Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Bisnis

AS Amerika Serikat Menerapkan Kenaikan Biaya Visa H-1B yang Signifikan Mempengaruhi Sektor Teknologi dan Imigrasi

Share

Amerika Serikat telah memberlakukan kenaikan biaya visa H-1B yang signifikan, berdampak langsung pada industri teknologi dan kebijakan imigrasi. Langkah ini bertujuan untuk mengontrol jumlah pekerja asing di sektor teknologi dan meningkatkan pendapatan dari biaya visa.

26 Sep 2025, 09.01 WIB

Biaya Rp 1.64 miliar ($100,000) Visa H-1B Bisa Bunuh Startup AS dan Giring Talenta ke Kanada

Biaya Rp 1.64 miliar ($100,000) Visa H-1B Bisa Bunuh Startup AS dan Giring Talenta ke Kanada
Presiden Donald Trump menetapkan biaya 100.000 dolar AS untuk pengajuan visa H-1B baru, menimbulkan kekhawatiran di kalangan startup teknologi. Kebijakan ini berlaku mulai siklus lottery visa berikutnya dan tidak berdampak pada pemegang visa yang sudah ada saat ini. Startup dan investor mengatakan bahwa biaya sebesar itu sangat mahal bagi tim awal yang sedang berjuang dengan modal terbatas. Mereka khawatir kebijakan ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk mempekerjakan tenaga kerja asing yang berbakat. Beberapa perusahaan besar seperti Amazon, Microsoft, dan Google mengimbau pekerja H-1B agar menghindari perjalanan internasional untuk menghindari risiko tidak bisa kembali ke AS akibat biaya baru ini. Tesla dan Goldman Sachs juga memberikan arahan serupa. Karoline Leavitt, Sekretaris Pers Gedung Putih, mengklarifikasi bahwa biaya tidak berlaku untuk pemegang visa saat ini atau perpanjangan visa, dan mereka bisa keluar dan masuk AS seperti biasa. Namun, inisiatif ini tetap dikhawatirkan akan menyebabkan perpindahan talenta ke negara lain seperti Kanada dan Inggris. Para ahli dan pelaku industri berpendapat bahwa pengenaan biaya baru ini berpotensi menurunkan daya tarik AS sebagai tujuan utama talenta teknologi dunia, dan kebijakan ini kemungkinan akan menghadapi tantangan hukum karena belum melalui proses yang sesuai.
23 Sep 2025, 17.05 WIB

Dampak Besar Kenaikan Biaya Visa H-1B: Startup Terpuruk, Pekerjaan Melayang ke Luar Negeri

Dampak Besar Kenaikan Biaya Visa H-1B: Startup Terpuruk, Pekerjaan Melayang ke Luar Negeri
Pemerintah AS melalui administrasi Trump menaikkan biaya visa H-1B untuk pekerja asing di sektor teknologi hingga 100.000 dolar AS. Visa ini sebelumnya berfungsi sebagai alat utama bagi perusahaan teknologi untuk merekrut tenaga kerja terampil dari luar negeri dengan biaya yang lebih rendah. Kebijakan ini menyebabkan kebingungan dan penundaan dalam perekrutan di berbagai perusahaan Silicon Valley dan sekitarnya. Beberapa perusahaan besar, termasuk Fortune 100, mulai membicarakan kemungkinan memindahkan pekerjaan mereka ke luar negeri untuk menghindari biaya yang sangat tinggi. Startup, yang biasanya tidak mampu mengeluarkan biaya sebesar itu, terutama terdampak. Mereka biasanya mengandalkan paket kompensasi berbasis saham dan memiliki arus kas terbatas, sehingga kenaikan biaya visa ini mengancam kelangsungan inovasi dan bisnis mereka. Para ahli dan pelaku industri menyatakan bahwa kebijakan ini bisa berakibat buruk bagi inovasi di AS karena banyak perusahaan rintisan yang didirikan oleh imigran akan kesulitan bertahan. Bahkan sejumlah startup berharap lewat jalur hukum agar kebijakan ini dikurangi dampaknya. Secara keseluruhan, kebijakan ini berisiko mengurangi kehadiran talenta terbaik dunia di AS dan mendorong perusahaan teknologi memindahkan pusat inovasi mereka ke negara lain dengan biaya tenaga kerja lebih murah, melemahkan posisi AS sebagai pemimpin teknologi global.
23 Sep 2025, 04.20 WIB

Startup AI Metaview Siap Bayar 100 Ribu Dolar untuk Visa H-1B Talenta Terbaik

Startup AI Metaview Siap Bayar 100 Ribu Dolar untuk Visa H-1B Talenta Terbaik
Pada hari Jumat, Presiden Donald Trump mengumumkan biaya baru sebesar 100.000 dolar AS untuk setiap visa H-1B baru. Berita ini mengejutkan banyak perusahaan, terutama startup yang mengandalkan talenta asing. Namun, Shahriar Tajbakhsh, CTO dan cofounder perusahaan AI bernama Metaview, tidak terlalu khawatir dengan kebijakan ini dan siap membayar biaya tersebut demi mendapatkan orang terbaik untuk timnya. Metaview adalah platform rekrutmen berbasis AI yang didirikan di London dan kini berkembang ke San Francisco. Perusahaan ini memiliki antara 30 hingga 40 karyawan dan berencana mengubah komposisi karyawan mereka menjadi setengah di AS dan setengah di Eropa dalam waktu enam bulan ke depan. Shahriar sendiri telah melalui proses visa EB-1A dan mendapatkan persetujuan, sementara perusahaan berusaha mensponsori visa H-1B untuk beberapa karyawannya. Meskipun ada kekhawatiran awal dari perusahaan besar mengenai larangan keluar-masuk AS bagi pemegang visa H-1B, Metaview tetap fokus untuk memastikan karyawan mereka dapat bekerja secara efektif tanpa terganggu. Meski banyak startup mungkin merasa berat dengan biaya visa baru ini, Tajbakhsh yakin bahwa nilai yang dibawa oleh talenta berkualitas jauh melebihi biaya 100 ribu dolar. Dia juga menambahkan bahwa kebijakan baru ini mungkin akan mengecualikan beberapa peran di bidang AI dan software karena dianggap penting bagi kepentingan nasional Amerika Serikat. Dengan rencana merekrut hingga 50 orang di AS selama tahun depan dan mengajukan 24 visa H-1B, Metaview mendapatkan dukungan penuh dari investornya. Perusahaan fokus pada pengembangan tim yang berisi orang-orang ambisius dan berbakat, karena menurut mereka orang-orang inilah yang akan menentukan kesuksesan perusahaan di masa depan.
20 Sep 2025, 17.33 WIB

Geely Galaxy M9: SUV Hibrida Besar dengan Jarak Tempuh Terpanjang dan Teknologi Pintar

Geely Galaxy M9: SUV Hibrida Besar dengan Jarak Tempuh Terpanjang dan Teknologi Pintar
Geely Auto dengan sub-brand Geely Galaxy telah meluncurkan SUV plug-in hybrid baru bernama Galaxy M9 yang ditujukan untuk pasar SUV hibrida besar di Cina. Mobil ini hadir dengan panjang sekitar 17 kaki dan tersedia dalam enam varian trim yang menawarkan berbagai pilihan motor listrik dan baterai untuk memenuhi kebutuhan pengendara yang beragam. Galaxy M9 menggunakan teknologi powertrain NordThor AI Hybrid 2.0 yang menggabungkan mesin bensin 1.5 liter turbocharged dengan motor listrik yang terdiri dari satu motor depan atau tiga motor di konfigurasi tertinggi. Mesin bensin ini dapat menghasilkan tenaga hingga 219 tenaga kuda dan torsi 188 lb-ft, menghasilkan performa yang kuat sekaligus tetap efisien. Pada model dasar, M9 dilengkapi motor listrik depan berdaya 180 kW dengan baterai 18,4 kWh yang dapat menempuh hingga 99.78 km (62 mil) hanya dengan tenaga listrik. Varian dengan baterai besar 41,46 kWh bahkan bisa menempuh jarak listrik sekitar 143 mil, dan total jarak tempuh gabungan hingga 1504.73 km (935 mil) menurut standar pengujian CLTC. Galaxy M9 juga menawarkan kapasitas pengisian cepat yang mengesankan, mampu mengisi baterai dari 30% ke 80% hanya dalam waktu 15 menit. Ini membuat M9 sangat praktis untuk perjalanan jarak jauh maupun penggunaan harian, mengurangi waktu henti dan meningkatkan kegunaan kendaraan hibrida. Sistem bantuan mengemudi canggih G-Pilot H5 mengaktifkan fitur navigasi otomatis berkecepatan tinggi serta navigasi kota yang tidak memerlukan peta definisi tinggi, dengan dukungan sensor lengkap dan chip Nvidia Orin-Y yang memberikan keamanan dan kemudahan selama berkendara. Fitur ini membuat Galaxy M9 menjadi salah satu SUV hibrida paling canggih di pasaran.
20 Sep 2025, 14.59 WIB

Trump Perketat Visa H-1B dengan Biaya 100 Ribu Dolar, Industri Teknologi Terancam

Trump Perketat Visa H-1B dengan Biaya 100 Ribu Dolar, Industri Teknologi Terancam
Presiden Donald Trump mengumumkan kebijakan baru yang mengenakan biaya hingga 100.000 dolar AS per tahun untuk aplikasi visa H-1B, yang selama ini banyak digunakan oleh perusahaan teknologi AS untuk merekrut pekerja terampil dari luar negeri. Kebijakan ini bertujuan mendorong perusahaan merekrut lebih banyak lulusan Amerika daripada tenaga kerja asing. Menteri Perdagangan Howard Lutnick mengatakan bahwa peraturan ini sudah dibahas dengan perusahaan besar dan mendapat dukungan mereka. Ia menegaskan pentingnya pelatihan dan perekrutan tenaga kerja asal Amerika untuk mengisi posisi pekerjaan yang tersedia. Namun, para pelaku industri dan ahli imigrasi memperingatkan bahwa biaya sebesar itu dapat mendorong perusahaan menurunkan penerimaan pekerja asing, yang akan berdampak negatif pada inovasi dan kemampuan teknologi AS bersaing di panggung global. Bahkan, beberapa menilai kebijakan ini berpotensi melanggar hukum. Selain pengenaan biaya visa, Trump juga memperkenalkan program visa khusus bernama 'Gold Card', yang memungkinkan seseorang mendapat izin tinggal permanen jika bisa berinvestasi sebesar satu juta dolar AS di Amerika. Program ini dimaksudkan untuk menarik investasi besar ke dalam negeri. Kebijakan ini menimbulkan ketidakpastian besar bagi perusahaan teknologi, terutama startup dan usaha kecil, yang mungkin tidak mampu membayar biaya tinggi tersebut. Dampaknya bisa melemahkan posisi AS sebagai tujuan utama talenta global di masa depan.
20 Sep 2025, 08.34 WIB

Trump Naikkan Biaya Visa H-1B, Tantangan Baru bagi Industri Teknologi AS

Pemerintah AS di bawah kepemimpinan Donald Trump mengumumkan kenaikan biaya pendaftaran visa H-1B dari 215 dolar menjadi 100.000 dolar. Visa H-1B ini biasanya digunakan oleh perusahaan teknologi untuk merekrut pekerja asing di bidang IT, teknik, matematika, dan kedokteran. Kenaikan biaya ini ditujukan untuk memperketat pengawasan dan mengurangi penyalahgunaan program yang diduga menggantikan tenaga kerja Amerika. Program H-1B membatasi penerbitan visa baru sebanyak 65.000 per tahun, ditambah 20.000 khusus untuk lulusan pascasarjana dari universitas AS. Visa ini diberikan melalui sistem undian dan berlaku selama tiga tahun, dengan kemungkinan perpanjangan atau pengajuan green card agar bisa menetap lebih lama di AS. Menurut data yang disampaikan oleh pemerintah, proporsi pekerja IT di AS yang membawa visa H-1B meningkat pesat, dari 32% di tahun 2003 menjadi lebih dari 65% saat ini. Sementara itu, tingkat pengangguran di kalangan lulusan ilmu komputer baru tercatat mencapai 6.1%. Hal ini menjadi alasan bagi pemerintah untuk melakukan pembatasan lebih ketat agar lebih banyak lapangan kerja terbuka bagi pekerja Amerika. Tokoh-tokoh teknologi seperti Elon Musk dan Mike Krieger mengungkapkan bahwa program H-1B sangat penting bagi kesuksesan perusahaan teknologi besar di AS. Mereka menilai langkah pemerintah akan menghambat akses bagi talenta asing yang berkontribusi besar pada inovasi dan pertumbuhan bisnis teknologi, serta berpotensi membuat mereka memilih negara lain. Selain menaikkan biaya, pemerintah juga mengarahkan departemen tenaga kerja untuk merevisi standar upah agar pekerja asing tidak menggantikan tenaga kerja lokal dengan biaya lebih murah. Namun, masih ada kemungkinan mendapatkan pengecualian atas dasar kepentingan nasional. Kebijakan ini akan menjadi tantangan besar bagi Silicon Valley dan ekosistem startup teknologi di AS.

Baca Juga

  • Instagram Mencapai 3 Miliar Pengguna Aktif Bulanan

  • Ketegangan Teknologi AS-China dan Tindakan Regulasi Mengaruhi Pasar Global

  • Trump dan Xi Memajukan Kesepakatan TikTok untuk Menyelesaikan Kekhawatiran

  • AS Tindakan Regulasi dan Kemajuan Teknologi China Mempengaruhi Pasar Global

  • AS Amerika Serikat Menerapkan Kenaikan Biaya Visa H-1B yang Signifikan Mempengaruhi Sektor Teknologi dan Imigrasi