Courtesy of TechCrunch
Model AI di Dunia Fashion: Inovasi Hemat Biaya atau Ancaman Bagi Model Manusia?
Membahas dampak penggunaan model digital berbasis AI terhadap industri fashion, khususnya posisi para model manusia dan bagaimana teknologi ini mengubah cara merek beriklan, serta perdebatan etis dan ekonomi yang muncul di sekitar pemakaian AI dalam dunia fashion.
03 Agt 2025, 20.00 WIB
52 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Penggunaan model AI dalam iklan menciptakan tantangan baru bagi model manusia, terutama dalam hal keberagaman dan peluang kerja.
- Merek kini lebih fokus pada penghematan biaya dan peningkatan produksi konten, yang dapat mengakibatkan hilangnya pekerjaan bagi banyak profesional di industri mode.
- Perdebatan tentang etika penggunaan model AI dan perlindungan hak model manusia semakin penting di era digital ini.
New York, Amerika Serikat - Industri fashion mulai mengganti model manusia dengan model digital berbasis AI untuk iklan dan pemasaran, dengan alasan menghemat biaya dan memenuhi kebutuhan konten yang semakin banyak. Levi’s dan Lalaland.ai menjadi pionir dalam menggunakan teknologi ini, namun langkah mereka menuai kritik karena dianggap menggantikan kesempatan kerja bagi model manusia, terutama model yang mewakili keragaman budaya.
Kejadian baru-baru ini ketika majalah Vogue menampilkan iklan Guess dengan model AI memicu perdebatan yang luas. Publik dan pelaku industri fashion merasa khawatir dengan dampak penggunaan model AI yang dianggap menduplikasi standar kecantikan tertentu dan menghilangkan sentuhan manusiawi, serta menimbulkan pertanyaan tentang otentisitas dan keadilan bagi model manusia asli.
Menurut ahli, model untuk e-commerce menjadi yang paling terancam karena mereka biasanya lebih realistis dan menjadi sumber pendapatan utama bagi banyak model. Penggunaan teknologi AI memungkinkan proses produksi iklan jadi lebih cepat dan murah, yang lalu menggeser peran model tradisional. Hal ini juga memunculkan isu 'robot cultural appropriation' dimana teknologi yang dibuat oleh pihak luar identitas tertentu dipakai untuk menggantikan keberagaman yang sesungguhnya.
Beberapa stakeholders dalam industri berupaya menciptakan regulasi yang melindungi hak model manusia, termasuk perizinan dan kompensasi untuk penggunaan replika digital. Sementara itu, para model didorong untuk membangun merek personal dan memanfaatkan platform lain agar tetap relevan dan mendapatkan penghasilan, karena teknologi AI otomatis tidak bisa menggantikan kisah dan keunikan pribadi mereka.
Kendati demikian, dampak penggunaan model AI dalam fashion masih dalam tahap percobaan dan eksplorasi, dengan sikap yang variatif dari merek dan audiens. AI diprediksi akan menjadi bagian dari workflow kreatif di masa depan, namun tantangan terbesar adalah menjaga keseimbangan antara inovasi teknologi dan mempertahankan nilai humanisme serta keberagaman dalam industri fashion.
--------------------
Analisis Kami: Teknologi AI memang menjanjikan efisiensi dan diversifikasi dalam model fashion, tapi secara etis ia berisiko mengaburkan batas antara representasi budaya asli dan digitalisasi yang bisa memperdalam ketidakadilan. Industri harus menemukan keseimbangan antara inovasi dan perlindungan hak pekerja kreatif agar teknologi tak mengorbankan keberagaman manusia secara nyata.
--------------------
Analisis Ahli:
Sinead Bovell: Model e-commerce paling terancam digitalisasi; tantangan terbesar bagi model-model yang memakai identitas non-tradisional.
Paul Mouginot: AI memudahkan produksi gambar model secara masif dan murah; merek sudah lama menggunakan virtual mannequin.
Amy Odell: Penghematan biaya jadi alasan utama merek beralih ke model AI dalam iklan dan media sosial.
PJ Pereira: Skala pemasaran digital menuntut produksi konten dalam jumlah besar, sehingga AI menjadi solusi praktis meski menimbulkan kontroversi.
Sara Ziff: Perlu regulasi agar penggunaan digital replica model mendapat persetujuan dan kompensasi yang jelas.
--------------------
What's Next: Penggunaan model AI dalam industri fashion akan terus meningkat sebagai solusi ekonomi dan efisiensi, namun akan menimbulkan ketegangan baru terkait hak model manusia dan keaslian, memaksa regulasi dan inovasi di bidang hukum serta model bisnis.
Referensi:
[1] https://techcrunch.com/2025/08/03/the-uproar-over-vogues-ai-generated-ad-isnt-just-about-fashion/
[1] https://techcrunch.com/2025/08/03/the-uproar-over-vogues-ai-generated-ad-isnt-just-about-fashion/
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang membuat Sarah Murray merasa sedih dan lelah tentang penggunaan model AI dalam mode?A
Sarah Murray merasa sedih dan lelah karena persaingan dengan standar digital yang sempurna yang dapat dicapai dengan AI.Q
Mengapa iklan Guess dengan model AI di Vogue menimbulkan kontroversi?A
Iklan Guess menimbulkan kontroversi karena menunjukkan standar kecantikan yang sangat tipikal dan diproduksi secara digital, mengabaikan keberagaman nyata.Q
Bagaimana AI dapat mengubah industri mode dan pekerjaan para model?A
AI dapat mengubah industri mode dengan memungkinkan merek untuk menghasilkan konten lebih murah dan lebih cepat, yang dapat mengancam pekerjaan model manusia.Q
Apa pendapat Sinead Bovell tentang ancaman model AI bagi model e-commerce?A
Sinead Bovell mengkhawatirkan bahwa model e-commerce, yang biasanya lebih realistis dan dapat diakses, akan menjadi yang paling terancam oleh otomatisasi.Q
Apa langkah yang diambil oleh Sara Ziff untuk melindungi hak model di era AI?A
Sara Ziff berusaha untuk meloloskan Fashion Workers Act yang akan mewajibkan merek mendapatkan izin jelas dari model dan memberikan kompensasi untuk penggunaan replika digital mereka.