Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Pomodo
TwitterInstagram
Tentang
TeknologiKecerdasan BuatanKendaraan Listrik dan BateraiKeamanan SiberPengembangan SoftwareGadgets dan WearablePermainan Console, PC, Mobile dan VRRobotika
BisnisEkonomi MakroStartup dan KewirausahaanManajemen dan Strategi BisnisMarketing
SainsFisika dan KimiaMatematikaNeurosains and PsikologiKesehatan dan Obat-obatanIklim dan LingkunganAstronomi dan Penjelajahan Luar Angkasa
FinansialMata Uang KriptoInvestasi dan Pasar ModalPerencanaan KeuanganPerbankan dan Layanan KeuanganKebijakan Fiskal
Stories
Teknologi

Meningkatnya Aplikasi WhatsApp Palsu di Indonesia Mengancam Privasi dan Keamanan Pengguna

Share

Aplikasi WhatsApp palsu semakin tersebar di perangkat warga Indonesia, dengan jutaan unduhan yang menyebabkan kekhawatiran privasi dan keamanan. Aplikasi-aplikasi ini memungkinkan peretas untuk menyadap percakapan pengguna secara diam-diam, mendorong sebagian besar pengguna untuk beralih ke aplikasi pengganti. Pemerintah dan otoritas setempat tengah mengambil tindakan untuk mengatasi penyebaran aplikasi berbahaya ini.

19 Mei 2025, 07.45 WIB

Bahaya Serangan Kaleidoscope: Aplikasi Palsu Android Membanjiri Perangkat Pengguna

Bahaya Serangan Kaleidoscope: Aplikasi Palsu Android Membanjiri Perangkat Pengguna
Ancaman terbaru muncul di perangkat Android dengan adanya aplikasi palsu yang menyamar sebagai aplikasi asli dari Google Play Store. Penipu menggunakan toko aplikasi pihak ketiga dan media sosial untuk menyebarkan aplikasi tersebut kepada pengguna. Setelah aplikasi palsu terpasang, perangkat korban akan disusupi adware yang menampilkan iklan secara agresif. Iklan ini muncul dalam bentuk gambar dan video layar penuh tanpa ada interaksi dari pengguna, sehingga sangat mengganggu. Pengguna Android mengira bahwa aplikasi yang mereka pasang adalah aplikasi asli, dan pengiklan juga percaya bahwa iklan mereka muncul pada aplikasi resmi. Namun kenyataannya, iklan yang tampil berasal dari aplikasi palsu yang merugikan. Menurut laporan dari IAS Threat Labs, serangan Kaleidoscope ini menjangkau sekitar 2,5 juta perangkat setiap bulannya. Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak, bersama dengan India, Filipina, dan Brasil. Ancaman ini mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam mengunduh aplikasi Android dan memastikan sumber aplikasi benar-benar resmi untuk menghindari potensi gangguan dan kerugian akibat adware.
19 Mei 2025, 07.10 WIB

Waspada! Ini 6 Cara Penyadapan WhatsApp yang Bisa Terjadi Tanpa Kamu Sadari

Waspada! Ini 6 Cara Penyadapan WhatsApp yang Bisa Terjadi Tanpa Kamu Sadari
WhatsApp adalah aplikasi pesan yang populer karena keamanan enkripsi end-to-end, sehingga pesan yang kita kirim hanya bisa dibaca oleh kita dan penerima. Namun, meskipun sudah menggunakan teknologi canggih ini, ada beberapa cara penyadapan yang masih bisa dilakukan oleh pihak jahat tanpa kita ketahui. Salah satu cara yang paling sering terjadi adalah melalui WhatsApp Web. Jika seseorang berhasil mengakses ponselmu, mereka bisa membuka WhatsApp di browser dan membaca semua pesan bahkan melakukan aktivitas seolah-olah mereka adalah kamu. Ini menunjukkan pentingnya menjaga HP agar tidak mudah diakses orang lain. Selain itu, pelaku juga bisa mengambil alih nomor ponselmu untuk mendapatkan kode verifikasi WhatsApp. Dengan kode ini, mereka bisa mengakses akunmu secara lengkap. Oleh karena itu, jangan sampai nomor HP dan SMS-mu jatuh ke tangan yang salah. Tidak hanya itu, spyware atau perangkat lunak mata-mata juga digunakan untuk memantau informasi dan pesan di HP. Backup chatting yang tidak dienkripsi di cloud seperti Google Drive atau iCloud juga rentan disadap. Fitur Quote di WhatsApp juga bisa dimanipulasi, serta saat telepon WhatsApp, alamat IP kita bisa diketahui oleh lawan bicara. Karena berbagai risiko ini, penting bagi pengguna WhatsApp untuk selalu waspada, menjaga ponsel dan data pribadi tetap aman, serta memanfaatkan fitur keamanan yang ada agar percakapan tetap terjaga kerahasiaannya.
18 Mei 2025, 19.00 WIB

Telegram Tembus 1 Miliar Pengguna, Tantang Dominasi WhatsApp di Dunia Pesan

Telegram Tembus 1 Miliar Pengguna, Tantang Dominasi WhatsApp di Dunia Pesan
Telegram kini telah memiliki lebih dari 1 miliar pengguna aktif hingga Maret 2025, dan ini menandai keberhasilan besar dalam persaingan dengan WhatsApp, aplikasi pesan populer milik Meta. Pendiri Telegram, Pavel Durov, mengungkapkan bahwa selain jumlah pengguna yang terus tumbuh, perusahaan juga berhasil meraih keuntungan besar hingga US$ 547 juta tahun lalu. Durov menegaskan bahwa WhatsApp telah berupaya keras mengikuti inovasi Telegram, bahkan mengeluarkan biaya besar untuk memperlambat pertumbuhan Telegram. Namun, usaha tersebut gagal karena Telegram tetap tumbuh, memperoleh keuntungan, dan mempertahankan kemandirian platformnya dari campur tangan luar. Sebagian besar pengguna Telegram berasal dari India, dengan usia dominan 25-44 tahun dan lebih banyak pria daripada wanita. Meskipun pengguna Telegram rata-rata menghabiskan waktu yang lebih sedikit dibanding WhatsApp, angka ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Telegram juga menawarkan layanan berbayar bernama Telegram Premium yang telah menarik 10 juta pelanggan. Namun, Telegram pernah menghadapi tekanan hukum dan regulasi, termasuk penahanan Pavel Durov di Prancis atas tuduhan serius. Setelah dibebaskan dengan jaminan, Telegram meningkatkan moderasi konten tanpa kehilangan karakter netralnya dalam berbagai isu geopolitik, termasuk perang Rusia-Ukraina. Telegram tetap menegaskan komitmen terhadap privasi dan kebebasan berkabar, dengan sistem enkripsi kuat yang melindungi pengguna dari intervensi pemerintah. Durov juga mengungkapkan bahwa upaya dari pemerintah dan perusahaan teknologi besar seperti FBI, Apple, dan Alphabet telah menjadi tantangan besar dalam menjaga platform tetap terbuka dan bebas dari sensor.
17 Mei 2025, 23.29 WIB

Serangan Drone Rusia Membunuh 9 Warga Sipil di Sumy, Ukraina

Serangan Drone Rusia Membunuh 9 Warga Sipil di Sumy, Ukraina
Pada Sabtu pagi, sebuah minibus yang mengangkut warga sipil di Bilopillia, wilayah Sumy, Ukraina, diserang oleh drone milik Rusia yang menyebabkan sembilan orang meninggal dan tujuh terluka. Korban kebanyakan adalah wanita lanjut usia yang sedang dalam perjalanan menuju ibu kota regional. Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina di Turki berakhir tanpa hasil. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengecam serangan ini sebagai pembunuhan sengaja terhadap warga sipil dan menegaskan bahwa Rusia pasti tahu jenis kendaraan yang mereka serang. Drone yang dipakai adalah versi terbaru dari Lancet, yang disebut Izdeliye-53, dengan sistem navigasi otomatis yang bisa mengenali berbagai jenis target sehingga meningkatkan akurasi serangan. Walaupun memiliki muatan yang lebih ringan daripada drone Iran, drone ini tetap sangat berbahaya karena ketepatan dan kecanggihan sistem targetingnya. Sejak awal konflik, Rusia telah menggunakan drone bunuh diri dalam jumlah besar sebagai senjata murah dan efisien, menimbulkan risiko bagi berbagai sasaran, termasuk kendaraan sipil dan fasilitas militer. Ukraina sendiri melakukan serangan balasan dengan drone terhadap fasilitas militer di Crimea. Insiden ini memperlihatkan betapa sulitnya upaya gencatan senjata dan perdamaian ketika kondisi di lapangan terus dipengaruhi oleh serangan-serangan baru. Zelensky mengulangi ajakannya untuk gencatan senjata penuh agar nyawa warga sipil tidak terus berkorban akibat konflik.
17 Mei 2025, 15.55 WIB

4 Saham Keamanan Siber Terbaik dengan Potensi Pertumbuhan Besar di Tahun Ini

4 Saham Keamanan Siber Terbaik dengan Potensi Pertumbuhan Besar di Tahun Ini
Pasar saham sedang menghadapi ketidakpastian karena perubahan tarif, tetapi sektor keamanan siber tetap kuat karena serangan siber tidak berkurang. Perusahaan keamanan siber justru bertumbuh dengan mengintegrasikan solusi-lengkap ke dalam satu platform yang memudahkan pelanggan. Palo Alto Networks sedang bertransisi dari penyedia firewall menjadi platform keamanan lengkap dengan berhasil mengkonsolidasikan banyak pelanggan, meskipun sempat memperlambat pertumbuhan jangka pendek demi keuntungan jangka panjang. CrowdStrike dikenal sebagai pemimpin dalam keamanan endpoint dan menawarkan layanan lengkap serta fleksibel yang banyak diadopsi pelanggan. Perusahaan ini siap mengakselerasi pertumbuhan setelah mengatasi gangguan teknologi yang sempat terjadi. Zscaler fokus pada solusi zero-trust yang sedang naik daun, serta meluncurkan produk data security yang meningkatkan nilai kontrak dengan pelanggan. Pertumbuhan pendapatannya kuat dan pelanggan semakin loyal berkat inovasi teknologi seperti AI. SentinelOne tumbuh pesat dan memiliki peluang besar melalui kemitraan dengan Lenovo, vendor PC terbesar dunia. Produk AI unggulannya, Purple, membantu mengatasi ancaman kompleks dengan otomatisasi, menjadikan saham ini pilihan menarik untuk portfolio investasi.
17 Mei 2025, 15.45 WIB

Tencent Perkuat WeChat dengan AI untuk Jadi Super-App Terbaik di China

WeChat adalah aplikasi yang sangat populer di China dengan lebih dari 1,4 miliar pengguna aktif setiap bulan. Aplikasi ini bukan hanya alat pesan biasa, tapi sudah berkembang menjadi super-app yang menyediakan berbagai layanan seperti pembayaran digital, pemesanan layanan, konten, dan game. Tencent, perusahaan pembuat WeChat, kini mengintegrasikan teknologi kecerdasan buatan atau AI ke dalam aplikasinya. Teknologi ini bertujuan untuk membuat WeChat lebih canggih dan bisa membantu pengguna menyelesaikan berbagai tugas secara otomatis. Salah satu inovasi Tencent adalah pengembangan agentic AI yang mampu melakukan aktivitas atas nama pengguna, misalnya memesan makanan di restoran atau mengatur jadwal harian mereka. Ini membuat interaksi dengan aplikasi jadi lebih mudah dan praktis. Tencent menggunakan dua pendekatan untuk AI di WeChat, yaitu chatbot Yuanbao yang dikembangkan sendiri dan bekerjasama dengan startup DeepSeek, serta AI yang tertanam langsung dalam fitur-fitur WeChat seperti Mini Programs dan sistem pembayaran digital. Karena AI ini sudah terintegrasi dalam seluruh ekosistem WeChat, penggunanya bisa menikmati kelebihan unik yang tidak dimiliki oleh produk AI lain. WeChat pun semakin kuat menjadi super-app yang mengubah cara orang berinteraksi dengan teknologi di China.
16 Mei 2025, 19.30 WIB

Cara Baru Registrasi eSIM dengan Face Recognition untuk Keamanan Data KTP

Pemerintah Indonesia kini memperketat proses registrasi nomor ponsel baru dan eSIM dengan menggunakan teknologi biometrik berupa pemindaian wajah. Tujuannya adalah mengganti sistem lama yang rentan disalahgunakan dengan metode yang lebih aman dan akurat. Proses tersebut akan mencocokkan foto wajah pemohon dengan data yang sudah ada di Dukcapil, instansi yang bertanggung jawab atas identitas kependudukan. Tingkat akurasi teknologi face recognition ini sudah mencapai 95,6%, sehingga bisa meminimalkan pemalsuan data. Data biometrik yang diperoleh tidak akan disimpan di operator seluler, melainkan hanya di Dukcapil. Operator hanya berperan melakukan verifikasi data tanpa menyimpan informasi pribadi tersebut, menjaga kerahasiaan data pelanggan. Aturan baru ini berlaku untuk semua pengguna baru eSIM dan kartu SIM reguler, sedangkan pelanggan lama belum diwajibkan menggunakan sistem biometrik. Pemerintah akan menerapkan proses ini secara bertahap agar tidak terjadi kerumunan di gerai operator. Dengan teknologi ini, proses verifikasi menjadi lebih modern dan digital, menghilangkan kebutuhan fotokopi KTP yang selama ini sering dipakai. Penggunaan e-KTP digital juga sudah mulai dipakai untuk mempermudah dan mempercepat pengurusan identitas secara aman.

Baca Juga

  • Pertumbuhan Strategis dan Ekspansi Fitur OpenAI Membangkitkan Kekhawatiran Privasi dan Keamanan

  • Meningkatnya Aplikasi WhatsApp Palsu di Indonesia Mengancam Privasi dan Keamanan Pengguna

  • Apple Memblokir Kembalinya Fortnite ke App Store Menyebabkan Ketidaktersediaan Global

  • Kemajuan Teknologi Baterai Zinc-Air Memanfaatkan AI untuk Efisiensi Tinggi dan Waktu Operasi yang Diperpanjang

  • AS dan Arab Saudi Bekerja Sama dalam Pengembangan Chip AI Lanjutan