Mark Zuckerberg, CEO Meta, kini memimpin langsung sebuah proyek rahasia untuk mengembangkan AI superintelligence yang dapat melampaui kemampuan manusia. Ini menunjukkan betapa serius dan frustrasinya dia dengan kemajuan AI di perusahaannya sendiri, terutama setelah model Llama 4 dinilai lambat dan kurang memuaskan.
Meta telah menggunakan AI di banyak produknya seperti Facebook, WhatsApp, dan Instagram, tapi tetap kesulitan mengikuti inovasi dari perusahaan seperti OpenAI, Microsoft, dan Google. Oleh karena itu, Zuckerberg membentuk tim khusus 50 orang yang bekerja di dekat kantor pusat Meta untuk mempercepat kemajuan AI.
Tujuan utama proyek ini adalah mencapai tingkat kecerdasan buatan generik (AGI) yang dapat melakukan berbagai tugas intelektual manusia, dan akhirnya menciptakan superintelligence. Zuckerberg memanfaatkan pendanaan dari bisnis iklan besar Meta dan menjalin kerja sama dengan Scale AI, startup pelabelan data yang penting untuk pengembangan AI.
Persaingan dalam bidang AI semakin ketat dengan hadirnya berbagai perusahaan teknologi besar dan startup, termasuk Anthropic, xAI, dan Apple. Kesuksesan dalam memimpin pengembangan AI ini menjadi sangat penting karena AI dapat mengancam bahkan menggantikan bisnis utama perusahaan teknologi besar di masa depan.
Meskipun banyak perbedaan dalam komunitas riset AI tentang kapan AGI dan superintelligence dapat tercapai, Zuckerberg tetap yakin dan tekun memimpin Meta agar tidak hanya menjadi peserta tapi menjadi pemain dominan dalam perlombaan AI global.