Courtesy of Forbes
Dominasi Perusahaan Teknologi AS dalam Rekrutmen Visa H-1B di Tengah Penurunan Perusahaan India
Menjelaskan perubahan tren penggunaan visa H-1B oleh perusahaan teknologi di AS, khususnya dominasi perusahaan besar dalam merekrut tenaga kerja asing berkeahlian tinggi, serta dampak kebijakan imigrasi yang membatasi visa ini terhadap pasar tenaga kerja dan pengembangan teknologi.
17 Nov 2025, 21.52 WIB
62 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Perusahaan teknologi besar di AS kini mendominasi persetujuan H-1B, sementara perusahaan India mengalami penurunan.
- Tingkat persetujuan untuk H-1B menunjukkan bahwa pemegang visa H-1B tidak dianggap sebagai tenaga kerja murah, dengan gaji yang cukup tinggi.
- Kebijakan imigrasi yang ketat dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk merekrut tenaga kerja asing yang terampil.
Amerika Serikat - Visa H-1B merupakan jalur utama bagi pekerja asing berkemampuan tinggi untuk bekerja jangka panjang di Amerika Serikat, khususnya di bidang teknologi dan kecerdasan buatan. Perusahaan-perusahaan besar seperti Amazon, Meta Platforms, Microsoft, dan Google mendominasi pengajuan visa ini pada tahun fiskal 2025, menggantikan dominasi sebelumnya oleh perusahaan-perusahaan yang berbasis di India.
Batas kuota visa H-1B adalah 85.000 per tahun, yang sudah habis terpakai selama lebih dari dua dekade. Pada FY 2025, tercatat ada sekitar 442.000 pendaftar, jauh melebihi kuota yang ada dan membuat proses pengambilan visa dilakukan melalui sistem lotere. Banyak perusahaan kecil juga memanfaatkan visa ini, dengan lebih dari 28.000 pemberi kerja yang mendapatkan persetujuan minimal satu visa baru.
Rata-rata gaji pekerja yang mendapatkan visa H-1B sangat kompetitif, dengan angka rata-rata sekitar 136,000 dolar AS per tahun untuk pekerjaan di bidang komputer. Sebagian besar pekerja ini memiliki gelar master atau lebih tinggi, yang memperkuat kontribusi mereka terhadap inovasi dan produktivitas di AS.
Perusahaan yang berbasis di India seperti TCS, LTIMindtree, dan HCL America mengalami penurunan besar dalam penggunaan visa H-1B sejak 2015, disebabkan oleh perubahan teknologi, perekrutan pekerja AS, dan kemampuan untuk menjalankan pekerjaan dari luar AS. Sebaliknya, perusahaan AS meningkatkan investasi besar-besaran di AI dan teknologi terkait dengan pengeluaran modal mencapai lebih dari 380 miliar dolar AS.
Baca juga: Biaya Visa H-1B Rp 1.64 miliar ($100,000) Trump Mengancam Startup dan Innovasi AI di Silicon Valley
Kebijakan pembatasan yang diberlakukan selama masa pemerintahan Donald Trump dan biaya tinggi dalam proses visa diperkirakan akan memengaruhi angka pengajuan visa ke depan. Jika kebijakan ketat ini berlanjut, banyak perusahaan besar kemungkinan akan lebih banyak mengalihkan pekerjaan ke luar negeri, yang berpotensi merugikan posisi AS sebagai pemimpin teknologi.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/stuartanderson/2025/11/17/top-us-technology-companies-dominate-h-1b-visa-list-in-2025/
[1] https://www.forbes.com/sites/stuartanderson/2025/11/17/top-us-technology-companies-dominate-h-1b-visa-list-in-2025/
Analisis Ahli
Michael Clemens
"Perbandingan gaji H-1B dengan pekerja berpengalaman lainnya tidak relevan karena H-1B seringkali adalah pekerja pemula yang layak mendapatkan gaji pemula, sama seperti dalam profesi lainnya."
Giovanni Peri, Kevin Shih, Chad Sparber
"Tenaga kerja asing di bidang STEM berkontribusi besar terhadap pertumbuhan produktivitas dan kenaikan upah pekerja lokal yang berpendidikan tinggi."
Analisis Kami
"Situasi ini menunjukkan bahwa AS tetap bergantung pada talenta global untuk mendorong inovasi teknologi, terutama di bidang AI. Pembatasan visa yang berlebihan justru akan merugikan daya saing perusahaan AS dan ekonomi secara keseluruhan, karena bakat-bakat terbaik justru akan mencari peluang kerja di negara lain."
Prediksi Kami
Kebijakan pembatasan visa H-1B yang semakin ketat kemungkinan akan memaksa perusahaan teknologi besar meningkatkan outsourcing dan mengalihdayakan pekerjaan ke negara lain, mengurangi persaingan global dan mungkin memperlambat inovasi di AS.
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa perusahaan teknologi yang memimpin dalam persetujuan permohonan H-1B di FY 2025?A
Perusahaan yang memimpin dalam persetujuan permohonan H-1B di FY 2025 adalah Amazon, diikuti oleh Meta Platforms, Microsoft, dan Google.Q
Apa yang terjadi dengan perusahaan India dalam konteks H-1B di FY 2025?A
Perusahaan India mengalami penurunan signifikan dalam jumlah persetujuan H-1B, hanya tiga perusahaan yang termasuk dalam 25 besar pemberi kerja.Q
Mengapa H-1B visa penting bagi tenaga kerja asing di AS?A
H-1B visa penting karena sering menjadi satu-satunya cara bagi tenaga kerja asing yang terampil untuk bekerja di AS dalam jangka panjang.Q
Apa yang menunjukkan bahwa H-1B visa holder tidak dianggap sebagai 'tenaga kerja murah'?A
Data pemerintah menunjukkan bahwa rata-rata gaji untuk pemegang visa H-1B dalam pekerjaan terkait komputer adalah $136,000, menunjukkan bahwa mereka tidak digaji rendah.Q
Bagaimana kebijakan imigrasi di bawah pemerintahan Trump mempengaruhi H-1B visa?A
Kebijakan imigrasi yang ketat di bawah pemerintah Trump menyebabkan peningkatan tingkat penolakan untuk permohonan H-1B dan dapat mempengaruhi pelamar di masa depan.