Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Pomodo
TwitterInstagram
Tentang
TeknologiKecerdasan BuatanKendaraan Listrik dan BateraiKeamanan SiberPengembangan SoftwareGadgets dan WearablePermainan Console, PC, Mobile dan VRRobotika
BisnisEkonomi MakroStartup dan KewirausahaanManajemen dan Strategi BisnisMarketing
SainsFisika dan KimiaMatematikaNeurosains and PsikologiKesehatan dan Obat-obatanIklim dan LingkunganAstronomi dan Penjelajahan Luar Angkasa
FinansialMata Uang KriptoInvestasi dan Pasar ModalPerencanaan KeuanganPerbankan dan Layanan KeuanganKebijakan Fiskal
Stories
Bisnis

Google Menghadapi Peningkatan Pengawasan Antitrust dan Tantangan Hukum

Share

Google menghadapi berbagai tantangan hukum, termasuk permintaan DOJ untuk memecah imperium teknologi iklan mereka dan gugatan dari Meksiko terkait label di Teluk Meksiko, yang mencerminkan tekanan global terhadap praktik bisnis mereka.

12 Mei 2025 pukul 05.26 WIB

Presiden Meksiko Gugat Google karena Ubah Nama Teluk Meksiko Jadi Gulf of America

Presiden Meksiko Gugat Google karena Ubah Nama Teluk Meksiko Jadi Gulf of America
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengumumkan bahwa pemerintahnya menggugat Google karena perusahaan tersebut mengubah nama Teluk Meksiko menjadi 'Gulf of America' untuk pengguna di Amerika Serikat. Pergantian nama ini berdasarkan perintah Presiden Donald Trump saat awal masa jabatannya. Google mempertahankan nama asli 'Gulf of Mexico' bagi pengguna di Meksiko, tapi menambahkan label 'Gulf of America' di wilayah lain, termasuk AS. Hal ini memicu konflik diplomatik karena Meksiko menganggap nama asli harus dipertahankan sesuai batas internasional. Sebelumnya, pemerintah Meksiko sudah mengirimkan surat resmi kepada Google agar tidak mengubah nama wilayah laut tersebut. Namun, Google melalui perwakilannya menyatakan tidak berencana mengubah kebijakan tersebut. Selain Google, beberapa perusahaan teknologi lain seperti Apple juga mengikuti perubahan nama menjadi 'Gulf of America'. Sementara itu, media seperti Associated Press sempat dilarang masuk briefing Oval Office karena menolak menggunakan nama baru itu, dan larangan tersebut kemudian dicabut oleh pengadilan. Polemik ini berlanjut setelah Dewan Perwakilan AS mengesahkan rancangan undang-undang yang mendukung pergantian nama menjadi 'Gulf of America'. Meksiko menegaskan bahwa nama wilayah laut itu adalah masalah internasional yang harus dihormati batasannya.
07 Mei 2025 pukul 20.20 WIB

Google Terancam Jual Platform Iklan Digital Karena Tuduhan Monopoli

Google Terancam Jual Platform Iklan Digital Karena Tuduhan Monopoli
Departemen Kehakiman Amerika Serikat baru-baru ini mengusulkan agar Google menjual dua platform iklan digitalnya, yaitu AdX dan DFP. Usulan ini muncul setelah temuan bahwa Google secara ilegal mendominasi pasar teknologi iklan online. Tujuannya adalah untuk menghentikan monopoli dan menciptakan persaingan yang sehat di industri iklan digital. Google menanggapi usulan tersebut dengan mengatakan bahwa mereka mendukung adanya penawaran yang lebih adil bagi para pesaing. Namun, Google menolak tuntutan agar mereka menjual sebagian dari bisnisnya karena dianggap tidak memiliki dasar hukum. Perusahaan juga menegaskan bahwa divestasi seperti itu malah akan merugikan penerbit serta pengiklan yang menggunakan jasa mereka. Hakim Distrik AS, Leonie Brinkemia, juga menyatakan bahwa Google memiliki tanggung jawab atas kekuatan monopoli mereka di dua pasar iklan digital. Hal ini memperkuat tekanan hukum terhadap Google agar melakukan perubahan terkait pengelolaan bisnis iklan digitalnya. AdX atau Ad Exchange adalah pasar digital yang menghubungkan penerbit ruang iklan dengan pembeli secara langsung. Sedangkan DFP adalah server iklan yang digunakan oleh penerbit untuk menyimpan dan mengelola inventaris iklan digital mereka. Kedua platform ini merupakan bagian penting dari ekosistem iklan digital yang dikontrol oleh Google. Kondisi ini menjadi perhatian karena dominasi Google di pasar iklan digital dianggap dapat mengurangi persaingan serta berdampak negatif pada berbagai pihak, termasuk para penerbit website dan pengiklan. Oleh karena itu, tindakan dari Departemen Kehakiman AS ini diharapkan dapat membuka peluang lebih luas dalam industri teknologi iklan.
06 Mei 2025 pukul 21.40 WIB

Rencana DOJ Paksa Google Jual Bisnis Iklan Digital karena Monopoli

Rencana DOJ Paksa Google Jual Bisnis Iklan Digital karena Monopoli
Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengajukan rencana supaya Google melepas dua bisnis utama di bidang iklan digital, yaitu Ad Exchange dan platform manajemen iklan DoubleClick for Publishers. Rencana ini muncul karena Google dianggap telah menyalahgunakan posisinya selama lebih dari 10 tahun untuk menyingkirkan pesaing dan melanggar hukum antitrust. Menurut keputusan pengadilan, Google membuat pelanggan sulit berpindah ke platform iklan lain dengan mengikat layanan-layanan iklannya secara tidak adil. DOJ juga ingin Google berbagi data yang diperoleh dari platform ini agar persaingan iklan menjadi sehat dan memastikan Google tidak menggunakan data dari layanan lain seperti YouTube dan Gmail untuk keuntungan tidak adil. Google menolak usulan DOJ yang menghendaki penjualan bisnis tersebut dan mengatakan jika harus membuat platform iklan baru di luar Google, ini akan memakan waktu lama dan merusak pengalaman pelanggan. Google juga menawarkan solusi berupa perubahan aturan bisnis agar lebih adil, salah satunya menghapus kebijakan yang diangap membatasi persaingan. Rencana DOJ juga mencakup pembuatan API agar platform Google bisa berintegrasi dengan layanan iklan pesaing dan melepaskan kode penting dari platform mereka ke lisensi terbuka. Google juga diminta tidak menghidupkan kembali fitur-fitur yang sebelumnya dianggap memberinya keunggulan tidak adil dalam lelang iklan. Kedua pihak masih berseteru karena Google akan mengajukan banding terhadap keputusan pengadilan ini, sementara DOJ terus menekan Google lewat berbagai kasus antitrust lain, seperti menuntut Google menyetop bisnis Chrome untuk mengurangi dominasi pasar yang sama.

Baca Juga

  • Google Menghadapi Peningkatan Pengawasan Antitrust dan Tantangan Hukum

  • Penyesuaian Produksi OPEC Menyebabkan Volatilitas Harga Minyak Global di Tengah Ketegangan Perdagangan AS-China

  • Peningkatan Signifikan dalam Kemajuan Militer dan Pengembangan Kapasitas Nuklir di Asia di Tengah Ketegangan Geopolitik yang Meningkat

  • Indonesia Memperkuat Regulasi untuk Pekerja Ekonomi Gig

  • Pertarungan Antimonopoli FTC terhadap Meta: Implikasi untuk Kompetisi Media Sosial