
Pemerintah Amerika Serikat telah mengumumkan bahwa mereka mencabut status fast-track untuk beberapa pabrik chip asing di Cina, termasuk Samsung, SK Hynix, dan Intel Semiconductor Dalian. Langkah ini berarti pabrik-pabrik tersebut harus mengajukan izin khusus untuk menggunakan beberapa alat produksi chip berbasis teknologi AS.
Keputusan ini mulai berlaku sejak 31 Desember dan bertujuan untuk menghambat ekspansi kapasitas serta pembaruan teknologi di pabrik-pabrik tersebut. Dengan kebijakan ini, AS berusaha menutup celah kontrol ekspor yang selama ini memungkinkan perusahaan asing untuk tetap menggunakan teknologi AS di Cina secara leluasa.
Langkah ini terjadi di tengah ketegangan antara AS-Cina yang terus meningkat dalam persaingan teknologi, khususnya di sektor semikonduktor. Kebijakan ini juga bertepatan dengan usaha Cina untuk mendorong swasembada teknologi sendiri dalam industri chip demi mengurangi ketergantungan pada teknologi luar negeri.
Para analis menilai bahwa AS akan terus memperketat kontrol ekspor dan menginstruksikan sekutunya untuk membatasi ekspor teknologi ke Cina. Akibatnya, industri semikonduktor dunia diperkirakan akan semakin terfragmentasi yang juga merupakan dampak dari tren deglobalisasi.
Dalam jangka panjang, langkah AS ini mendorong Cina untuk melakukan inovasi dan pengembangan teknologi dalam negeri lebih intensif, sehingga persaingan teknologi di bidang chip akan semakin sengit dan kompleks antara kedua negara tersebut.