Courtesy of CNBCIndonesia
China Berlakukan Aturan Ketat untuk Influencer Bahas Topik Serius di Media Sosial
Menyampaikan informasi tentang aturan baru di China yang mengatur influencer agar hanya yang memiliki kualifikasi resmi yang dapat membahas topik serius di media sosial, bertujuan untuk mengurangi misinformasi dan konten berbahaya secara online.
03 Nov 2025, 09.25 WIB
209 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Peraturan baru CAC mengharuskan influencer memiliki kualifikasi resmi untuk topik serius.
- Tujuan peraturan adalah mengurangi misinformasi di media sosial.
- Pendapat masyarakat mengenai peraturan ini terbagi antara mendukung dan menentang.
Jakarta, Indonesia - China mengeluarkan aturan baru yang mengatur para influencer di platform media sosial agar hanya mereka yang memiliki kualifikasi resmi yang boleh berbicara tentang topik serius seperti keuangan, kesehatan, kedokteran, hukum, dan pendidikan. Aturan ini mulai berlaku sejak 25 Oktober 2025.
Para influencer harus bisa membuktikan kualifikasinya lewat gelar sarjana, pelatihan resmi, lisensi, atau sertifikat. Platform seperti Douyin, Weibo, dan Bilibili wajib memverifikasi kredensial ini dan memantau konten yang diunggah agar sesuai aturan.
Selain itu, CAC melarang iklan produk dan layanan medis disamarkan sebagai konten edukasi untuk menghindari promosi tersembunyi yang merugikan. Penggunaan kecerdasan buatan juga harus diberi tanda jika konten berasal dari AI atau referensi lain.
Aturan ini mendapat reaksi beragam dari masyarakat; beberapa mendukung karena bisa mengurangi misinformasi dan memastikan hanya orang berkompeten yang memberi informasi, sementara lainnya menganggap ini pembatasan kebebasan berbicara dan suara independen di media sosial.
Baca juga: Google Kritik Aturan Larangan Anak di Media Sosial Australia, Solusi Lebih Baik Diperlukan
Aturan ini mencerminkan usaha pemerintah China untuk meningkatkan kualitas informasi sekaligus menekan penyebaran konten berbahaya, namun tetap menimbulkan perdebatan soal kebebasan berekspresi dan pengawasan digital.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251103091333-37-681599/diatur-negara-influencer-sok-tahu-china-diberantas-medsos
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251103091333-37-681599/diatur-negara-influencer-sok-tahu-china-diberantas-medsos
Analisis Ahli
Dr. Lin Xiaoyu (Ahli kebijakan media digital)
"Langkah CAC adalah respons yang tepat dalam era digital untuk menjaga kualitas informasi dan melindungi masyarakat dari misinformasi berbahaya."
Prof. Zhang Wei (Pengamat kebebasan berbicara)
"Meskipun tujuan positif, aturan ini berpotensi menjadi alat pengendalian pemerintah terhadap kebebasan berpendapat yang seharusnya tetap dilindungi."
Analisis Kami
"Aturan ini memang diperlukan untuk mengurangi penyebaran informasi palsu dan berbahaya yang dapat merugikan masyarakat, khususnya di bidang kesehatan dan keuangan yang sangat sensitif. Namun, risiko pembatasan kebebasan berbicara harus diperhatikan karena dapat menghambat diskusi kritis yang sehat dan inovasi di ruang digital."
Prediksi Kami
Ke depan, akan muncul standar yang lebih ketat dan pengawasan lebih intensif terhadap konten edukasi dan informasi di media sosial di China, yang mungkin mengurangi jumlah influencer independen dan meningkatkan kualitas informasi namun juga berpotensi membatasi kebebasan berekspresi.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa tujuan dari peraturan baru yang diterapkan oleh CAC?A
Tujuan dari peraturan baru adalah untuk mengurangi misinformasi secara online dan mencegah konten menyesatkan.Q
Kapan peraturan ini mulai berlaku?A
Peraturan ini mulai berlaku pada 25 Oktober 2025.Q
Apa saja topik yang memerlukan kualifikasi resmi bagi influencer?A
Topik yang memerlukan kualifikasi resmi termasuk keuangan, kesehatan, kedokteran, hukum, dan pendidikan.Q
Apa pendapat masyarakat tentang peraturan ini?A
Pendapat masyarakat terbagi, ada yang mendukung untuk mengurangi misinformasi, tetapi ada juga yang merasa peraturan ini membatasi kebebasan berbicara.Q
Platform media sosial mana yang terpengaruh oleh peraturan baru ini?A
Platform media sosial yang terpengaruh termasuk Douyin, Weibo, dan Bilibili.