
Klarna, startup asal Swedia yang menawarkan layanan beli sekarang bayar nanti (BNPL), mengumumkan rencana melanjutkan penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Saham New York. Perusahaan berharap dapat mengumpulkan dana sebesar 1,27 miliar dolar AS dengan menjual saham antara harga 35 hingga 37 dolar AS per lembar saham.
Dalam IPO ini, Klarna dan sejumlah pemegang sahamnya akan menjual total 34,3 juta saham. Klarna sendiri akan menerima hasil dari penjualan sekitar 5,6 juta saham, sedangkan pemegang saham lain akan melepas hampir 29 juta saham, memperlihatkan keinginan sebagian besar pemegang saham untuk keluar sebagian dari investasinya.
Klarna merencanakan pencatatan sahamnya menggunakan kode 'KLAR' di Bursa Saham New York. Keputusan ini hadir setelah perusahaan mengurangi valuasinya drastis dari puncak 45 miliar dolar AS tahun 2021 menjadi sekitar 6,5 miliar dolar AS akibat perubahan kondisi pasar dan berakhirnya era suku bunga rendah.
Meskipun mengalami tekanan valuasi, Klarna tetap menunjukkan pertumbuhan positif dengan peningkatan pendapatan sebesar 54% di kuartal kedua tahun ini, mencapai 823 juta dolar AS. Perusahaan juga mencatat kenaikan nilai barang yang diproses sebesar 14% menjadi 6,9 miliar dolar AS, meskipun masih mengalami kerugian bersih sebesar 53 juta dolar AS, namun lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya.
Beberapa bank besar seperti Goldman Sachs, JP Morgan, dan Morgan Stanley ikut menjadi penjamin emisi dalam IPO ini. Kesuksesan IPO ini akan menjadi tolak ukur penting bagi Klarna dalam memperkuat posisi pasar dan mendukung ekspansi bisnis di tengah persaingan ketat di industri layanan keuangan digital.