
Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok telah memberikan dampak besar pada industri kendaraan listrik di Tiongkok. Kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan oleh AS membuat ekspor kendaraan listrik ke negara tersebut menjadi sangat sulit untuk dilakukan. Hal ini memaksa perusahaan-perusahaan di Tiongkok untuk mencari strategi baru agar dapat terus berkembang dan bersaing di pasar global.
Ren Zhengfei, pendiri dan CEO Huawei Technologies, dikenal sebagai tokoh yang berhasil membawa Huawei melewati berbagai pembatasan teknologi dari Amerika Serikat. Kini, Ren menjadi sumber inspirasi dan arahan bagi pemimpin perusahaan lain di Tiongkok, termasuk Zhu Huarong, ketua Changan Automobile, yang merupakan pabrikan mobil milik negara terkenal di sektor kendaraan listrik.
Kunjungan Zhu Huarong ke markas Huawei di Shenzhen menunjukkan bagaimana para pemimpin industri saling berbagi pengetahuan dan strategi. Selain bertemu Ren, Zhu juga berdiskusi dengan para eksekutif Huawei lainnya untuk memahami teknologi dan inovasi yang dapat diterapkan dalam bisnis otomotif dan kendaraan listrik.
Changan, Huawei, dan perusahaan baterai kontemporer CATL bekerja sama dalam Avatr Technology, sebuah perusahaan yang sedang mempertimbangkan untuk melantai di bursa saham Hong Kong dengan penawaran umum perdana senilai sekitar 1 miliar USD. Kerjasama ini mencerminkan sinergi lintas sektor untuk memperkuat posisi kendaraan listrik Tiongkok di pasar global.
Kisah Huawei dalam menghadapi larangan dan pembatasan dari AS menjadi pelajaran penting bagi para pembuat mobil dan perusahaan teknologi Tiongkok lainnya. Mereka melihat bagaimana inovasi, ketahanan, dan kolaborasi dapat membantu bertahan dan bahkan tumbuh di tengah kondisi yang penuh tantangan geopolitik dan ekonomi.