Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Teknologi

Kemajuan Teknologi Drone Militer: Drone Hipersonik dan Kamikaze

Share

Perkembangan terbaru dalam teknologi drone militer mencakup pengembangan drone hipersonik dan drone kamikaze yang semakin canggih. Negara-negara seperti China dan perusahaan asal AS sedang berinovasi untuk meningkatkan kemampuan serangan drone, sementara Ukraina juga mengadopsi teknologi ini untuk memperkuat pertahanan mereka.

18 Agt 2025, 17.38 WIB

Griffon Aerospace Luncurkan Drone Dual-Role MQM-172 Arrowhead untuk Pelatihan dan Serang

Griffon Aerospace Luncurkan Drone Dual-Role MQM-172 Arrowhead untuk Pelatihan dan Serang
Griffon Aerospace, sebuah perusahaan pengembang drone asal Alabama, baru saja memperkenalkan MQM-172 Arrowhead, drone canggih yang memiliki kemampuan ganda. Drone ini dirancang untuk digunakan sebagai platform target pelatihan sekaligus sebagai drone serang sekali pakai yang dapat dikonfigurasi sesuai kebutuhan. Menurut Daniel Beck, manajer program Griffon, Arrowhead dibuat untuk memberikan fleksibilitas tinggi agar dapat memenuhi kebutuhan misi yang berubah-ubah. Drone ini memiliki kemampuan memuat muatan hingga 100 pound, memungkinkan pemasangan berbagai sensor atau hulu ledak sesuai dengan tipe operasi yang diinginkan. Dalam pengembangannya, Griffon Aerospace mengerjakan seluruh proses dari desain, produksi, hingga uji coba secara internal. Perusahaan ini berpengalaman memproduksi lebih dari 12.000 sistem pesawat tanpa awak, sehingga Arrowhead merupakan hasil dari serangkaian pengujian dan penyempurnaan yang panjang. Penggunaan drone dengan peran ganda ini dianggap sebagai solusi efisien untuk militer yang membutuhkan perangkat pelatihan realistis serta opsi serang yang murah dan cepat diterapkan. Tren global menunjukkan semakin banyak negara yang mengandalkan drone dalam berbagai operasi militer, dari pengintaian hingga serangan presisi. Dengan meluncurkan MQM-172 Arrowhead, Griffon Aerospace berharap dapat memperkuat posisinya di pasar drone AS dan internasional. Drone ini diharapkan menjadi alat penting dalam pelatihan militer sekaligus menawarkan kemampuan serang yang praktis, menjawab kebutuhan militer masa kini dan masa depan.
17 Agt 2025, 20.54 WIB

Revolusi Pesawat Sayap Oblique Tiongkok: Terbang Hipersonik dan Drone Swarm

Revolusi Pesawat Sayap Oblique Tiongkok: Terbang Hipersonik dan Drone Swarm
Para insinyur Tiongkok sedang mengembangkan pesawat dengan desain sayap oblique, yaitu sayap tunggal yang bisa berputar mengelilingi badan pesawat. Konsep ini sudah ada sejak tahun 1940-an tapi belum pernah digunakan secara luas karena masalah stabilitas dan kontrol yang sulit ditangani pada masa itu. Pada kecepatan rendah, sayap ini akan berada dalam posisi normal untuk mendukung lepas landas dan pendaratan. Sedangkan pada kecepatan tinggi, sayap akan berputar sejajar dengan badan pesawat untuk mengurangi hambatan dan memungkinkan pesawat melaju hingga Mach 5, atau sekitar 6.000 km/jam. Teknologi modern seperti kecerdasan buatan dan komputer super digunakan untuk memprediksi dan mengatur aliran udara di sekitar pesawat, serta menjaga stabilitas melalui perangkat aktif seperti canards, sayap ekor, dan sensor pintar. Ini mengatasi kelemahan pesawat model sebelumnya yang sulit dikontrol saat sayap miring. Pesawat ini direncanakan bukan hanya untuk kecepatan tinggi, tetapi juga berfungsi sebagai kapal induk drone yang bisa membawa puluhan drone otonom untuk misi serangan swarm ke target lawan, membuatnya sangat efektif dalam peperangan modern. Namun, tantangan besar tetap ada dalam hal kekuatan poros pivot yang harus menahan suhu ekstrem, tekanan mekanik, dan getaran saat pesawat terbang dengan kecepatan tinggi. Solusi berupa sistem monitoring realtime dan redundansi sangat dibutuhkan supaya pesawat tetap aman dan andal.
15 Agt 2025, 22.30 WIB

Inovasi Sistem Senjata Otomatis BURIA di Kendaraan Tempur Tanpa Awak THeMIS

Inovasi Sistem Senjata Otomatis BURIA di Kendaraan Tempur Tanpa Awak THeMIS
Perusahaan Estonia, Milrem Robotics, telah berhasil memasang sistem senjata otomatis BURIA, yakni peluncur granat 40mm, pada kendaraan tempur tak berawak THeMIS yang dirancang untuk berbagai operasi militer. Sistem ini mampu menarget hingga jarak 1.100 meter, memberikan kemampuan serangan yang presisi dari jarak jauh. Uji tembak langsung dilakukan di Ukraina dalam kondisi medan tempur nyata, di mana sistem tersebut menunjukkan kestabilan tinggi dan kemampuan pelacakan target yang akurat. Keberhasilan ini menandai terobosan baru dalam pengembangan kemampuan dukungan tempur tanpa awak. Proyek ini adalah hasil kolaborasi antara Milrem Robotics dari Estonia dan Frontline, perusahaan teknologi pertahanan asal Ukraina. Kerja sama ini memperlihatkan perpaduan inovasi teknologi dari Ukraina dengan rekayasa dan manufaktur Eropa yang kuat. Sejak Januari 2025, sistem senjata ini sudah mulai digunakan oleh unit militer dan dalam tahap produksi massal. Pelatihan khusus juga telah dilakukan untuk memastikan kesiapan penugasan di garis depan dengan dukungan teknologi robotik mutakhir. Milrem Robotics dan Frontline berencana melanjutkan uji coba dan validasi taktis sistem ini untuk menyempurnakan performa dalam berbagai kondisi tempur. Data dari pengujian ini akan menjadi dasar untuk pengembangan dan strategi penyebaran di masa depan.

Baca Juga

  • Investasi Signifikan Mendorong Pertumbuhan Infrastruktur AI dan Komputasi Awan

  • Nvidia Meningkatkan AI Gaming dengan GPU RTX 5080 dan Demo Game Instan di Discord

  • Robot Humanoid Masuk ke Arena Budaya dan Kompetitif

  • Kemajuan Teknologi Drone Militer: Drone Hipersonik dan Kamikaze

  • Persimpangan Strategis OpenAI: Menavigasi Pertumbuhan dan Kompetisi