
Selama puluhan tahun, sebagian besar jaringan listrik dan pasar finansial dunia bergantung pada perangkat lunak canggih yang dikembangkan oleh perusahaan Amerika Serikat. Perangkat lunak ini digunakan sebagai algoritma utama untuk mengatur operasi penting seperti pengaktifan pembangkit listrik dan pengelolaan aset dalam jumlah besar. Namun, teknologi ini sangat tertutup dan hanya diketahui oleh pembuatnya saja.
Baru-baru ini, Tiongkok mengambil langkah besar dengan mengganti perangkat lunak buatan Amerika yang selama ini digunakan untuk menjalankan jaringan listriknya. Pasar listrik terbesar di dunia, Southern Regional Electricity Market, kini menggunakan Tianquan, solusi yang dikembangkan oleh insinyur Tiongkok, yang mampu bekerja 14 persen lebih cepat dibandingkan produk AS.
Perusahaan-perusahaan besar Tiongkok seperti State Grid dan Huawei juga telah berhenti menggunakan solver dari Amerika Serikat. Hal ini menandakan bahwa Tiongkok berhasil mencapai kemandirian teknologi dalam pengelolaan jaringan listrik yang sangat penting untuk negara tersebut.
Perubahan ini bukan hanya penting bagi Tiongkok saja, tetapi bisa menjadi inspirasi bagi negara-negara lain di Asia Tenggara, Amerika Latin, dan berbagai wilayah lainnya untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap teknologi Amerika Serikat dan mulai menggunakan teknologi buatan mereka sendiri.
Jika tren ini terus berlangsung, akan terjadi pergeseran besar dalam kekuatan teknologi global, dari yang sebelumnya hampir didominasi oleh Amerika Serikat, kini semakin terbuka kesempatan bagi negara lain untuk mengambil alih peranan penting dalam software industri yang menjadi inti pengelolaan sistem vital dunia.