
Pemerintah Inggris melalui agensi riset ARIA memberikan dana sebesar £56,8 juta untuk proyek-proyek penelitian di bidang geoengineering, yaitu upaya mengubah lingkungan bumi untuk mencegah dampak perubahan iklim yang serius. Program ini fokus pada eksperimen kecil yang bertujuan menebalkan es laut di Arktik dan mencerahkan awan agar lebih banyak sinar matahari dipantulkan kembali.
Proyek-proyek ini merupakan bagian dari program lima tahun bernama Exploring Climate Cooling. Tujuannya bukan untuk menggantikan pengurangan emisi karbon yang sudah menjadi prioritas, tetapi sebagai langkah tambahan untuk mencegah terjadinya titik kritis iklim yang dapat menyebabkan kerusakan besar, seperti runtuhnya sirkulasi di Atlantik Utara akibat pelelehan es di Greenland.
Penggunaan teknologi geoengineering memang kontroversial dan menimbulkan kekhawatiran, seperti yang terjadi saat proyek sun-dimming di Harvard dibatalkan karena protes publik. Oleh karena itu, ARIA menekankan pentingnya transparansi dan keterlibatan publik dalam penelitian ini agar kepercayaan dapat terbangun.
Beberapa eksperimen lapangan yang didanai ARIA termasuk memompa air untuk menebalkan es laut Arktik serta menggunakan balon untuk membawa partikel kapur ke stratosfer tanpa melepaskannya ke udara. Meski menjanjikan, para ahli juga mengingatkan bahwa efektivitas dan dampak ekologis dari metode ini masih harus diuji lebih lanjut dengan hati-hati.
Secara keseluruhan, langkah ini menunjukkan upaya serius Inggris dalam mengembangkan teknologi inovatif untuk melindungi bumi dari efek perubahan iklim yang tidak dapat dihindari, sambil tetap mendorong pengurangan emisi global sebagai prioritas utama.