
Masalah invariansi Kervaire telah menjadi teka-teki dalam matematika selama lebih dari enam dekade, berkaitan dengan keberadaan bentuk-bentuk matematika khusus bernama manifold fram halus. Inti permasalahannya adalah menemukan dimensi-dimensi di mana manifold tersebut memiliki nilai invariansi Kervaire satu, yang berarti mereka tidak bisa diubah menjadi bola melalui proses operasi tertentu.
Sejak tahun 1960-an, keberadaan manifold ini telah terbukti pada beberapa dimensi rendah seperti 6 dan 14. Para matematikawan kemudian berasumsi bahwa pola tersebut akan berlanjut pada dimensi yang lebih tinggi, tetapi penelitian dan pembuktian mengalami hambatan pada dimensi 62 dan selanjutnya. Pada akhirnya ditemukan bahwa manifold tersebut tidak ada di dimensi 254 atau lebih tinggi, sebuah teori yang dikenal dengan 'doomsday hypothesis'.
Selama 15 tahun terakhir, keberadaan manifold ini di dimensi 126 masih menjadi pertanyaan terbuka. Baru-baru ini, tim matematikawan asal Cina yang terdiri dari Wang Guozhen, Lin Weinan, dan Xu Zhouli menggunakan metode komputasi canggih untuk mengatasi masalah tersebut. Mereka membangun program komputer untuk mengevaluasi berbagai kasus dan akhirnya membuktikan bahwa manifold dengan invariansi Kervaire satu memang ada di dimensi 126.
Pembuktian ini menyelesaikan kasus terakhir yang belum terpecahkan dan menutup bab panjang penelitian matematika dalam bidang topologi aljabar. Hasil ini juga mengonfirmasi teori dan pendekatan sebelumnya yang selama ini sulit diverifikasi karena kerumitannya yang sangat tinggi, termasuk analisa yang menggunakan alat seperti Adams spectral sequence.
Penemuan ini membuka kembali wawasan dan kemungkinan di bidang matematika murni dan topologi, memberikan pemahaman lebih dalam tentang bagaimana bentuk-bentuk kompleks dapat berperilaku di ruang berdimensi tinggi, serta memperlihatkan pentingnya gabungan metode matematis dan komputasi dalam memecahkan masalah yang sulit.