Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Finansial

Coinbase Mengalami Volatilitas Saham di Tengah Penawaran Convertible Notes dan Penurunan Peringkat Analis

Share

Coinbase menghadapi fluktuasi saham setelah melaksanakan penawaran convertible notes sebesar $2 miliar dan menerima penurunan peringkat dari analis. Selain itu, premium Coinbase menunjukkan sinyal besar bagi harga Bitcoin yang diproyeksikan mencapai $130.000. Aktivitas ini menunjukkan tantangan dan dinamika yang dihadapi Coinbase dalam kondisi pasar kripto saat ini.

05 Agt 2025, 18.36 WIB

Coinbase Tawarkan Obligasi Konversi Rp 32.89 triliun ($2 Miliar) , Saham Turun 1%

Coinbase Tawarkan Obligasi Konversi Rp 32.89 triliun ($2 Miliar) , Saham Turun 1%
Coinbase Global baru saja mengumumkan rencana untuk menawarkan obligasi konversi senior senilai 2 miliar dolar AS kepada pembeli institusional. Ini adalah langkah strategis yang bertujuan untuk mengumpulkan dana guna mendukung ekspansi dan operasional perusahaan ke depan. Obligasi ini terbagi menjadi dua seri, masing-masing senilai 1 miliar dolar AS, dengan jatuh tempo pada tahun 2029 dan 2032. Perusahaan juga memberikan opsi kepada pembeli awal untuk menambah pembelian sebesar 150 juta dolar AS pada setiap seri obligasi tersebut. Hasil dari penjualan obligasi ini akan digunakan untuk membiayai transaksi capped call dalam rangka membatasi potensi dilusi saham biasa kelas A yang dapat muncul setelah obligasi ini dikonversi menjadi saham. Selain itu, dana yang terkumpul juga akan dialokasikan untuk keperluan umum perusahaan seperti modal kerja, belanja modal, investasi, akuisisi, dan pembelian kembali surat utang yang sudah ada. Pengumuman ini membuat harga saham Coinbase turun sekitar 1% pada perdagangan pagi hari setelah berita tersebut muncul. Meskipun ada penurunan harga saham, langkah ini dinilai penting untuk memastikan perusahaan tetap punya modal dan fleksibilitas finansial dalam menghadapi ketidakpastian di pasar cryptocurrency dan mendorong pertumbuhan jangka panjang.
05 Agt 2025, 18.16 WIB

Investor AS Kembali Serbu Bitcoin di Tengah Harapan Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Investor AS Kembali Serbu Bitcoin di Tengah Harapan Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Investor Amerika Serikat mulai aktif membeli Bitcoin setelah harganya turun sekitar 4% dalam satu minggu karena penjualan besar dan ketegangan geopolitik. Data dari platform CryptoQuant menunjukkan permintaan Bitcoin mulai pulih di AS, ditandai dengan premium harga di Coinbase yang positif dibandingkan dengan bursa lain. Para analis dari TeraHash memperkirakan harga Bitcoin bisa mencapai antara 130.000 hingga 150.000 dolar AS pada akhir tahun ini, asalkan dana masuk ke ETF terus berlanjut dan kondisi ekonomi global stabil. Faktor kunci yang dinantikan adalah keputusan The Federal Reserve terkait suku bunga, terutama kemungkinan pemotongan pada September. Pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve biasanya menjadi katalis positif untuk aset seperti Bitcoin dan saham karena biaya pinjaman menjadi lebih murah. Saat ini para trader sudah mengantisipasi peluang 88% The Fed akan melakukan pemotongan suku bunga pada September berdasarkan data pasar dari CME FedWatch. James Butterfill dari CoinShares memperkirakan Fed akan mengambil kebijakan yang lebih lunak, berpindah dari fokus kendali inflasi ke dorongan pertumbuhan ekonomi dengan memangkas suku bunga. Namun, belum pasti kapan tepatnya pemotongan itu akan dilakukan, apakah pada September atau waktu lain. Meskipun begitu, beberapa analis seperti dari Bitfinex melihat Bitcoin berpotensi bergerak sideways dalam kisaran 114.000 hingga 116.000 dolar AS dalam jangka pendek sampai ada faktor baru yang menggerakkan pasar. Saat ini, harga Bitcoin diperdagangkan sedikit di atas 114.000 dolar, turun 7% dibandingkan puncaknya pada pertengahan Juli.
05 Agt 2025, 00.30 WIB

Visa vs Coinbase: Saham Mana yang Layak Dilirik Investor Saat Ini?

Visa vs Coinbase: Saham Mana yang Layak Dilirik Investor Saat Ini?
Dalam pekan lalu, Coinbase dan Visa menjadi sorotan utama karena aktivitas opsi saham mereka yang tidak biasa. Volume opsi Coinbase naik lebih dari dua kali lipat rata-rata bulanan, dengan dominasi call option. Namun, seperti yang dialami, sahamnya turun tajam hampir 17% karena laporan keuangannya yang mengecewakan. Visa juga menunjukkan kenaikan volume opsi, tetapi jenis transaksinya didominasi put option yang bersifat netral hingga bullish. Setelah laporan keuangan yang mengalahkan ekspektasi, Visa tetap turun karena outloook yang hati-hati dari perusahaan. Analisis data historis menunjukkan bahwa pola pasar pada Visa dengan rasio 6-4 untuk pembelian dominan adalah sinyal kuat yang terjadi berulang kali sejak 2019 dan 80% berakhir dengan keuntungan harga dalam minggu berikutnya. Sebaliknya, pola serupa pada Coinbase tidak memberikan keunggulan signifikan. Karena ketidakpastian dan volatilitas Coinbase, strategi opsi seperti iron condor yang menguntungkan di pasar tanpa arah jelas bisa dipertimbangkan. Namun, untuk yang menginginkan peluang naik yang lebih jelas, Visa dengan spread call bull pada level harga tertentu menawarkan potensi keuntungan positif dengan risiko terbatas. Kesimpulannya, meski keduanya memiliki aktivitas opsi yang tinggi, Visa memberikan edge algoritmik dan statistik yang lebih menarik bagi investor retail daripada Coinbase. Hal ini menunjukan Visa layak diperhatikan untuk potensi kenaikan harga di masa dekat.
04 Agt 2025, 23.53 WIB

Analis Turunkan Rating Coinbase, Tantangan Besar di Pasar Kripto 2024

Analis Turunkan Rating Coinbase, Tantangan Besar di Pasar Kripto 2024
Coinbase baru-baru ini mendapat penurunan peringkat dari analis Compass Point, yang mengubah ratingnya menjadi Sell dari Neutral dan menurunkan target harga saham dari Rp 5.43 triliun ($330 m) enjadi Rp 4.08 juta ($248) per saham. Penurunan ini didasarkan pada kekhawatiran terhadap keberlanjutan valuasi perusahaan di tengah pasar kripto yang tidak stabil dan volume perdagangan yang menurun. Pendapatan dari segmen Subscription & Services Coinbase dilaporkan hanya sebesar Rp 10.78 triliun ($655,8 juta) , lebih rendah dari ekspektasi analis yang memperkirakan Rp 11.76 triliun ($715,2 juta) . Pendapatan dari langganan ini dianggap sangat penting karena memberikan pemasukan yang berulang dan stabil, sehingga kinerja yang mengecewakan mempengaruhi sentimen investor terhadap saham ini. Kompetisi yang semakin ketat di pasar stablecoin juga menjadi faktor tekanan bagi valuasi Coinbase dan mitranya Circle. Penurunan minat terhadap saham perusahaan yang menyimpan banyak kripto, seperti Strategy, juga mengurangi tekanan beli institusional pada token BTC, menambah kekhawatiran terkait potensi pertumbuhan harga saham Coinbase. Namun, sejumlah analis lain masih memberikan pandangan optimis terhadap Coinbase, khususnya dari Bernstein yang memandang perusahaan sebagai platform layanan kripto yang lengkap. Bernstein menekankan potensi pertumbuhan dari fokus perusahaan pada perdagangan tokenized equities, yang diharapkan dapat membawa efisiensi dan inovasi di pasar modal digital. Secara keseluruhan, saham Coinbase mengalami tekanan akibat faktor kinerja keuangan kuartalan yang kurang memuaskan dan sentimen pasar yang melemah. Meski ada tantangan jangka pendek, inovasi produk dan visi masa depan perusahaan masih dianggap sebagai peluang oleh beberapa analis, sehingga pergerakan saham Coinbase ke depan perlu dipantau dengan cermat.
04 Agt 2025, 19.07 WIB

Coinbase: Penurunan Saham Bukan Isyarat Buruk, Kesempatan Investasi Menjanjikan

Coinbase: Penurunan Saham Bukan Isyarat Buruk, Kesempatan Investasi Menjanjikan
Coinbase mengalami penurunan saham yang tajam setelah hasil keuangan kuartal kedua yang lebih lemah dari perkiraan, tetapi analis Benchmark Mark Palmer menilai ini hanyalah gangguan sementara dan bukan tanda bahaya untuk perusahaan. Palmer tetap memberi rating beli dengan target harga Rp 6.92 juta ($421) , karena percaya pada potensi jangka panjang Coinbase. Salah satu faktor yang dianggap positif adalah perjanjian Coinbase dengan Circle dalam pembagian pendapatan USDC, sebuah stablecoin yang mendapat banyak perhatian setelah kebijakan baru GENIUS Act di Amerika Serikat. Ini menjadikan Coinbase siap mengambil keuntungan dari pertumbuhan penggunaan stablecoin. Selain itu, Coinbase mengembangkan produk dan layanan institusional seperti prime brokerage, crypto-as-a-service, dan derivatif yang diharapkan mendapat dorongan lebih jauh dengan adanya CLARITY Act, yang memungkinkan adopsi kripto lebih luas di pasar institusional. Perusahaan juga sedang membangun aplikasi super kripto yang menggabungkan berbagai layanan seperti trading, pembayaran, NFT, DeFi, dan developer tools, yang merupakan produk unik di pasar Amerika Serikat. Integrasi bursa terdesentralisasi memperluas pilihan token yang bisa diakses pengguna. Benchmark menyebutkan pula bahwa pendapatan transaksi Coinbase di bulan Juli melonjak 44% dibandingkan rata-rata kuartal kedua, menandakan potensi pemulihan aktivitas di pasar kripto. Hal ini mendukung pandangan bahwa masalah yang terjadi saat ini adalah jangka pendek dan masa depan Coinbase tetap cerah.

Baca Juga

  • Volatilitas Saham Coinbase di Tengah Perubahan Regulasi dan Keuangan

  • Spotify Umumkan Kenaikan Harga Langganan, Pengguna Boikot di Indonesia

  • Pertukaran Kripto Bullish Meluncurkan Roadshow IPO dengan Target Valuasi $4,23 Miliar

  • Coinbase Mengalami Volatilitas Saham di Tengah Penawaran Convertible Notes dan Penurunan Peringkat Analis

  • Regulasi Kripto dan Adopsi Institusional