Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Sains

China Menarik Talenta Ilmuwan AS di Tengah Pemotongan Pendanaan

Share

Dengan pemotongan dana penelitian di AS, banyak ilmuwan top memilih untuk pindah ke China, mengguncang lanskap ilmiah global.

05 Agt 2025, 20.54 WIB

Dampak Pemotongan Dana Riset Trump dan Upaya China Tarik Matematikawan Top

Dampak Pemotongan Dana Riset Trump dan Upaya China Tarik Matematikawan Top
Sejak pemerintahan Donald Trump memotong dana riset dari lembaga seperti National Science Foundation dan National Institutes of Health, banyak universitas terkemuka di Amerika Serikat menghadapi kesulitan keuangan serius. Khususnya, laboratorium matematika di University of California, Los Angeles, yang dipimpin oleh Terence Tao, mengalami gangguan pembiayaan yang menghambat proyek dan dukungan mahasiswa mereka. Terence Tao, seorang ahli matematika terkenal yang dijuluki 'Mozart of Mathematics,' menyatakan bahwa dana yang biasanya digunakan untuk menggaji dirinya dan mendukung mahasiswa pascasarjana kini tertunda. Akibatnya, ia harus mengurangi dana yang tersedia untuk kelangsungan riset laboratoriumnya, yang tentunya berdampak pada kemajuan ilmiah di bidang matematika. Situasi ini di Amerika Serikat sangat kontras dengan langkah aktif yang diambil oleh China, yang meningkatkan upaya untuk menarik para peneliti sains dan teknologi, terutama di bidang matematika. China menawarkan peluang dan pendanaan yang lebih stabil sehingga menciptakan lingkungan yang lebih menguntungkan bagi perkembangan riset. Pemotongan dana riset ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah selama masa pemerintahan Donald Trump, yang berkontribusi pada melemahnya posisi Amerika Serikat dalam persaingan global di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak kalangan melihat bahwa kelangsungan riset AS terancam jika situasi ini tidak segera diperbaiki. Kesimpulannya, masalah pendanaan ini tidak hanya memengaruhi individu seperti Terence Tao dan mahasiswa pascasarjanya, tetapi dapat berdampak jangka panjang pada posisi Amerika Serikat sebagai pemimpin global dalam sains dan teknologi, terutama jika talenta riset memilih untuk pindah ke negara lain yang menawarkan dukungan lebih baik.
04 Agt 2025, 19.05 WIB

Matematikawan Terkemuka Kembali ke China Karena Dana AS Berkurang

Matematikawan Terkemuka Kembali ke China Karena Dana AS Berkurang
Li Hanfeng adalah seorang matematikawan China yang sangat dikenal di dunia akademik internasional karena prestasinya menerbitkan artikel di jurnal matematika paling bergengsi. Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Peking University dan doktoralnya di University of California, Berkeley. Empat jurnal matematika teratas yang sangat diminati para peneliti adalah Annals of Mathematics, Inventiones Mathematicae, Journal of the American Mathematical Society, dan Acta Mathematica. Mempublikasikan karya di salah satunya menunjukkan kehebatan seseorang dalam bidang matematika. Antara tahun 2005 hingga 2019, Li Hanfeng berhasil menerbitkan 10 artikel di keempat jurnal tersebut, sebuah pencapaian sangat langka dan mengesankan. Hal ini menegaskan posisinya sebagai matematikawan top dunia. Baru-baru ini, Li memutuskan kembali ke China dan bergabung sebagai profesor di Chongqing University. Keputusan ini dipicu oleh berkurangnya pendanaan riset di Amerika Serikat yang menyebabkan banyak ilmuwan berbakat meninggalkan negara tersebut. Perpindahan ini mencerminkan perubahan penting dalam dunia akademik global, di mana China semakin memperkuat posisinya dalam bidang riset matematika dengan menarik kembali talenta terbaiknya dari luar negeri.
02 Agt 2025, 00.59 WIB

Ilmuwan Muda AS Cari Kesempatan di Hong Kong karena Dana Penelitian Terpangkas

Ilmuwan Muda AS Cari Kesempatan di Hong Kong karena Dana Penelitian Terpangkas
Para ilmuwan muda di Amerika Serikat kini menghadapi tantangan besar akibat pemotongan dana penelitian yang berdampak pada kelanjutan karir dan studi mereka. Banyak dari mereka merasa sulit untuk melanjutkan pekerjaan tanpa dukungan dana yang cukup. Benjamin Horton, dekan di City University of Hong Kong, melihat peluang ini dan mulai mengundang ilmuwan muda dari AS untuk bergabung di Hong Kong sebagai alternatif yang stabil dan menjanjikan. Sebagian besar dari pelamar asisten profesor ke CityU berasal dari universitas terkemuka di AS, seperti Columbia, Harvard, MIT, Stanford, dan Yale, yang menunjukkan minat besar untuk pindah dan melanjutkan karir mereka di Asia. Horton secara aktif menawarkan kepada rekannya di AS mengenai peluang pekerjaan di Hong Kong karena ia menyadari bahwa banyak ilmuwan muda yang belum mendapat perhatian dan peluang yang layak di negara mereka sendiri. Situasi ini bisa menjadi tanda awal pergeseran pusat gravitasi ilmiah dari Barat menuju Asia, terutama dalam bidang penelitian iklim dan lingkungan, karena faktor pendanaan dan stabilitas karir di masa depan.
01 Agt 2025, 19.00 WIB

Pemotongan Dana Ilmuwan AS Dorong Talenta Muda Beralih ke Hong Kong

Pemotongan Dana Ilmuwan AS Dorong Talenta Muda Beralih ke Hong Kong
Para ilmuwan iklim muda di Amerika Serikat menghadapi tantangan serius akibat pemotongan dana penelitian yang membuat pekerjaan di bidang ini semakin sulit diperoleh. Kondisi ini membuat mereka mulai melirik peluang pekerjaan di luar negeri, khususnya di Asia. Benjamin Horton, dekan dari sekolah energi dan lingkungan di City University of Hong Kong, menyatakan bahwa banyak peneliti muda dari universitas terkemuka AS melamar posisi asisten profesor di institusinya. Ini menandakan adanya minat yang tinggi dari kalangan muda ilmuwan AS untuk bekerja di Hong Kong. Horton berusaha mendukung ilmuwan muda dengan menghubungi rekan-rekannya di AS dan menawarkan peluang pekerjaan yang aman dan menjanjikan di Hong Kong. Ia menyebutkan bahwa Hong Kong bisa menjadi tempat perlindungan bagi para ilmuwan yang belum mendapat banyak perhatian di negaranya sendiri. Terdapat lebih dari 20 pelamar untuk posisi di CityU, setengahnya berasal dari universitas top AS seperti Harvard, MIT, Stanford, Yale, dan Columbia. Hal ini memperlihatkan pergeseran perhatian ilmuwan muda terhadap peluang di Asia. Situasi ini menggambarkan potensi pergeseran pusat penelitian dari Amerika Serikat menuju Asia, khususnya Hong Kong, akibat kesulitan pendanaan dan dukungan di AS. City University of Hong Kong muncul sebagai institusi yang peduli dan memberikan harapan baru bagi ilmuwan iklim muda.

Baca Juga

  • China Menarik Talenta Ilmuwan AS di Tengah Pemotongan Pendanaan

  • Super Baja Terobosan China Merevolusi Konstruksi Reaktor Fusi Nuklir

  • Bahan Berkelanjutan Inovatif yang Diperoleh dari Upaya Pengumpulan Limbah

  • Cina Memperkuat Upaya Melawan Wabah Chikungunya di Wilayah Selatan

  • Kemajuan dalam Riset Neutrino Mengungkap Misteri Materi Gelap