersial pada awal tahun 2026. Selain pasar konsumen, Kuiper juga fokus pada sektor maritim dan pemerintahan, segmen yang sudah cukup dikuasai oleh Starlink. Untuk melawan Kuiper, Starlink terus meningkatkan performanya dengan menurunkan latensi dan menyiapkan peluncuran satelit generasi berikutnya yang mampu memberikan peningkatan bandwidth signifikan, tergantung keberhasilan pengembangan roket Starship oleh SpaceX. Persaingan antara Kuiper dan Starlink diperkirakan akan mendorong kemajuan teknologi layanan internet satelit, memberikan manfaat lebih luas terutama bagi daerah-daerah yang selama ini kesulitan mendapatkan akses internet berkualitas.
25 Jul 2025, 13.50 WIB

Starlink Internet Satelit Alami Gangguan Global Selama 2,5 Jam Akibat Software

Starlink Internet Satelit Alami Gangguan Global Selama 2,5 Jam Akibat Software
Starlink, layanan internet satelit dari SpaceX, mengalami gangguan besar yang menyebabkan jaringan mati total di berbagai negara seperti Amerika Serikat dan Eropa pada tanggal 24 Juli. Sekitar 61.000 pengguna melaporkan tidak bisa mengakses internet selama gangguan ini berlangsung. Penyebab utama gangguan ini adalah kegagalan software internal yang mengendalikan jaringan inti Starlink, menurut pernyataan resmi dari Michael Nicolls, VP Starlink Engineering. Gangguan berlangsung selama 2,5 jam dan mengganggu konektivitas di banyak kota besar AS. Elon Musk dan tim SpaceX telah meminta maaf kepada pengguna dan menjanjikan untuk segera memperbaiki masalah tersebut agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. SpaceX secara aktif mengimplementasikan solusi untuk memulihkan dan meningkatkan jaringan Starlink. Starlink saat ini memiliki 6 juta pengguna di 140 negara dan menggunakan konstelasi lebih dari 8.000 satelit yang berada di orbit rendah Bumi untuk menyediakan internet ke daerah-daerah sulit dijangkau infrastruktur kabel. Para ahli seperti Doug Madory dari Kentik mencatat bahwa gangguan ini adalah yang terlama dan sangat jarang terjadi. SpaceX terus memperbarui jaringan serta memperkuat layanan, termasuk kerja sama dengan T-Mobile untuk layanan pesan teks darurat lewat satelit.
25 Jul 2025, 05.22 WIB

Pemadaman Global Starlink Ganggu Ribuan Pengguna di Berbagai Negara

Pemadaman Global Starlink Ganggu Ribuan Pengguna di Berbagai Negara
Starlink, jaringan internet satelit yang dimiliki oleh SpaceX dan dipimpin oleh Elon Musk, mengalami gangguan layanan global yang mengakibatkan jutaan pengguna kehilangan koneksi internet secara tiba-tiba. Gangguan ini terjadi pada Kamis sore dan melibatkan laporan dari seluruh dunia, khususnya di Amerika Utara, Eropa, dan Afrika. Selama pemadaman, laporan masalah mencapai lebih dari 58.000 pengguna yang melaporkan gangguan ke layanan Downdetector, menandakan bahwa ini adalah masalah besar dan bukan gangguan lokal. Situs resmi Starlink pun sempat tidak bisa diakses, menambah kekhawatiran pengguna. SpaceX mengakui masalah ini melalui media sosial dan menjanjikan bahwa mereka sedang bekerja keras untuk memperbaiki situasi secepat mungkin. Elon Musk sendiri mengunggah permintaan maaf dan memberi jaminan bahwa sumber masalah akan diatasi agar pemadaman tidak berulang. Warga di daerah terpencil seperti Kanada Utara sangat terdampak karena mereka sangat bergantung pada Starlink untuk berbagai kebutuhan penting seperti layanan kesehatan jarak jauh dan pendidikan online. Gangguan ini memperlihatkan betapa vitalnya jaringan satelit Starlink bagi komunitas yang sulit dijangkau oleh infrastruktur internet lainnya. Pemadaman ini terjadi setelah pengumuman ekspansi layanan 'Direct to Cell' yang memungkinkan ponsel terkoneksi langsung ke satelit Starlink, meskipun belum ada konfirmasi bahwa update ini menjadi penyebab gangguan. Starlink tetap menjadi salah satu penyedia internet satelit terbesar dan paling penting di dunia saat ini.
24 Jul 2025, 00.56 WIB

T-Mobile Luncurkan Layanan Satelit T-Satellite Untuk Semua Orang di AS

T-Mobile Luncurkan Layanan Satelit T-Satellite Untuk Semua Orang di AS
T-Mobile kini menghadirkan layanan satelit bernama T-Satellite yang memungkinkan penggunanya mengirim pesan teks dan berbagi lokasi lewat jaringan satelit, khususnya di wilayah yang tak terjangkau sinyal seluler. Layanan ini memakai teknologi satelit Starlink dan sudah tersedia untuk semua orang di Amerika Serikat, bukan hanya pelanggan T-Mobile saja. Dengan berlangganan sekitar 10 dolar per bulan (harga ini akan naik menjadi 15 dolar), siapa pun bisa menggunakan T-Satellite. Layanan ini juga termasuk gratis bagi pelanggan paket Experience Beyond dan Go5G tertentu dari T-Mobile. Saat perangkat tidak mendapatkan sinyal ponsel biasa dan kondisi cuaca memungkinkan, ponsel akan otomatis terhubung ke satelit untuk mengirim dan menerima pesan teks. Saat ini, layanan hanya mendukung pesan teks dan berbagi lokasi sementara. Namun, T-Mobile berencana mengembangkan fitur-fitur tambahan seperti pengiriman pesan suara dan kemampuan mengakses aplikasi yang dioptimalkan untuk satelit, misalnya aplikasi cuaca dan pelacakan luar ruangan. Lebih dari 60 jenis ponsel, termasuk iPhone 13 ke atas dan Google Pixel 9, sudah kompatibel dengan layanan ini. Layanan serupa juga dikembangkan oleh perusahaan lain seperti Apple, Google, Verizon, dan AT&T, namun dengan batasan perangkat dan model berlangganan yang berbeda. Misalnya, Apple memberikan layanan gratis pada iPhone 14 ke atas tapi nantinya berbayar, serta Google yang menawarkan fitur SOS gratis selama dua tahun pada Pixel 9. T-Mobile terus mengembangkan jaringan satelitnya yang kini punya lebih dari 650 satelit untuk menjangkau wilayah di Amerika Serikat termasuk Hawaii dan Puerto Rico, dan berencana memperluas cakupan layanan ini ke luar negeri dan perairan internasional. Layanan ini diharapkan jadi solusi komunikasi pada situasi darurat di daerah terpencil.
23 Jul 2025, 08.42 WIB

Keterbatasan Roket Hambat Mimpi Cina Meluncurkan Ribuan Satelit di Langit

Keterbatasan Roket Hambat Mimpi Cina Meluncurkan Ribuan Satelit di Langit
Sebuah mega-konstelasi satelit komunikasi asal Cina bernama Qianfan atau Thousand Sails menghadapi penundaan serius. Proyek ini bertujuan untuk menyediakan layanan internet langsung ke ponsel di seluruh dunia dengan meluncurkan ribuan satelit ke orbit rendah Bumi. Namun, hingga saat ini hanya 90 satelit yang berhasil diluncurkan, jauh dari target 648 satelit yang seharusnya ada di orbit pada akhir tahun ini. Masalah utama yang menyebabkan keterlambatan ini adalah kekurangan roket serta kapasitas peluncuran yang tidak cukup untuk memenuhi permintaan peluncuran satelit yang sangat tinggi. Kapasitas peluncuran Cina saat ini masih tertinggal dibanding permintaan eksplosif karena pertumbuhan cepat proyek ini. Oleh karena itu, jadwal peluncuran yang sebelumnya ketat menjadi sulit dijalankan dengan tepat waktu. Selain itu, aturan internasional mengenai spektrum frekuensi dan penggunaan orbit juga menuntut setiap operator satelit untuk segera menggunakan sebagian dari satelit mereka agar tidak terjadi monopoli atau pemborosan spektrum. Jika regulasi tersebut tidak dipenuhi, operator berisiko kehilangan alokasi yang berharga tersebut. Ini membuat peluncuran konstelasi menjadi sebuah perlombaan yang menuntut jadwal peluncuran cepat dan konsisten. Shanghai Yuanxin Satellite Technology, perusahaan yang memimpin proyek ini dan didukung oleh pemerintah Shanghai, menargetkan untuk meluncurkan lebih dari 15.000 satelit pada tahun 2030. Jika ingin mencapai target jangka pendek, mereka harus mampu meluncurkan lebih dari 30 satelit setiap bulan, sebuah angka yang saat ini sulit dicapai karena keterbatasan roket dan fasilitas peluncuran di Cina. Jika kekurangan roket dan keterbatasan kapasitas ini terus berlanjut, proyek Cina ini berisiko tertinggal jauh dari para pesaingnya seperti SpaceX yang telah memimpin pasar dengan jaringan Starlink-nya. Dengan demikian, tantangan teknis dan regulasi ini menjadi ujian besar dalam upaya Cina mewujudkan ambisinya di bidang internet satelit global.
23 Jul 2025, 05.00 WIB

Mega-Konstelasi Satelit China Tertahan Karena Kekurangan Roket dan Persaingan Peluncuran

Proyek ambisius China untuk membangun mega-konstelasi satelit komunikasi bernama Qianfan atau Thousand Sails menghadapi penundaan besar. Mereka baru meluncurkan 90 satelit padahal target tahun ini adalah 648 satelit. Hal ini menyebabkan rencana mereka untuk bersaing dengan Starlink, jaringan satelit milik SpaceX, menjadi dipertanyakan. Salah satu penyebab masalah ini adalah adanya regulasi internasional yang mewajibkan para operator satelit meluncurkan satelit mereka dalam jangka waktu tertentu agar tidak menimbun spektrum frekuensi. Jika tidak, mereka bisa kehilangan hak untuk menggunakan orbit dan frekuensi radio tersebut. Shanghai Yuanxin Satellite Technology, perusahaan yang memimpin proyek ini dan didukung oleh pemerintah Shanghai, berencana meluncurkan lebih dari 15.000 satelit hingga 2030. Tujuannya adalah menyediakan layanan internet langsung ke ponsel di seluruh dunia, membangun jaringan yang sangat luas dan cepat. Agar tetap sesuai jadwal, perusahaan harus bisa meluncurkan lebih dari 30 satelit per bulan untuk mencapai target 648 satelit di akhir 2025 dan menggandakan jumlah itu menjadi 1.296 di tahun 2027. Tapi kenyataannya, kemampuan peluncuran roket di China tidak cukup kuat untuk memenuhi kebutuhan ini. Masalah utama yang menyebabkan keterlambatan ini adalah kekurangan roket dan daya produksi yang tidak mampu mengimbangi permintaan yang sangat tinggi untuk meluncurkan satelit. Hal ini membuat masa depan dan kadar keberhasilan proyek ini menjadi tidak pasti.

Baca Juga

  • Kemajuan dalam Misi Antariksa dan Teknologi Antariksa Inovatif

  • Peningkatan Risiko Tsunami dan Peristiwa Cuaca Ekstrem di Seluruh Dunia

  • Tantangan yang Dihadapi Ilmuwan Karir Awal dalam Dunia Akademis AS

  • Terobosan dalam Fisika Kuantum dan Komputasi Kuantum

  • Material Berkelanjutan Inovatif yang Diperoleh dari Limbah untuk Konstruksi dan Barang Konsumen