China Memajukan Teknologi Kriptografi Kuantum dan Superkomputasi

NVIDIA membuka pusat riset besar bernama G-QuAT di Jepang, dengan superkomputer ABCI-Q yang didedikasikan khusus untuk penelitian komputasi kuantum. Mesin ini bertujuan membantu menyelesaikan masalah kompleks di bidang kesehatan, energi, dan keuangan dengan menggabungkan teknologi kuantum dan AI. ABCI-Q memakai ribuan GPU NVIDIA H100 yang terhubung melalui jaringan cepat Quantum-2 InfiniBand. Sistem ini menggunakan platform hybrid bernama CUDA-Q untuk mengelola berbagai jenis perangkat keras dan perangkat lunak kuantum secara efisien. Superkomputer ini mengkombinasikan beberapa jenis prosesor kuantum dari perusahaan seperti Fujitsu, QuEra, dan OptQC. Cara ini memungkinkan para ilmuwan membandingkan berbagai metode kuantum sekaligus membuka jalan untuk aplikasi praktis di masa depan. Tak hanya di Jepang, NVIDIA juga bekerja sama dengan pusat penelitian lain seperti di Taiwan, yang membangun superkomputer dengan ribuan GPU untuk mendukung riset kuantum. Banyak universitas dan perusahaan besar juga menggunakan teknologi NVIDIA untuk penelitian AI dan kuantum secara bersama-sama. Para pakar NVIDIA yakin integrasi AI dan komputasi kuantum akan membuka revolusi industri baru yang memungkinkan solusi canggih untuk berbagai tantangan global. Mereka percaya kolaborasi internasional adalah kunci percepatan kemajuan teknologi ini.

Dengan berkembangnya teknologi komputer kuantum, keamanan data dan komunikasi tradisional menghadapi ancaman serius. Komputer kuantum dapat memecahkan enkripsi yang selama ini digunakan sehingga diperlukan teknologi baru untuk melindungi informasi secara aman. China Telecom Quantum Group memperkenalkan sistem kriptografi pertama di dunia yang diklaim tahan terhadap serangan komputer kuantum. Sistem ini menggabungkan distribusi kunci kuantum dan kriptografi pasca-kuantum untuk menciptakan perlindungan menyeluruh. Sistem tersebut telah diuji dengan berhasil melakukan panggilan telepon terenkripsi kuantum sejauh lebih dari 965.60 km (600 mil) antara Beijing dan Hefei. Selain itu, sistem ini punya arsitektur tiga lapis yang kuat dan siap digunakan secara komersial besar-besaran. China juga sudah membangun jaringan kuantum di 16 kota besar yang menciptakan tulang punggung komunikasi kuantum antar wilayah. Jaringan Hefei dikenal sebagai yang terbesar dan termutakhir dunia, melayani banyak lembaga pemerintah dan perusahaan milik negara. Selain itu, mereka meluncurkan platform pesan instan Quantum Secret dan platform aman Quantum Cloud Seal yang sudah banyak digunakan untuk komunikasi bisnis dan aplikasi penting, meningkatkan kebutuhan keamanan digital di berbagai sektor.

China Telecom Quantum Group mengumumkan peluncuran sistem kriptografi terdistribusi pertama di dunia yang menggabungkan teknologi keamanan kuantum terkini. Sistem ini dirancang untuk melindungi data dan komunikasi dari serangan yang dapat dilakukan oleh komputer kuantum di masa depan. Salah satu pencapaian sistem ini adalah berhasilnya panggilan telepon terenkripsi kuantum lintas wilayah sejauh lebih dari 1.000 kilometer antara Beijing dan Hefei, sebuah langkah penting dalam pengembangan teknologi komunikasi aman. Teknologi yang digunakan menggabungkan Quantum Key Distribution yang memanfaatkan prinsip mekanika kuantum untuk mengirimkan kunci secara aman, dan Post-Quantum Cryptography yang menggunakan matematika kompleks untuk mengunci data, menjadikan sistem ini sangat tahan terhadap serangan. Perkembangan komputer kuantum berpotensi membobol sistem enkripsi publik yang selama ini dipakai, sehingga China Telecom ingin menjawab tantangan tersebut dengan arsitektur keamanan end-to-end berbasis kuantum yang mencakup komunikasi realtime, proteksi data, hingga autentikasi identitas. Menurut Peng Chengzhi, ilmuwan kuantum utama dari China Telecom, ancaman komputer kuantum terhadap enkripsi publik akan terus meningkat seiring kemajuan teknologi, sehingga sistem baru ini adalah langkah krusial demi menjaga keamanan digital di masa depan.