Courtesy of TechCrunch
Protes Karyawan Mengecam Microsoft dan Google atas Kontrak Teknis dengan Israel
Memberikan informasi tentang protes yang menentang keterlibatan perusahaan teknologi besar dalam kontrak yang terkait dengan konflik Israel-Palestina, khususnya yang mengarah pada kritik penggunaan teknologi untuk pengawasan dan dugaan pelanggaran HAM.
27 Agt 2025, 06.32 WIB
59 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Protes terhadap Microsoft mencerminkan ketidakpuasan terhadap keterlibatan perusahaan dalam konflik Israel-Palestina.
- Brad Smith dan Microsoft menghadapi tekanan dari karyawan dan mantan karyawan terkait dukungan mereka terhadap kebijakan Israel.
- Taktik protes pekerja Google sebelumnya menunjukkan tren meningkatnya aktivisme di kalangan pekerja teknologi.
Redmond, Amerika Serikat - Pada hari Senin, kantor pusat Microsoft di Redmond mengalami insiden protes besar yang melibatkan kelompok 'No Azure for Apartheid'. Mereka berhasil memasuki kantor Brad Smith, presiden Microsoft, dan memaksa lockdown sementara di gedung tersebut.
Kelompok aktivis ini menyiarkan langsung aksi mereka di Twitch, membawa spanduk, dan menyerukan slogan yang menuduh Microsoft mendukung genosida melalui layanan cloud mereka. Mereka juga memamerkan surat tuntutan hukum tiruan terhadap Brad Smith atas dugaan kejahatan kemanusiaan.
Aksi ini bukan hanya dari luar tetapi juga melibatkan karyawan aktif dan mantan karyawan Microsoft yang dipecat karena melakukan aktivisme sebelumnya. Hal ini mengikuti rangkaian protes yang telah berlangsung beberapa bulan terkait penggunaan layanan Microsoft dalam konteks pengawasan warga Palestina oleh pemerintah Israel.
Model protes serupa juga pernah terjadi di Google pada April 2024, saat beberapa pekerja menggelar aksi duduk di kantor CEO Google Cloud, menolak kontrak besar dengan Israel bernama Project Nimbus. Protes tersebut juga sempat menimbulkan penangkapan dan pemecatan sejumlah karyawan.
Baca juga: Protes Karyawan Serbu Kantor Microsoft di Redmond Karena Hubungan dengan Pemerintah Israel
Kedua aksi protes ini menyoroti konflik etika antara perusahaan teknologi besar dengan peran mereka dalam penyediaan teknologi yang digunakan untuk aktivitas kontroversial di wilayah konflik, khususnya yang melibatkan hak asasi manusia.
Referensi:
[1] https://techcrunch.com/2025/08/26/microsoft-headquarters-go-into-lockdown-after-activists-take-over-brad-smiths-office/
[1] https://techcrunch.com/2025/08/26/microsoft-headquarters-go-into-lockdown-after-activists-take-over-brad-smiths-office/
Analisis Kami
"Aksi protes ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran sosial dan tanggung jawab etika dalam perusahaan teknologi besar. Jika perusahaan seperti Microsoft dan Google terus mengabaikan tuntutan karyawan dan aktivis, mereka bisa menghadapi kerusakan reputasi yang serius dan potensi regulasi yang lebih ketat di masa depan."
Analisis Ahli
Shoshana Zuboff
"Aktivisme ini mencerminkan konsekuensi logis dari 'kapitalisme pengawasan' di mana teknologi besar harus bertanggung jawab atas penggunaan data yang dapat merugikan kelompok masyarakat yang rentan."
Prediksi Kami
Tekanan oleh aktivis internal perusahaan teknologi kemungkinan akan terus meningkat, menyebabkan perusahaan lebih berhati-hati dan mungkin meninjau ulang kontrak mereka dengan pemerintah Israel serta meningkatkan pengawasan terhadap dampak sosial teknologi mereka.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan para pengunjuk rasa di markas Microsoft?A
Para pengunjuk rasa menyerbu markas Microsoft dan melakukan sit-in di kantor Brad Smith.Q
Siapa yang menjadi sasaran kritik dalam protes tersebut?A
Brad Smith, presiden Microsoft, menjadi sasaran kritik dalam protes tersebut.Q
Apa isu yang menjadi latar belakang protes ini?A
Isu yang menjadi latar belakang protes ini adalah kontrak cloud Microsoft dengan Israel dan dampaknya terhadap warga Palestina.Q
Apa kontrak yang menjadi fokus protes para pekerja Google sebelumnya?A
Kontrak yang menjadi fokus protes para pekerja Google adalah Project Nimbus, yang menyediakan layanan cloud untuk pemerintah Israel.Q
Apa yang ditemukan dalam investigasi Guardian terkait penggunaan layanan Microsoft?A
Investigasi Guardian menemukan bahwa Israel menggunakan layanan Microsoft untuk menyimpan data panggilan dari warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat.