Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Sains

Kemajuan China dalam Teknologi Antariksa dan Nuklir

Share

China terus memperkuat posisinya di bidang teknologi antariksa dan nuklir dengan mengembangkan program antariksa berawak menuju misi bulan, teknologi roket dapat digunakan kembali, serta penelitian dan pembangunan reaktor fusi nuklir. Upaya ini tidak hanya meningkatkan kemampuan pertahanan nasional tetapi juga berkontribusi pada inovasi ilmiah global yang dapat membawa dampak positif bagi kemajuan teknologi dan energi berkelanjutan.

24 Agt 2025, 21.03 WIB

Sanksi AS Memaksa China Mandiri, Jadi Contoh Energi Nuklir Global

Sanksi AS Memaksa China Mandiri, Jadi Contoh Energi Nuklir Global
Washington memberlakukan sanksi ketat terhadap perusahaan tenaga nuklir China, China General Nuclear Power Group (CGN), karena kekhawatiran terkait keamanan nasional. Sanksi ini termasuk blacklist sejak 2019 dan larangan atas lisensi peralatan yang membuat China sulit mengakses teknologi nuklir dari luar. Meski diberi sanksi, China berhasil mengubah tantangan ini menjadi peluang untuk mengembangkan keahlian dan produksi dalam negeri. Hasilnya, mereka berhasil menciptakan ekosistem energi nuklir yang mandiri dan efisien, dengan kapasitas produksi peralatan yang hampir seluruhnya berasal dari dalam negeri. Sama Bilbao y León, direktur World Nuclear Association, yang mengunjungi fasilitas nuklir China, terkesan dengan kemampuan dan skala industri nuklir China yang sangat maju. Ia menyebut kemajuan ini sebagai hasil yang ‘luar biasa’ yang terjadi meskipun ada tekanan internasional. Di sisi lain, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa saat ini mengalami kesulitan dalam pengembangan energi nuklir, dengan menghadapi masalah seperti keterlambatan proyek dan rantai pasok yang rapuh. Hal ini membuat dunia Barat kesulitan mengejar ketertinggalan teknologi nuklir dibandingkan China. Menurut Bilbao y León, solusi terbaik untuk mempercepat kemajuan energi nuklir adalah dengan mengedepankan kerja sama global di antara negara-negara, agar bisa saling berbagi pengalaman dan praktik terbaik, bukan dengan menerapkan isolasi dan sanksi yang justru menghambat perkembangan teknologi.
23 Agt 2025, 16.38 WIB

China Perlihatkan Drone Baru Berdesain Mirip Pesawat Siluman B-2 Amerika

China Perlihatkan Drone Baru Berdesain Mirip Pesawat Siluman B-2 Amerika
Belakangan ini, media sosial heboh dengan gambar drone baru milik China yang desainnya mirip pesawat tempur B-2 Amerika. Meskipun gambarnya terlihat kabur, banyak yang mengaitkan drone ini sebagai alat pengintaian canggih yang memiliki sayap besar mirip B-2. Gambar ini memperlihatkan drone dari belakang dengan roda pendaratan terbuka dan sirip kemudi terbagi, yang biasanya dalam posisi ini adalah saat drone sedang lepas landas atau mendarat. Namun, sumber asli dan tanggal gambar masih belum jelas, sehingga identitas drone ini masih misterius. Beberapa analis menduga drone ini bukan CH-7 yang ukurannya lebih kecil, melainkan kendaraan udara tanpa awak berdaya tahan lama dan berteknologi tinggi, di antaranya adalah model WZ-X yang pernah terlihat di pangkalan pengujian Malan di China. Pangkalan Malan sendiri relatif baru dan memiliki fasilitas yang mirip dengan hangar pesawat siluman B-2 di Amerika, menambah dugaan bahwa drone ini merupakan proyek besar China untuk masuk ke arena drone stealth ukuran besar. Para ahli memperkirakan drone ini akan digunakan untuk pengintaian tinggi dan berjangka waktu lama, mampu menembus pertahanan lawan tanpa mudah terdeteksi, yang menjadi langkah besar China dalam mempersempit kesenjangan teknologi udara-militer dengan Amerika Serikat.
23 Agt 2025, 06.15 WIB

Perkembangan Pembangunan IKN dan Tantangan Lingkungan di Kalimantan Timur

Perkembangan Pembangunan IKN dan Tantangan Lingkungan di Kalimantan Timur
Pemerintah Indonesia mulai memindahkan ibu kota negara ke Nusantara, yang terletak di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) resmi dimulai pada Juli 2022 sebagai solusi mengatasi permasalahan ibu kota saat ini, Jakarta. Jakarta menghadapi berbagai masalah lingkungan serius seperti banjir, kemacetan, polusi udara, dan kekurangan air minum karena kepadatan penduduk yang tinggi dan urbanisasi yang cepat. Gambar satelit dari NASA menunjukkan perubahan besar di wilayah IKN antara April 2022 dan Februari 2024. Banyak lahan hutan dan perkebunan sawit dibuka untuk pembangunan infrastruktur kota baru. Hal ini menjadi tanda jelas bahwa pembangunan fisik IKN terus berlanjut tanpa ada moratorium dari pemerintah, sesuai dengan penegasan Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono. Kawasan IKN merupakan wilayah yang kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk hutan bakau dan satwa seperti bekantan dan lumba-lumba Irrawaddy. Oleh karena itu, pengubahan penggunaan lahan di daerah ini menimbulkan kekhawatiran dari para ahli lingkungan dan peneliti tentang dampak pembangunan terhadap habitat alami dan keberlangsungan spesies di sana. Jakarta saat ini terancam tenggelam dalam beberapa tahun ke depan akibat penurunan permukaan tanah yang mencapai 15 sentimeter per tahun akibat pengambilan air tanah secara berlebihan. Ini menambah urgensi pemindahan ibu kota ke wilayah yang lebih aman dan lestari seperti IKN di Kalimantan Timur. Pemerintah berharap pembangunan ini dapat mengurangi tekanan di Jakarta dan memberi dampak positif jangka panjang. Pembangunan IKN direncanakan selesai sepenuhnya pada tahun 2045. Meski telah banyak perubahan di lahan sejak 2022, kota baru ini masih jauh dari rampung dan memerlukan pengawasan ketat agar kelestarian lingkungan tetap terjaga sembari mencapai tujuan pembangunan yang diharapkan.
22 Agt 2025, 21.18 WIB

General Fusion Dapat Pendanaan Baru Senilai 22 Juta Dolar untuk Terus Kembangkan Energi Fusi Nuklir

General Fusion Dapat Pendanaan Baru Senilai 22 Juta Dolar untuk Terus Kembangkan Energi Fusi Nuklir
General Fusion, perusahaan startup asal Kanada yang mengembangkan teknologi energi fusi nuklir, mendapat suntikan dana sebesar 22 juta dolar AS. Suntikan dana ini datang setelah kondisi keuangan perusahaan sempat berada di titik terendah hingga harus melakukan pemutusan hubungan kerja pada beberapa karyawannya. CEO perusahaan, Greg Twinney, sempat menulis surat terbuka untuk meminta bantuan dana agar proyek mereka tetap berjalan. Sebelumnya, General Fusion telah membuat prototipe setengah skala reaktor nuklir yang bernama Lawson Machine 26 (LM26). Prototipe ini menggunakan teknologi magnetized target fusion yang diharapkan dapat mencapai titik scientific breakeven pada sekitar tahun 2026. Scientific breakeven adalah kondisi dimana energi yang dihasilkan dari reaksi fusi sama dengan energi yang dibutuhkan untuk memulai reaksi tersebut. Teknologi yang dikembangkan melibatkan penggunaan bahan bakar seperti deuterium dan kompresi elektromagnetik pada pelapis lithium cair yang ditekan dari luar menggunakan piston yang digerakkan oleh uap. Kombinasi medan magnet dan tekanan dari pelapis lithium tersebut diharapkan bisa menghasilkan plasma yang cukup panas dan padat untuk memulai reaksi fusi di dalam reaktor. Dana baru ini juga memungkinkan General Fusion untuk tetap melanjutkan pengembangan teknologinya sekaligus memperkuat kepemimpinan perusahaan dengan menambah anggota baru di dewan direksi. Investor utama dalam putaran pendanaan ini adalah Segra Capital dan PenderFund. Perusahaan juga berencana untuk terus mencari pendanaan lebih lanjut agar target komersialisasi energi fusi di tahun 2030-an bisa tercapai. LM26 saat ini sedang dibangun di Richmond, Kanada, dan data dari mesin ini nantinya akan digunakan untuk mengembangkan mesin fusi generasi berikutnya yang rencananya akan dibangun di Inggris. Dengan adanya pendanaan baru dan kemajuan teknologi, General Fusion berharap dapat mempercepat jalan menuju energi fusi yang dapat memasok listrik bersih dan berkelanjutan di masa depan.
22 Agt 2025, 07.00 WIB

Inovasi Bioteknologi China Tawarkan Solusi Murah untuk Pasar Global Meski Tantangan Geopolitik

Inovasi Bioteknologi China Tawarkan Solusi Murah untuk Pasar Global Meski Tantangan Geopolitik
Inovasi obat-obatan mutakhir dari perusahaan bioteknologi di China semakin menarik perhatian perusahaan multinasional di seluruh dunia. Mereka tertarik pada produk yang datang dari China karena dianggap lebih efisien dari segi biaya dan memiliki kualitas yang menjanjikan. Salah satu dana penting di bidang ini adalah CR-CP Life Science Fund, yang dikelola bersama oleh China Resources Group dan Charoen Pokphand Group dari Thailand, dengan dana kelolaan sebesar 170 juta dolar AS sejak tahun 2019. Dana ini telah mendukung perusahaan yang berhasil mencatatkan sahamnya di pasar saham utama seperti Legend Biotech di New York dan Mirxes di Hong Kong. Ini memperlihatkan bahwa perusahaan biotek China mampu bersaing di level global. Namun, walaupun kemampuan teknologi dan efisiensi produksi telah meningkat, perusahaan biotek China masih menghadapi hambatan dari ketegangan geopolitik yang dapat mempengaruhi kesempatan mereka untuk memperluas pasar secara global. Menurut para analis dan investor, perkembangan ini menunjukkan bahwa China memiliki potensi nyata untuk membantu menurunkan biaya kesehatan global melalui inovasi bioteknologi, meskipun tantangan tetap harus dihadapi untuk mencapai posisi dominan di pasar dunia.
21 Agt 2025, 20.57 WIB

Semen Inovatif dari China Tahan Panas dengan Teknologi Pemantul Cahaya

Para peneliti dari Southeast University di China berhasil mengembangkan jenis semen baru yang tidak menyerap sinar matahari, melainkan memantulkan dan menyebarkannya. Inovasi ini dilakukan dengan memodifikasi partikel semen sehingga membentuk struktur yang mampu memantulkan hingga 96,2% sinar matahari. Hal ini membantu mengurangi pemanasan pada permukaan bangunan yang menggunakan semen tersebut. Semen supercool ini juga memiliki daya tahan tinggi terhadap berbagai kondisi ekstrim seperti radiasi ultraviolet, cairan korosif, dan siklus pembekuan-pencairan. Dengan teknologi metasurface, material ini bukan hanya ringan tetapi juga mekanis kuat, tahan abrasi, dan mampu membentuk berbagai bentuk kompleks tanpa kehilangan kekuatannya. Tes lapangan nyata dilakukan pada atap gedung, di mana suhu permukaan semen baru ini tercatat 5,4°C lebih rendah dibanding sekitarnya saat suhu udara mencapai 38,4°C. Sebaliknya, semen konvensional bisa mencapai suhu 59°C, menunjukkan penurunan panas yang dramatik berkat inovasi material ini. Selain keunggulan teknis, semen ini juga diklaim memiliki biaya produksi yang efisien dan proses pembuatan yang dapat diskalakan secara massal. Hal ini membuat inovasi ini sangat menjanjikan untuk aplikasi bangunan di kota-kota besar guna menghemat energi dan mengurangi jejak karbon. Penemuan semen supercool ini merupakan kemajuan besar dalam pengembangan bahan bangunan ramah lingkungan. Penggunaan semen ini bisa menjadi salah satu langkah penting dalam respons terhadap perubahan iklim dan urbanisasi yang terus berkembang, terutama untuk mengurangi kebutuhan pendingin ruangan di gedung-gedung perkotaan.
21 Agt 2025, 20.11 WIB

GRETA: Detektor Gamma-ray Canggih untuk Menyelidik Rahasia Inti Atom

GRETA adalah alat deteksi gamma-ray baru dan sangat sensitif yang dibangun oleh tim dari Lawrence Berkeley National Laboratory. Alat ini memungkinkan ilmuwan untuk melihat dengan detail yang lebih tinggi ke dalam inti atom, sumber unsur berat, dan materi di alam semesta. GRETA menggunakan modul germanium yang didinginkan untuk menangkap jejak energi dari gamma-ray yang dihasilkan saat inti atom stabil kembali. Dalam eksperimen, partikel ditembakkan ke target yang terletak di pusat GRETA sehingga menciptakan inti atom yang tidak stabil dan sangat energik. Saat inti ini kembali stabil, mereka memancarkan radiasi gamma yang dipantau oleh detektor. Data ini seperti sidik jari yang membantu ilmuwan mengenali karakteristik unik tiap isotop. GRETA menggabungkan modul-modul detektor GRETINA sebelumnya dengan tambahan modul baru, sehingga membentuk bola detektor lengkap dengan 30 modul. Tiap modul berisi kristal germanium ultra murni yang didinginkan hingga suhu sangat rendah agar sensitivitas maksimal. Argonne National Laboratory berperan dalam sistem trigger untuk menyeleksi data penting dari jumlah interaksi yang sangat besar. Selain hardware, GRETA juga menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memperbaiki rekonstruksi jalur gamma-ray dan dipadukan dengan software canggih DELERIA yang mampu memproses data dalam jumlah sangat besar dengan kecepatan tinggi. Uji coba alat ini menunjukkan GRETA dapat menangani lebih dari 511.000 interaksi gamma-ray per detik, melampaui target desainnya. Alat ini akan dikirim ke Facility for Rare Isotope Beams di Michigan State University pada akhir tahun ini dan mulai digunakan untuk eksperimen tahun 2026. GRETA dirancang untuk dipindahkan dan digunakan juga di fasilitas lain untuk memanfaatkan variasi jenis particle beam yang berbeda, memperluas peluang riset nuklir dan astrofisika masa depan.
21 Agt 2025, 19.58 WIB

Protein dari Sel Hidup Jadi Qubit: Sensor Kuantum Masa Depan Dalam Tubuh Kita

Para ilmuwan dari University of Chicago Pritzker School of Molecular Engineering telah berhasil mengubah sebuah protein yang berasal dari sel hidup menjadi qubit, unit dasar informasi dalam dunia komputasi kuantum. Ini merupakan langkah besar yang menunjukkan bahwa teknologi kuantum bisa bekerja di dalam lingkungan yang hangat dan berisik seperti di dalam tubuh kita. Protein yang mereka gunakan adalah Enhanced Yellow Fluorescent Protein (EYFP), yang biasa dipakai di dunia biologi untuk menandai sel secara fluoresen. Kini, protein ini mampu menunjukkan perilaku kuantum seperti spin koherensi dan resonansi magnetik yang biasanya hanya bisa dicapai pada kondisi sangat dingin dan terkontrol. Yang menarik, protein qubit ini dapat diinisialisasi, diubah-ubah menggunakan gelombang mikro, dan dibaca menggunakan cahaya, bahkan saat berada langsung di dalam sel hidup. Ini membuka peluang untuk menciptakan sensor kuantum yang dapat memantau proses biologis secara langsung dan sangat sensitif. Meskipun sensitivitasnya tidak sebaik sensor kuantum yang terbuat dari berlian, kelebihan utama dari protein qubit ini adalah kemampuannya yang bisa diprogram secara genetik di dalam organisme hidup. Ini artinya, di masa depan kita bisa mengamati proses seperti pelipatan protein dan perkembangan penyakit sejak awal dengan teknologi kuantum. Penemuan ini menandai era baru di mana batas antara fisika kuantum dan biologi mulai kabur, sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi akan mengarah pada pemahaman serta aplikasi yang lebih mendalam terkait kehidupan dan materi pada skala atom.

Baca Juga

  • Integrasi AI dan Bioteknologi Merevolusi Kesehatan

  • Kemajuan China dalam Teknologi Antariksa dan Nuklir

  • Penemuan Arkeologi Baru Mencerahkan Peradaban Kuno dan Evolusi Manusia

  • Kemajuan dalam Integrasi Bioteknologi dan AI ke Produk Medis dan Konsumen

  • Pesawat Luar Angkasa Militer Rahasia AS dan Rahasia Alien