Courtesy of CNBCIndonesia
Mark Zuckerberg Bantah Tuduhan Monopoli Saat TikTok Jadi Ancaman Dominan
Membantah tuduhan monopoli oleh Meta dengan menunjukkan adanya persaingan ketat di industri media sosial.
17 Apr 2025, 21.00 WIB
296 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Meta menghadapi gugatan monopoli dari FTC terkait akuisisi Instagram dan WhatsApp.
- Zuckerberg menganggap TikTok sebagai ancaman terbesar bagi Meta dalam persaingan media sosial.
- Strategi Meta untuk bersaing dengan TikTok termasuk pengembangan fitur Reels.
Jakarta, Indonesia - CEO Meta, Mark Zuckerberg, berusaha membantah tuduhan monopoli industri media sosial oleh perusahaannya dalam persidangan atas gugatan dari Komisi Perdagangan Federal (FTC). Zuckerberg menyatakan bahwa perusahaannya menghadapi persaingan sengit dengan TikTok, yang merupakan ancaman kompetisi tertinggi bagi Facebook dan Instagram selama beberapa tahun terakhir. TikTok bahkan menjadi aplikasi yang paling banyak diinstal sepanjang 2024, menggeser posisi Instagram.
Meta menegaskan bahwa mereka tidak melakukan monopoli dengan argumen masih menghadapi kompetisi dari media sosial lain seperti TikTok, YouTube, dan X. Kepala pengacara Meta, Mark Hansen, menyoroti persaingan dari TikTok dan YouTube, sambil mengecilkan pernyataan FTC bahwa Instagram dan WhatsApp memiliki potensi untuk jadi layanan yang sukses sebelum diakuisisi oleh Meta. Hansen juga memberikan argumen terkait akuisisi WhatsApp pada 2014, menunjukkan bahwa pendiri WhatsApp, Jan Koum, tidak memiliki niat untuk mengembangkan kemampuan aplikasi di luar layanan pesan singkat.
Zuckerberg menekankan bahwa pertimbangannya dalam mengakuisisi Instagram berdasar pada pendekatan analisis 'bangun atau beli'. Dia juga menyebut bahwa jika ingin mematikan kompetisi, perusahaannya akan lebih memilih mengakuisisi Path ketimbang Instagram pada 2012. FTC menuntut Meta pada 2020 dengan tuduhan upaya mengeliminasi kompetisi dan mempertahankan monopoli perusahaan dengan mengakuisisi Instagram dan WhatsApp.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250417134653-37-626786/tiktok-raja-aplikasi-nomor-1-bos-facebook-beri-komen-tak-terduga
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20250417134653-37-626786/tiktok-raja-aplikasi-nomor-1-bos-facebook-beri-komen-tak-terduga
Analisis Ahli
Kara Swisher
"Kasus ini menyoroti tantangan regulasi terhadap raksasa teknologi yang terus berkembang melalui akuisisi, dan penting bagi regulator untuk menyeimbangkan inovasi dan persaingan pasar."
Shoshana Zuboff
"Gugatan ini adalah akibat dari model bisnis Meta yang mengandalkan penguasaan data dan akuisisi sebagai upaya pengendalian pasar yang bisa membahayakan demokrasi digital."
Analisis Kami
"Meta tampaknya terjebak antara upaya mempertahankan hegemoni pasar dan adaptasi terhadap perkembangan kompetitif dari aplikasi baru seperti TikTok. Strategi 'bangun atau beli' memang efektif jangka pendek, tapi bisa menimbulkan tantangan regulasi jangka panjang yang harus diantisipasi secara serius."
Prediksi Kami
Persidangan ini dapat memengaruhi kebijakan akuisisi dan regulasi yang lebih ketat terhadap perusahaan teknologi besar untuk mencegah dominasi pasar yang berlebihan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dibantah oleh Mark Zuckerberg terkait Meta?A
Mark Zuckerberg membantah bahwa Meta melakukan monopoli di industri media sosial.Q
Siapa yang mengajukan gugatan monopoli terhadap Meta?A
Gugatan monopoli terhadap Meta diajukan oleh Komisi Perdagangan Federal (FTC).Q
Apa yang menjadi ancaman utama bagi Meta menurut Zuckerberg?A
Ancaman utama bagi Meta menurut Zuckerberg adalah TikTok, yang dianggap sebagai pesaing terkuat.Q
Apa yang dikatakan mantan eksekutif Facebook tentang pertumbuhan TikTok?A
Mantan eksekutif Facebook, Vijaye Raji, menyebut pertumbuhan TikTok mengkhawatirkan dan strategi Meta tidak cukup cepat untuk menghadapinya.Q
Apa strategi yang dipertimbangkan Zuckerberg dalam akuisisi Instagram?A
Zuckerberg mempertimbangkan pendekatan 'bangun atau beli' dalam akuisisi Instagram, memilih untuk membeli daripada membangun layanan serupa.