Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Teknologi

Huawei Mengurangi Ketergantungan pada Chip Memori Asing Melalui Teknologi Baru

Share

Huawei mengembangkan algoritma baru dan teknologi terkait untuk mengurangi ketergantungan Tiongkok pada chip memori asing, termasuk kolaborasi dengan Changan Automobile dan peluncuran teknologi HBM terbaru.

12 Agt 2025, 16.00 WIB

Huawei Perkenalkan Software untuk Permudah AI Tanpa Butuh Chip Mahal

Huawei Perkenalkan Software untuk Permudah AI Tanpa Butuh Chip Mahal
Huawei baru-baru ini meluncurkan sebuah alat perangkat lunak bernama Unified Cache Manager (UCM) yang bertujuan mempercepat proses inferensi dalam model kecerdasan buatan besar. Alat ini bisa mengalokasikan data dengan lebih efisien antara beberapa jenis memori dengan kecepatan dan latensi berbeda. Menurut wakil presiden Huawei, Zhou Yuefeng, penggunaan UCM selama pengujian berhasil mengurangi latensi inferensi hingga 90% dan meningkatkan throughput sistem hingga 22 kali lipat. Hal ini membuka peluang besar untuk optimalisasi performa AI tanpa memerlukan hardware berperingkat tinggi dan mahal. Inovasi perangkat lunak ini dilakukan karena akses ke chip memori HBM yang sangat cepat dan mahal sangat terbatas dan dikuasai oleh beberapa perusahaan besar asing. HBM sangat penting untuk kinerja AI, namun Huawei ingin mengurangi ketergantungan pada chip tersebut. Huawei berencana membuka akses sumber kode UCM di komunitas pengembang pada September mendatang dan kemudian bagi industri secara luas. Hal ini memperlihatkan komitmen mereka untuk mendorong pengembangan teknologi dalam negeri dan kolaborasi global. Pasar HBM diperkirakan akan terus tumbuh pesat seiring kemajuan AI. Dengan adanya alat seperti UCM yang juga mengandalkan memori lain seperti RAM standar dan SSD, perusahaan seperti Huawei dapat memperkuat posisi teknologi AI mereka tanpa hanya mengandalkan hardware impor yang mahal.
11 Agt 2025, 20.00 WIB

Ren Zhengfei Jadi Panutan Industri Tiongkok Hadapi Tarif dan Tekanan AS

Ren Zhengfei Jadi Panutan Industri Tiongkok Hadapi Tarif dan Tekanan AS
Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok telah memberikan dampak besar pada industri kendaraan listrik di Tiongkok. Kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan oleh AS membuat ekspor kendaraan listrik ke negara tersebut menjadi sangat sulit untuk dilakukan. Hal ini memaksa perusahaan-perusahaan di Tiongkok untuk mencari strategi baru agar dapat terus berkembang dan bersaing di pasar global. Ren Zhengfei, pendiri dan CEO Huawei Technologies, dikenal sebagai tokoh yang berhasil membawa Huawei melewati berbagai pembatasan teknologi dari Amerika Serikat. Kini, Ren menjadi sumber inspirasi dan arahan bagi pemimpin perusahaan lain di Tiongkok, termasuk Zhu Huarong, ketua Changan Automobile, yang merupakan pabrikan mobil milik negara terkenal di sektor kendaraan listrik. Kunjungan Zhu Huarong ke markas Huawei di Shenzhen menunjukkan bagaimana para pemimpin industri saling berbagi pengetahuan dan strategi. Selain bertemu Ren, Zhu juga berdiskusi dengan para eksekutif Huawei lainnya untuk memahami teknologi dan inovasi yang dapat diterapkan dalam bisnis otomotif dan kendaraan listrik. Changan, Huawei, dan perusahaan baterai kontemporer CATL bekerja sama dalam Avatr Technology, sebuah perusahaan yang sedang mempertimbangkan untuk melantai di bursa saham Hong Kong dengan penawaran umum perdana senilai sekitar 1 miliar USD. Kerjasama ini mencerminkan sinergi lintas sektor untuk memperkuat posisi kendaraan listrik Tiongkok di pasar global. Kisah Huawei dalam menghadapi larangan dan pembatasan dari AS menjadi pelajaran penting bagi para pembuat mobil dan perusahaan teknologi Tiongkok lainnya. Mereka melihat bagaimana inovasi, ketahanan, dan kolaborasi dapat membantu bertahan dan bahkan tumbuh di tengah kondisi yang penuh tantangan geopolitik dan ekonomi.
11 Agt 2025, 17.01 WIB

Huawei Umumkan Terobosan Teknologi Memori AI, Kurangi Ketergantungan Impor

Huawei Umumkan Terobosan Teknologi Memori AI, Kurangi Ketergantungan Impor
Huawei Technologies akan mengumumkan sebuah terobosan penting di bidang teknologi memori yang bertujuan mengurangi ketergantungan China pada chip high-bandwidth memory (HBM) yang selama ini didominasi oleh perusahaan teknologi Amerika Serikat dan Korea Selatan. Ini merupakan langkah strategis penting untuk mendukung ekosistem AI mandiri di China. Pengumuman tersebut direncanakan berlangsung di forum Financial AI Reasoning Application Landing and Development pada tahun 2025 di Shanghai, bekerja sama dengan China UnionPay. Forum ini berfokus pada penerapan dan pengembangan model AI dalam sektor keuangan yang semakin berkembang. HBM adalah jenis chip memori yang vital untuk menjalankan model AI yang membutuhkan transfer data berkecepatan sangat tinggi. Saat ini, perusahaan-perusahaan Amerika seperti Micron dan AMD serta perusahaan Korea seperti Samsung dan SK Hynix menguasai pasar ini secara global. Meski perusahaan chip memori China, seperti Yangtze Memory Technologies dan Changxin Memory Technologies, telah membuat kemajuan dalam teknologi dan kapasitas produksi, mereka masih belum mampu menyaingi kualitas dan skala produksi dari kompetitor luar negeri secara menyeluruh. Terobosan Huawei ini bisa menjadi momentum penting untuk mengurangi ketergantungan pada chip impor dan memperkuat posisi China dalam teknologi AI dan chip memori, yang merupakan sektor kunci bagi industri masa depan di era digital dan kecerdasan buatan.

Baca Juga

  • Huawei Mengurangi Ketergantungan pada Chip Memori Asing Melalui Teknologi Baru

  • Peningkatan Serangan Siber yang Disponsori Negara oleh Rusia, Korea Utara, dan China

  • Kebijakan dan Tantangan Teknologi Indonesia

  • Instagram Tingkatkan Fitur Privasi dengan Peta Berbagi Lokasi Baru

  • Peluncuran GPT-5 dan Implikasinya