Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Bisnis

Revitalisasi Budaya Teknologi: Mengatasi Homogenitas dan Bias di Tempat Kerja Digital

Share

Menggabungkan upaya melawan bias tak terlihat dan homogenisasi budaya yang menghambat kreativitas di industri teknologi. Pendekatan baru ini diharapkan mendorong inklusivitas, inovasi, dan produktivitas yang lebih tinggi di lingkungan kerja digital.

12 Des 2025, 19.30 WIB

Mengapa Perusahaan Kehilangan Jutaan Karena Abaikan Risiko Jangka Panjang Kontrak

Mengapa Perusahaan Kehilangan Jutaan Karena Abaikan Risiko Jangka Panjang Kontrak
Kita hidup di era teknologi yang sangat maju dimana organisasi bisa membuat alat internal dengan cepat dan memprediksi pasar dengan baik. Namun, meskipun demikian, banyak perusahaan masih mengalami masalah dalam mengelola kontrak mereka yang menyebabkan kerugian besar. Hal ini terjadi karena perusahaan sering tidak menyadari bahwa kontrak-kontrak mereka perlu diperhatikan secara konsisten, mulai dari pemantauan perpanjangan hingga kepatuhan terhadap syarat dan ketentuan kontrak. Seringkali, teknologi bisnis yang digunakan hanya menonjolkan pencapaian yang cepat dan mudah dilihat, seperti angka penjualan yang naik, sehingga risiko-risiko kecil yang berkembang perlahan-lahan menjadi dilewatkan. Tim legal akhirnya menjadi seperti pemadam kebakaran yang terus-menerus harus mengatasi masalah mendesak daripada melakukan pencegahan yang lebih strategis dan terencana dengan baik. Masalah ini berkaitan dengan sebuah bias kognitif yang disebut 'temporal discounting', yaitu kecenderungan untuk memilih keuntungan instan walaupun nilai jangka panjangnya lebih rendah. Dalam dunia bisnis, ini berarti perusahaan lebih fokus mengejar target kuartal saat ini daripada memperbaiki proses yang dapat mencegah masalah di masa mendatang. Padahal, kerugian akibat pengabaian tersebut dapat mencapai 9% dari nilai kontrak setiap tahunnya. Solusi yang diusulkan adalah mengubah budaya dan sistem pelaporan dalam perusahaan agar memperhatikan risiko serta pencegahan secara setara dengan pencapaian pertumbuhan. Dashboard risiko harus punya peran yang sama pentingnya dengan dashboard pendapatan. Dengan cara ini, perusahaan bisa membuat keputusan lebih bijak dengan melihat potensi bahaya sejak dini, sehingga tidak lagi terjebak dalam siklus menangani masalah setelah terjadi. Perubahan mindset dan adopsi teknologi yang mendukung pencegahan serta visibilitas risiko sangat penting untuk masa depan manajemen kontrak. Perusahaan yang dapat mengatasi bias ini dan mengintegrasikan teknologi yang tepat akan memiliki keuntungan kompetitif dalam menjaga nilai kontrak dan mengoptimalkan operasi mereka secara keseluruhan.
10 Des 2025, 19.00 WIB

Melawan Homogenisasi Budaya dengan Teknologi Berbasis Affinitas Lokal

Melawan Homogenisasi Budaya dengan Teknologi Berbasis Affinitas Lokal
Banyak video yang kita lihat di media sosial kini menunjukkan suasana dan tren yang tampak sama di berbagai belahan dunia, sebuah fenomena yang disebut sebagai Great Cultural Flattening. Ini menyebabkan hilangnya keunikan budaya lokal karena teknologi dan bisnis yang fokus pada skala besar dan daya tarik massal. Contoh yang jelas adalah tren makanan seperti Nashville hot chicken yang awalnya berasal dari Nashville, Amerika Serikat, namun kini populer di banyak tempat, tetapi sering kali tanpa sentuhan lokal asli karena dijual melalui ghost kitchen yang diproduksi untuk pasar luas. Padahal, teknologi sejatinya memiliki potensi besar untuk menjaga budaya dengan cara seperti mendokumentasikan resep asli, melestarikan bahasa yang hampir punah, dan merayakan tradisi daerah. Namun sayangnya, kebanyakan produk teknologi saat ini justru mendorong keseragaman dan menghilangkan ciri khas lokal. SOTA Cloud, di bawah kepemimpinan Albert Kim, menunjukkan bahwa dengan menerapkan filosofi desain yang berfokus pada affinitas dan sensitivitas kepada keberagaman, perusahaan justru bisa memperkuat hubungan dengan pelanggan dan menciptakan pertumbuhan yang organik. Untuk itu, setiap organisasi harus mengajukan pertanyaan yang memprioritaskan dampak budaya dan keberagaman dalam setiap tahapan desain produk, sehingga teknologi dapat memberdayakan kita untuk menghargai perbedaan, bukan menghapusnya.
08 Des 2025, 18.30 WIB

Mengungkap Kekuatan Budaya dalam Tim Teknologi yang Sering Terabaikan

Mengungkap Kekuatan Budaya dalam Tim Teknologi yang Sering Terabaikan
Sering kali, orang yang bekerja di bidang teknologi, seperti insinyur dan teknisi, dianggap sebagai orang yang pendiam dan lebih suka bekerja sendiri tanpa banyak berinteraksi. Namun, pandangan ini sudah tidak cocok lagi karena di dunia kerja sekarang, saling berkomunikasi dan bekerja sama sangat penting untuk kesuksesan perusahaan. Budaya perusahaan adalah cara bagaimana sebuah organisasi berperilaku, membuat keputusan, dan berkomunikasi. Budaya ini tidak selalu dibahas atau diperhatikan oleh tim teknis, sehingga mereka merasa seperti hanya penyedia layanan tanpa ikut membangun tujuan perusahaan. Agar tim teknis merasa lebih terhubung dengan perusahaan, budaya harus masuk ke dalam cara mereka bekerja. Ini bukan berarti mereka harus berubah menjadi orang yang lebih terbuka atau ekstrovert, melainkan mereka harus diberi kesempatan untuk melihat bahwa pekerjaan mereka sangat penting dan berhubungan dengan nilai-nilai perusahaan. Pemimpin perusahaan harus menghargai dan merayakan pencapaian tim teknis serta membantu mereka untuk menceritakan kisah di balik pekerjaan mereka. Dengan begitu, para pekerja teknis akan merasa dihargai dan termotivasi, bukan hanya sekadar sebagai pelaksana tugas teknis. Ketika budaya dan nilai-nilai perusahaan menjadi bagian dari setiap pekerjaan teknis, hasilnya bukan hanya produk yang baik, tetapi juga keterlibatan karyawan yang lebih tinggi dan inovasi yang tumbuh. Dengan memberikan penghargaan dan ruang bagi teknisi untuk berbagi cerita mereka, organisasi menjadi lebih solid dan berkembang.

Baca Juga

  • Revitalisasi Budaya Teknologi: Mengatasi Homogenitas dan Bias di Tempat Kerja Digital

  • Transformasi Ecommerce Indonesia: Menavigasi Krisis, Peluang, dan Dampak Sosial

  • Mengatur Layanan Ojol: Menavigasi Reformasi Tarif dan Dinamika Merger di Indonesia

  • Mengarungi Revolusi Infrastruktur Cloud: Menyeimbangkan Ledakan Data Center AI dengan Efisiensi dan Keandalan

  • Merevolusi Pengiriman Terakhir: Menuju Model Utilitas Publik