
Para peneliti mengungkap serangan botnet bernama Kimwolf yang menargetkan 1,8 juta perangkat berbasis Android di berbagai negara utama seperti Brasil, India, Amerika Serikat, dan lainnya. Botnet ini menggunakan metode canggih dengan memanfaatkan Ethereum Name Service (ENS) untuk memperkuat jaringan kendalinya sehingga sulit diberantas.
Mayoritas perangkat yang diserang berasal dari lingkungan jaringan perumahan dan perangkat seperti TV BOX, SmartTV, dan berbagai merek Android TV lainnya. Peneliti juga menyebutkan bahwa Kimwolf sempat dinonaktifkan tiga kali tetapi selalu kembali dengan kemampuan lebih kuat.
Selain Kimwolf, terdapat botnet AISURU yang berasal dari kelompok peretas yang sama. AISURU juga dilaporkan menginfeksi jutaan perangkat dan melakukan serangan DDoS besar dengan puncak serangan mencapai 29,7 terabit per detik, yang sangat merugikan infrastruktur digital global.
Laporan ini menekankan bahwa serangan botnet tersebut menunjukkan evolusi metode serangan siber yang semakin kompleks dan maju. Pemanfaatan teknologi blockchain dalam mendukung botnet merupakan tantangan baru bagi praktisi keamanan dunia.
Dengan meningkatnya jumlah perangkat IoT dan Android di rumah, risiko serangan siber melalui botnet seperti Kimwolf dan AISURU akan terus bertambah, sehingga perlindungan dan sistem pertahanan keamanan siber harus lebih diperkuat dan diperbarui mengikuti perkembangan teknologi.