Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Sains

Kebijakan AS Mempengaruhi Ilmuwan dan Perusahaan Tiongkok

Share

Kebijakan Amerika Serikat yang mempertimbangkan pembatasan terhadap perusahaan obat Tiongkok dan upaya merekrut ilmuwan terkemuka seperti Liu Jun dari Harvard ke Tiongkok, menunjukkan dampak signifikan politik AS terhadap industri dan penelitian ilmiah di Tiongkok.

11 Sep 2025, 20.00 WIB

Ketegangan AS-China di Obat: Tantangan dan Peluang bagi Perusahaan Farmasi China

Ketegangan AS-China di Obat: Tantangan dan Peluang bagi Perusahaan Farmasi China
Pemerintahan Trump dikabarkan sedang merancang perintah eksekutif yang bertujuan membatasi lisensi obat dari perusahaan China karena keunggulan biaya dan rantai pasokan yang dimiliki oleh negara tersebut. Berita ini mengejutkan pasar keuangan dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan perusahaan farmasi China. Saham perusahaan farmasi China yang terdaftar di bursa Hong Kong mengalami penurunan tajam setelah laporan tersebut muncul. Meski demikian, beberapa eksekutif farmasi China meyakini bahwa pembatasan tersebut tidak mudah diterapkan karena melibatkan banyak pihak dan kepentingan yang kompleks. Beberapa perusahaan farmasi global ternama seperti Pfizer, AstraZeneca, dan Bristol Myers Squibb justru aktif membeli hak lisensi obat yang dikembangkan di China, terutama untuk penyakit umum seperti obesitas dan penyakit jantung. Hal ini menandakan adanya kolaborasi internasional yang kuat dalam pengembangan obat. Grand Pharmaceutical Group, salah satu perusahaan farmasi China yang besar, menyatakan bahwa produk obat kanker mereka setara kualitasnya dengan perusahaan farmasi global dan telah meraih hampir 200 juta dolar AS dari pasar Amerika. Perusahaan ini juga terus melakukan uji klinis dan pengembangan obat baru di Amerika Serikat. Meskipun saham Grand Pharmaceutical Group turun 3,2 persen pada hari itu, harga saham perusahaan ini tetap menunjukkan tren positif dengan kenaikan hampir dua kali lipat selama tahun 2025. Hal ini mencerminkan optimisme pasar terhadap kemampuan perusahaan farmasi China dalam menghadapi tantangan geopolitik.
11 Sep 2025, 20.00 WIB

Liu Jun Kembali ke Tsinghua Karena Alasan Pribadi, Bukan Politik atau Dana

Liu Jun Kembali ke Tsinghua Karena Alasan Pribadi, Bukan Politik atau Dana
Liu Jun, seorang statistikawan terkenal, baru-baru ini memutuskan untuk meninggalkan Harvard University dan kembali ke Tsinghua University di Beijing. Pengumuman ini dibuat resmi pada akhir Agustus dan memicu banyak spekulasi tentang alasan di balik kepindahannya. Banyak orang menduga bahwa alasannya berkaitan dengan ketegangan politik antara Cina dan Amerika Serikat, atau karena adanya pemotongan dana riset dari pemerintah AS yang berdampak pada akademisi asal Cina di luar negeri. Namun, Liu Jun menegaskan dalam email kepada South China Morning Post bahwa keputusannya tidak ada sangkut paut dengan Presiden Trump atau situasi politik. Ia menjelaskan bahwa ia kembali karena alasan keluarga dan rasa keterikatan mendalam dengan kampus Tsinghua tempat ia lahir dan tumbuh. Cerita Liu Jun lalu menjadi pusat diskusi di media sosial dan forum akademik, dengan berbagai reaksi dari para profesional dan mahasiswa. Banyak yang menghargai keterbukaan Liu tentang alasan pribadinya, yang seringkali terabaikan dalam wacana yang didominasi oleh isu politik. Kisah ini membuka perspektif baru mengenai mobilitas akademik di era ketegangan internasional, menunjukkan bahwa keputusan para ilmuwan dan pendidik juga dipengaruhi oleh faktor emosional dan keluarga, bukan hanya oleh politik atau pendanaan.
10 Sep 2025, 07.00 WIB

Ilmuwan AS Cari Peluang Baru, Beradaptasi Jadi Kunci Sukses di Luar Negeri

Ilmuwan AS Cari Peluang Baru, Beradaptasi Jadi Kunci Sukses di Luar Negeri
Banyak ilmuwan Amerika Serikat kini mempertimbangkan untuk pindah ke negara lain karena kebijakan yang membatasi riset dan imigrasi selama pemerintahan Donald Trump. Peneliti seperti Alán Aspuru-Guzik dan Stephen Jones memutuskan untuk mencari lingkungan kerja yang lebih mendukung di Kanada dan Eropa. Aspuru-Guzik menyoroti pentingnya beradaptasi dengan penuh kepada budaya dan situasi lokal saat berpindah negara agar sukses. Ia mengingatkan agar tidak menganggap sistem Amerika lebih unggul secara otomatis dan harus menerima perbedaan yang ada. Camille Parmesan juga menegaskan pentingnya mempelajari bahasa lokal dan siap untuk bekerja dalam sistem yang berbeda, termasuk dalam hal administrativa dan sosial. Bahasa Inggris mungkin digunakan dalam pertemuan profesional, namun kehidupan sehari-hari seringkali memerlukan bahasa lokal. Para ilmuwan yang pindah harus menyesuaikan aspek teknis seperti sumber daya laboratorium dan peralatan yang mungkin berbeda karena standar listrik atau logistik lainnya. Meski hal ini menjadi tantangan kecil, keuntungan kualitas hidup baru dianggap jauh lebih besar bagi mereka. Dengan semakin banyak ilmuwan memilih untuk bekerja di luar AS dan beradaptasi dengan budaya lokal, di masa depan negara-negara tujuan seperti Kanada dan Eropa berpotensi menjadi pusat riset yang lebih kuat, sementara AS bisa kehilangan posisi dominan sebagai pusat inovasi global.
09 Sep 2025, 10.58 WIB

Matematikawan Terkenal Zhongwei Shen Kembali ke China Perkuat Riset di Westlake

Matematikawan Terkenal Zhongwei Shen Kembali ke China Perkuat Riset di Westlake
Zhongwei Shen, seorang matematikawan Tionghoa-Amerika terkemuka, telah mengambil keputusan penting dengan meninggalkan Amerika Serikat dan bergabung dengan Westlake University di Hangzhou, China. Ia sekarang menjadi profesor di sekolah ilmu pengetahuan universitas tersebut sejak Juli lalu. Shen dikenal atas keahliannya dalam bidang persamaan diferensial parsial dan analisis harmonik, dua area matematika yang kritikal untuk pemodelan fenomena alam. Ia telah mengabdikan hampir 40 tahun meneliti bidang ini, termasuk hampir 30 tahun di University of Kentucky sebagai profesor dan ketua departemen matematika. Selain karier akademisnya di Amerika, Shen juga tetap mempertahankan hubungan kuat dengan China. Pada 2015, ia diberi gelar Changjiang Scholar di Lanzhou University, yang menunjukkan pengakuan terhadap kontribusinya di bidang matematika dalam negeri China. Dalam pengumuman resminya, Shen menyatakan bahwa ia sudah lama mempertimbangkan kembali ke China karena merasa ini adalah rumahnya. Ia terkesan dengan pendekatan riset tingkat tinggi yang diterapkan Westlake University serta sifat internasional dari departemen matematika di universitas itu. Dengan kehadiran Shen, Westlake University diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan reputasi riset matematikanya di tingkat global. Shen sendiri berambisi membantu universitas ini menjadi pusat riset terkemuka yang mendukung kemajuan matematika dunia.

Baca Juga

  • Kebijakan AS Mempengaruhi Ilmuwan dan Perusahaan Tiongkok

  • Inovasi Sektor Swasta dalam Teknologi Reaktor Nuklir dan Daur Ulang Bahan Bakar

  • Penerapan AI dalam Efisiensi Layanan Kesehatan

  • Perusahaan Eropa Tantang Starlink SpaceX dengan Pendanaan ReOrbit

  • Kemajuan Teknologi Genom dan Epigenetik yang Meningkatkan Pengobatan yang Dipersonalisasi