
Selama bertahun-tahun, proyek fusi seperti ITER mengandalkan baja tahan karat 316LN yang memiliki kekuatan terbatas pada suhu sangat rendah dan mulai melemah setelah banyak siklus pemanasan dan pendinginan. Hal ini membatasi medan magnet yang dihasilkan ITER dan memaksa desain mesin menjadi sangat besar dan mahal.
China menghadapi tantangan membangun tokamak yang lebih kecil dan kuat, sehingga mereka menciptakan baja khusus bernama CHSN01. Baja ini mampu menahan medan magnet hingga 20 tesla dan stres elektromagnetik yang jauh lebih tinggi tanpa retak, sambil tetap lentur bahkan setelah 60.000 siklus.
CHSN01 dikembangkan dengan menyempurnakan bahan dasar Nitronic-50, mengurangi karbon menjadi sangat rendah agar tidak membentuk karbida rapuh, meningkatkan kadar nitrogen dan nikel untuk mempertahankan fase austenit yang tangguh pada suhu rendah, serta menambahkan vanadium untuk meningkatkan kekuatan tanpa mengurangi ketangguhan.
Kekuatan baja CHSN01 memungkinkan desain selongsong magnet yang lebih tipis dan ringan, sehingga menghemat biaya dan waktu dalam produksi serta memungkinkan pembuatan magnet dengan medan yang lebih tinggi. Hal ini merupakan terobosan penting untuk pengembangan tokamak kecil dan efisien.
Inovasi bahan ini tidak hanya berdampak pada fusi, tapi juga berpotensi mengubah teknologi di bidang lain yang membutuhkan magnet kriogenik, seperti MRI, akselerator partikel, kereta maglev, dan komputer kuantum, menjadikannya loncatan penting dalam teknologi material kriogenik.