
Sejak pemerintahan Donald Trump memotong dana riset dari lembaga seperti National Science Foundation dan National Institutes of Health, banyak universitas terkemuka di Amerika Serikat menghadapi kesulitan keuangan serius. Khususnya, laboratorium matematika di University of California, Los Angeles, yang dipimpin oleh Terence Tao, mengalami gangguan pembiayaan yang menghambat proyek dan dukungan mahasiswa mereka.
Terence Tao, seorang ahli matematika terkenal yang dijuluki 'Mozart of Mathematics,' menyatakan bahwa dana yang biasanya digunakan untuk menggaji dirinya dan mendukung mahasiswa pascasarjana kini tertunda. Akibatnya, ia harus mengurangi dana yang tersedia untuk kelangsungan riset laboratoriumnya, yang tentunya berdampak pada kemajuan ilmiah di bidang matematika.
Situasi ini di Amerika Serikat sangat kontras dengan langkah aktif yang diambil oleh China, yang meningkatkan upaya untuk menarik para peneliti sains dan teknologi, terutama di bidang matematika. China menawarkan peluang dan pendanaan yang lebih stabil sehingga menciptakan lingkungan yang lebih menguntungkan bagi perkembangan riset.
Pemotongan dana riset ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah selama masa pemerintahan Donald Trump, yang berkontribusi pada melemahnya posisi Amerika Serikat dalam persaingan global di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak kalangan melihat bahwa kelangsungan riset AS terancam jika situasi ini tidak segera diperbaiki.
Kesimpulannya, masalah pendanaan ini tidak hanya memengaruhi individu seperti Terence Tao dan mahasiswa pascasarjanya, tetapi dapat berdampak jangka panjang pada posisi Amerika Serikat sebagai pemimpin global dalam sains dan teknologi, terutama jika talenta riset memilih untuk pindah ke negara lain yang menawarkan dukungan lebih baik.