Fokus
Bisnis

Trump dan Xi Memajukan Kesepakatan TikTok untuk Menyelesaikan Kekhawatiran

Share

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping membuat kemajuan dalam kesepakatan mengenai TikTok, yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah regulasi dan kekhawatiran keamanan terkait aplikasi tersebut.

26 Sep 2025, 19.00 WIB

Perjalanan TikTok dari Aplikasi Biasa hingga Viral di Seluruh Dunia

Perjalanan TikTok dari Aplikasi Biasa hingga Viral di Seluruh Dunia
TikTok adalah aplikasi video pendek yang pertama kali diluncurkan oleh perusahaan Beijing bernama ByteDance. Perusahaan ini didirikan oleh Zhang Yiming pada tahun 2012 di Beijing, China. Pada tahun 2016, ByteDance meluncurkan Douyin, aplikasi video pendek yang hanya bisa diakses di China daratan. Pada tahun 2017, ByteDance membawa Douyin ke pasar internasional dengan nama baru yaitu TikTok. TikTok langsung mendapatkan popularitas yang besar di berbagai negara karena teknologi algoritma canggih yang bisa menampilkan video sesuai minat pengguna dengan sangat akurat. Kesuksesan TikTok membuatnya menjadi aplikasi yang sangat populer di seluruh dunia. Namun, keberhasilan ini juga menarik perhatian pemerintah Amerika Serikat dan beberapa negara lain. Mereka khawatir soal data pribadi pengguna dan keamanan nasional karena aplikasi ini berasal dari China. Selama beberapa tahun, TikTok menghadapi berbagai tantangan terkait kebijakan dan regulasi keamanan, terutama di Amerika Serikat. Beberapa kali aplikasi ini sempat dilarang atau dibatasi karena alasan tersebut. Karena itu, ByteDance mencari solusi agar TikTok bisa tetap beroperasi dengan aman. Solusinya adalah ByteDance berencana membuat kesepakatan dengan investor Amerika agar mereka bisa mengendalikan TikTok di pasar Amerika Serikat. Dengan cara ini, TikTok berharap bisa mendapatkan kepercayaan dan terus berkembang sebagai salah satu aplikasi media sosial terbesar di dunia.
26 Sep 2025, 18.00 WIB

Trump Resmikan Kesepakatan TikTok AS: Masa Depan Algoritma di Tangan Amerika

Trump Resmikan Kesepakatan TikTok AS: Masa Depan Algoritma di Tangan Amerika
TikTok telah menjadi salah satu aplikasi media sosial terbesar dengan hampir 1,6 miliar pengguna aktif bulanan secara global pada tahun 2025, termasuk 150 juta di Amerika Serikat. Kepopuleran dan jangkauan besar ini menjadikan TikTok sangat penting dalam pasar iklan digital, sehingga setiap keputusan terkait masa depan TikTok memiliki dampak besar bagi industri teknologi dan pemasaran. Sejak 2019, pemerintah AS mengekspresikan kekhawatiran atas hubungan TikTok dengan ByteDance, perusahaan asal China, dan potensi ancaman keamanan nasional. Komite Investasi Asing di AS membuka kembali kasus akuisisi Musical.ly oleh ByteDance, diikuti oleh perintah divestasi atau pelarangan pada 2020, yang memaksa TikTok mencari solusi agar tetap beroperasi di AS. Pada 2024, Kongres AS mengesahkan undang-undang nasional yang mensyaratkan divestasi TikTok, dan hakim Mahkamah Agung meneguhkan ketentuan ini pada awal 2025. Perundingan panjang akhirnya membuahkan kesepakatan September 2025, di mana konsorsium Amerika dipimpin oleh Oracle, Silver Lake, dan MGX mengambil alih operasi TikTok di AS senilai sekitar 14 miliar dolar. Dalam kesepakatan tersebut, ByteDance tetap memegang lisensi algoritma, namun Oracle bertanggung jawab untuk melatih ulang algoritma menggunakan data dari pengguna AS untuk memastikan independensi dan mencegah manipulasi konten. Proses ini juga mengintegrasikan pengawasan agar konten di platform tetap aman dan dapat dipercaya oleh pengiklan. Walaupun kesepakatan ini disambut optimis oleh para pendukung yang melihatnya sebagai jalan tengah yang realistis, ada kekhawatiran akan risiko teknis dan eksekusi yang rumit. Keberhasilan proyek ini akan menentukan apakah TikTok dapat terus mempertahankan posisinya tanpa kehilangan daya tarik akibat perubahan operasi dan kontrol teknologinya.
20 Sep 2025, 14.42 WIB

ByteDance dan TikTok Hadapi Tantangan Besar di Tengah Ketegangan AS-China

ByteDance dan TikTok Hadapi Tantangan Besar di Tengah Ketegangan AS-China
ByteDance, perusahaan asal China yang memiliki aplikasi TikTok, sedang berada dalam posisi sulit karena tekanan dari pemerintah Amerika Serikat terkait operasi TikTok di negara tersebut. Pemerintah AS khawatir bahwa kontrol algoritma TikTok ada di tangan China, yang bisa menimbulkan risiko keamanan data. Dalam upaya menemukan solusi, Presiden AS Donald Trump berbicara dengan Presiden China Xi Jinping. Kedua pemimpin berharap kesepakatan bisa dicapai agar TikTok tetap beroperasi di pasar AS. ByteDance kemudian menyampaikan pernyataan resmi yang berbeda versi dalam bahasa Cina dan Inggris, menunjukkan keseimbangan antara kepatuhan hukum China dan permintaan AS. ByteDance belum menjelaskan apakah mereka akan menjual bagian operasi TikTok di AS kepada investor Amerika, meskipun Trump menyebut bahwa ada investor terkenal dari AS yang akan memiliki kendali atas TikTok. Namun, kontrol penuh atas algoritma oleh Amerika masih belum pasti. Perusahaan tersebut mengucapkan terima kasih kepada kedua kepala negara atas upaya mereka dalam menjaga keberlangsungan TikTok di AS. Hal ini memperlihatkan sensitivitas politik dan ekonomi yang muncul di tengah hubungan China-AS yang tegang, khususnya di bidang teknologi. Ke depan, ada kemungkinan TikTok akan diawasi lebih ketat oleh investor dan pemerintah AS, dengan model operasi yang menyeimbangkan kepentingan kedua negara. Kesepakatan ini akan sangat menentukan bagaimana TikTok beradaptasi dan bertahan dalam pasar AS yang sangat penting.
20 Sep 2025, 14.07 WIB

Trump Ungkap Xi Setujui Kesepakatan TikTok, Hubungan AS-China Menghangat

Trump Ungkap Xi Setujui Kesepakatan TikTok, Hubungan AS-China Menghangat
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Presiden China Xi Jinping telah setuju dengan kesepakatan terkait aplikasi media sosial TikTok. Pernyataan ini muncul setelah kedua pemimpin mengadakan pembicaraan telepon, menandai komunikasi langsung pertama sejak Juni. Meskipun detail kesepakatan belum jelas, langkah ini menjadi tanda kemajuan dalam negosiasi yang selama ini penuh ketegangan. TikTok telah lama menjadi isu sensitif antara Washington dan Beijing. AS berupaya mengalihkan kendali aplikasi tersebut ke tangan investor domestik seperti Oracle, guna memenuhi aturan keamanan nasional yang ketat. Selain itu, pihak investor diketahui bakal membayar biaya tertentu kepada pemerintah AS sebagai bagian dari skema kesepakatan yang dinegosiasikan secara intensif di Madrid pekan ini bersamaan dengan pembicaraan perdagangan. Pemerintah China menegaskan sikap terbuka terhadap keputusan bisnis dan prinsip negosiasi berdasarkan aturan pasar tanpa diskriminasi. Mereka berharap AS memberikan lingkungan bisnis yang adil bagi perusahaan China yang berinvestasi di Amerika. Beijing menggambarkan percakapan dengan Trump berlangsung pragmatis dan konstruktif, juga menegaskan kembali pentingnya hubungan baik antara kedua negara. Selain masalah TikTok, Trump dan Xi membahas berbagai isu penting lain seperti perdagangan, krisis fentanyl, serta upaya mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Trump juga menyampaikan rencana pertemuan dengan Xi dalam KTT APEC di Korea Selatan pada akhir Oktober serta kemungkinan kunjungan ke China awal tahun depan, meskipun Beijing belum mengonfirmasi rencana tersebut. Di sisi lain, ketegangan tetap terasa karena perang dagang yang belum selesai. Perusahaan teknologi AS seperti Microsoft dan Nvidia terus melakukan investasi besar di Inggris dan China, namun juga menghadapi pembatasan dari pemerintah China. Meski demikian, langkah dialog dan kesepakatan sementara memberikan harapan untuk meredanya konflik ekonomi antara kedua kekuatan dunia.
20 Sep 2025, 09.51 WIB

Trump dan Xi Capai Kemajuan Kesepakatan TikTok dan Isu Dagang di Korea Selatan

Pada panggilan telepon panjang antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping, keduanya mencapai kemajuan dalam kesepakatan yang terkait dengan aplikasi populer TikTok. Pertemuan ini juga membahas berbagai isu besar seperti perdagangan, narkotika, dan perang Rusia-Ukraina, menunjukkan adanya niat baik untuk mengecilkan ketegangan yang terjadi di antara kedua negara. Meski belum ada kesepakatan resmi mengenai status kepemilikan dan pengendalian TikTok, Trump mengatakan bahwa Xi telah menyetujui kerangka dasar kesepakatan tersebut. Kesepakatan ini bertujuan agar TikTok tetap beroperasi di Amerika Serikat dengan kontrol yang ketat dari pihak AS, sebagai respons terhadap tekanan Kongres untuk menutup aplikasi jika ByteDance tidak menjual asetnya sebelum Januari 2025. Ketegangan dagang yang telah berlangsung lama turut menjadi perhatian dalam pembicaraan ini. Trump menyebut adanya pergerakan positif terkait masalah perdagangan dan tarif yang telah membuat hubungan ekonomi kedua negara sempat tertekan, ditambah dengan isu keamanan seperti kontrol bahan kimia terkait fentanyl yang memperparah hubungan diplomatik kedua negara. Selain rencana pembicaraan pada forum APEC di Korea Selatan, Trump juga mengumumkan niatnya untuk berkunjung ke Cina awal tahun depan dan mengundang Xi Jinping ke AS di masa mendatang. Meski demikian, beberapa isu sensitif seperti Taiwan tidak dibahas dalam panggilan ini, menandakan adanya keterbatasan dalam pembicaraan diplomatik saat ini. Para analis memperkirakan bahwa kesepakatan tentang TikTok dapat menjadi door opener untuk pembicaraan lebih lanjut dalam hubungan AS-Cina yang rumit. Namun, masalah teknis seputar pengendalian algoritma dan kepemilikan masih menjadi penghalang utama yang harus diselesaikan untuk mencapai kesepakatan yang benar-benar menguntungkan dan aman bagi kedua pihak.