Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Finansial

Inovasi Berbasis AI yang Mengubah Industri Fintech

Share

Inovasi dan investasi yang dipimpin oleh perusahaan teknologi utama sedang mengubah lanskap industri fintech, memungkinkan efisiensi yang lebih baik dan solusi keuangan yang lebih canggih bagi konsumen dan bisnis.

30 Jul 2025, 19.15 WIB

Mengenal ETF Revolusi AI Dan Ives Wedbush: Investasi Pasif dengan Pendekatan Futuristik

Mengenal ETF Revolusi AI Dan Ives Wedbush: Investasi Pasif dengan Pendekatan Futuristik
Pertumbuhan pesat industri kecerdasan buatan (AI) menciptakan peluang investasi besar, tapi sulit bagi investor mengikuti dinamika pasar dan memilih saham paling potensial. Untuk mengatasi masalah ini, wedbush memperkenalkan ETF baru yang dikurasi oleh Dan Ives, analis teknologi terkemuka. ETF Dan Ives Wedbush AI Revolution menggunakan metode unik dengan indeks yang dibangun oleh Solactive yang memanfaatkan teknologi AI itu sendiri untuk menyeleksi perusahaan-perusahaan yang paling terlibat dalam pengembangan AI. ETF ini berisi 30 saham dengan batasan alokasi sehingga distribusinya lebih merata dan tidak didominasi oleh saham besar. Pendekatan ini menghadirkan keseimbangan antara eksposur kepada raksasa teknologi dan perusahaan kecil yang berpotensi tumbuh lebih cepat. Meski ETF ini memiliki elemen aktif dalam pemilihan saham, secara keseluruhan tetap berada di ranah investasi pasif yang mengincar pertumbuhan jangka panjang sektor AI. Namun, ada kekhawatiran apakah strategi yang mengandalkan pemilihan saham aktif ini mampu mengalahkan kinerja indeks pasar secara konsisten, mengingat sejarah banyak dana besar yang gagal mengungguli indeks utama selama bertahun-tahun. Terlepas dari itu, proyeksi pasar AI yang diperkirakan akan tumbuh sangat cepat hingga puluhan triliun dolar di masa depan membuat ETF ini tetap menarik sebagai pilihan investasi pasif guna memanfaatkan revolusi AI. Investor perlu siap menghadapi fluktuasi pasar yang wajar pada aset teknologi ini.
29 Jul 2025, 23.55 WIB

Standard Chartered Gandeng Alibaba Cloud untuk Tingkatkan Layanan dengan AI

Standard Chartered Gandeng Alibaba Cloud untuk Tingkatkan Layanan dengan AI
Standard Chartered, bank multinasional asal Inggris, berencana meningkatkan efisiensi operasional dan pengalaman pelanggan dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI). Untuk mencapai hal ini, mereka bekerja sama dengan Alibaba Cloud, anak perusahaan Alibaba yang fokus pada layanan cloud dan AI. Kerja sama ini diumumkan dalam sebuah nota kesepahaman yang ditandatangani kedua belah pihak. Melalui kerja sama ini, Standard Chartered akan mengadopsi solusi AI dari Alibaba Cloud seperti alat untuk keterlibatan pelanggan berbasis AI yang dapat membantu bank berinteraksi lebih baik dengan pelanggannya. Selain itu, mereka juga akan mengotomatiskan manajemen risiko serta proses kepatuhan agar lebih efisien dan akurat. Selain pemanfaatan teknologi, Alibaba juga berkomitmen membantu pengembangan sumber daya manusia di Standard Chartered dengan menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi AI untuk karyawan. Hal ini diharapkan supaya tenaga kerja di bank bisa lebih siap mengelola dan memanfaatkan teknologi canggih tersebut. CEO Alibaba, Eddie Wu Yongming, menegaskan bahwa AI telah terbukti mampu membawa perubahan besar di berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, dan penelitian. Kerja sama Alibaba dengan Standard Chartered menjadi langkah penting untuk memperluas penerapan AI di sektor perbankan global. Kesepakatan ini menandai proyek AI terbaru Alibaba Cloud di dunia perbankan setelah sebelumnya sukses bekerja sama dengan bank besar di Tiongkok seperti China Construction Bank dan ICBC. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa teknologi AI semakin penting dalam transformasi digital layanan finansial.
27 Jul 2025, 03.15 WIB

Waspada! Saham AI Palantir dan CrowdStrike Berisiko Jatuh Tajam

Waspada! Saham AI Palantir dan CrowdStrike Berisiko Jatuh Tajam
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi kecerdasan buatan (AI) menjadi pusat perhatian dan pendorong pertumbuhan perusahaan-perusahaan teknologi di pasar saham. Namun, kenaikan harga saham yang sangat cepat pada beberapa perusahaan AI membuat para analis penasaran apakah valuasi tersebut sudah masuk akal atau terlalu berlebihan. Salah satu contoh adalah Palantir Technologies yang mengalami kenaikan harga saham hingga 2.290% sejak awal 2023. Walaupun perusahaan ini menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang kuat dan peningkatan margin operasi, banyak analis percaya bahwa harga sahamnya sudah terlalu mahal dan tidak mencerminkan nilai sebenarnya. CrowdStrike juga mengalami kenaikan saham yang signifikan, sebanyak 352% sejak awal 2023, berkat kekuatan platform keamanan siber dan fitur AI yang semakin canggih. Namun, valuasi saham CrowdStrike juga dianggap sangat tinggi oleh para analis dengan risiko penurunan yang mungkin terjadi. Para analis memberikan peringatan bahwa meskipun kedua perusahaan ini menunjukkan hasil operasional yang baik dan teknologi yang maju, valuasi saham saat ini mungkin tidak sustainable. Mereka menyarankan investor untuk berhati-hati dan mempertimbangkan menjual saham agar bisa mendapatkan peluang yang lebih baik di pasar. Kesimpulannya, meski potensi pertumbuhan AI sangat besar, penting untuk melihat saham teknologi ini dari sisi nilai yang wajar agar tidak terjebak dalam gelembung harga yang bisa berakhir dengan kerugian besar.
26 Jul 2025, 18.45 WIB

Apakah Stripe Akan Melantai di Bursa Lewat IPO atau SPAC pada 2025?

Apakah Stripe Akan Melantai di Bursa Lewat IPO atau SPAC pada 2025?
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan fintech seperti Webull, Chime, Circle Internet Group, Robinhood, dan SoFi telah melantai di bursa saham melalui berbagai metode, termasuk IPO tradisional dan SPAC. Namun, Stripe yang terkenal dengan valuasi tinggi tetap menjadi perusahaan privat hingga kini, membuat banyak investor penasaran. Proses IPO tradisional melibatkan peran bank investasi yang membantu perusahaan menyusun dokumen keuangan dan melakukan roadshow untuk menarik minat investor institusional. Metode ini biasanya memakan waktu cukup lama, namun menawarkan transparansi dan proses yang terukur. Alternatifnya, perusahaan dapat menggunakan SPAC yang mempercepat proses go public. Meskipun SPAC lebih cepat dan memungkinkan akses lebih mudah bagi investor ritel, kinerja saham yang dihasilkan umumnya mengecewakan dan sering kali menghasilkan return negatif, khususnya di sektor fintech dan kripto. Performa saham setelah IPO fintech pun sangat bervariasi. Misalnya, Robinhood mengalami kenaikan saham signifikan, sedangkan Circle dan Chime menunjukkan hasil yang lebih beragam dan kurang meyakinkan. Investornya mulai mempertanyakan kemampuan neobank dan platform baru untuk bersaing dengan pemain lama yang lebih besar dan menguntungkan. Stripe harus mempertimbangkan berbagai faktor makroekonomi dan pasar seperti kebijakan moneter The Fed serta sentimen investor sebelum memutuskan melakukan IPO di 2025. Keputusan ini akan bergantung pada kesiapan dan strategi perusahaan untuk memasuki pasar publik.
25 Jul 2025, 01.57 WIB

AI Bantu Permudah Penyelesaian Warisan yang Sulit dan Rumit

AI Bantu Permudah Penyelesaian Warisan yang Sulit dan Rumit
Lauren Kolodny, partner di Acrew Capital, telah lama mendukung teknologi yang mampu membuka akses layanan keuangan untuk masyarakat umum. Pengalamannya menginvestasi di startup neobank Chime menjadi bukti komitmennya terhadap solusi inovatif yang memberdayakan kelas pekerja. Startup Alix hadir sebagai jawaban bagi banyak orang yang mengalami kesulitan dalam mengelola proses penyelesaian harta warisan karena sangat memakan waktu, kerja keras, dan biaya tinggi. Pendiri Alix, Alexandra Mysoor, terinspirasi dari pengalamannya sendiri dalam membantu menyelesaikan urusan warisan keluarga temannya. Proses tradisional dalam mengurus harta warisan saat ini sangat tidak efisien, bergantung pada dokumen fisik, pencarian daftar tugas yang tidak jelas, komunikasi yang rumit dengan bank dan pengacara berbiaya mahal. Hal ini mendorong penggunaan kecerdasan buatan untuk mengotomatisasi tugas-tugas tersebut agar lebih mudah dan cepat. Menurut Kolodny, meskipun triliunan dolar akan diterima oleh generasi milenial dan Gen Z, solusi digital yang mengurus semua aspek administrasi penyelesaian warisan masih sangat minim. Alix menjadi pionir dalam menyediakan layanan mulai dari pemindaian dokumen sampai pengelolaan komunikasi dengan lembaga terkait secara otomatis. Model bisnis Alix mengenakan biaya 1% dari nilai harta warisan yang dikelola, dengan kisaran biaya antara 9.000 sampai 12.000 dolar untuk warisan di bawah satu juta dolar. Dengan demikian, layanan ini dapat membantu mendemokratisasi proses keuangan dan administratif yang selama ini sulit diakses banyak orang.
24 Jul 2025, 14.30 WIB

3 Crypto Menarik di Tahun 2025: Solana, Ethereum, dan Shiba Inu

Crypto terus mengalami perubahan cepat, jadi penting untuk tetap memperhatikan aset-aset yang menarik walaupun belum berniat beli. Di akhir 2025, ada tiga koin yang patut dicermati: Solana, Ethereum, dan Shiba Inu. Solana sedang berkembang pesat terutama di sektor tokenized equities, yaitu saham yang diperdagangkan melalui blockchain. Nilai token saham di Solana melonjak tajam berkat platform xStocks, menandakan potensi besar agar token ini diminati investor. Ethereum mengalami kebangkitan yang kuat dengan kenaikan harga lebih dari 138% belakangan ini. Banyak institusi mulai masuk ke Ethereum dan update teknis baru membuat biaya transaksi lebih murah, sehingga banyak pengguna dan developer mulai kembali aktif. Shiba Inu adalah koin meme yang sifatnya sangat spekulatif. Biasanya, kalau harganya naik dengan cepat, itu bisa jadi tanda investor mengambil risiko berlebihan, sehingga menjadi sinyal buat para investor agar berhati-hati dan mungkin mengurangi risiko. Kesimpulannya, Solana dan Ethereum menawarkan peluang nyata berbasis teknologi dan adopsi, sedangkan Shiba Inu menjadi indikator pasar spekulatif yang harus diawasi. Investor harus jeli memanfaatkan informasi ini untuk strategi yang tepat pada paruh kedua tahun 2025.
24 Jul 2025, 05.00 WIB

Palantir vs BigBear.ai: Metrik Keuangan Ungkap Pilihan Investasi AI Terbaik

Perusahaan teknologi aplikasi kecerdasan buatan, Palantir dan BigBear.ai, telah mengalami kenaikan harga saham yang signifikan tahun ini. Namun, investor disarankan untuk tidak hanya mengandalkan momentum pasar saja dalam memilih saham. Salah satu alat penting dalam menilai kesehatan keuangan perusahaan perangkat lunak SaaS adalah Rule of 40, yaitu penjumlahan antara tingkat pertumbuhan pendapatan dan margin aliran kas bebas. Palantir berhasil mencapai skor Rule of 40 sebesar 83%, jauh melampaui target ideal 40%, berkat pendapatan yang tumbuh pesat dan profitabilitas yang kuat melalui produk AI Andalan mereka. Sementara itu, BigBear.ai memiliki pertumbuhan yang rendah dan margin negatif, menghasilkan skor Rule of 40 negatif yang menunjukkan bisnisnya masih belum menunjukkan jalur menuju profitabilitas. Kesimpulannya, Palantir dianggap sebagai investasi yang lebih sehat dan menjanjikan dalam bidang perangkat lunak AI jika dibandingkan dengan BigBear.ai yang kenaikan sahamnya lebih didorong oleh optimisme pasar yang belum tentu terealisasi.
22 Jul 2025, 05.46 WIB

Perkembangan Pesat FinTech dan Kripto di Afrika Setelah Pilpres AS 2024

Setelah pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2024, industri cryptocurrency mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal ini membuka peluang baru dalam sektor keuangan global, terutama di negara-negara Afrika yang mulai mengadopsi teknologi ini lebih luas. Chris Maurice, CEO dari Yellow Card, menjelaskan bahwa penggunaan layanan kripto meningkat pesat di Afrika. Perusahaan yang dipimpinnya fokus pada pengembangan platform yang memudahkan masyarakat mengakses aset digital seperti bitcoin. Dalam wawancara bersama Romaine Bostick di 'Bloomberg: The Close', Maurice membahas bagaimana FinTech dan cryptocurrency membuka jalan baru bagi inklusi keuangan di Afrika. Banyak orang yang sebelumnya tidak memiliki akses ke layanan perbankan kini dapat berpartisipasi dalam ekonomi digital. Pertumbuhan industri ini didorong oleh perubahan teknologi dan minat masyarakat yang semakin besar terhadap alternatif keuangan yang lebih cepat dan efisien. Selain itu, stabilitas politik pasca pemilu di AS juga berkontribusi terhadap kepercayaan pasar global. Meskipun menghadapi tantangan regulasi di beberapa negara Afrika, Yellow Card dan perusahaan FinTech lainnya terus berupaya mengembangkan solusi inovatif untuk mendukung kemajuan keuangan digital di benua tersebut.
22 Jul 2025, 04.48 WIB

Western Union Manfaatkan Stablecoin untuk Inovasi Layanan Keuangan Digital

Western Union, perusahaan pengiriman uang yang sudah beroperasi selama 175 tahun, terus berupaya mencari cara untuk berinovasi dan mengikuti perkembangan teknologi keuangan terbaru. Salah satu inovasi yang kini mereka pelajari adalah penggunaan stablecoin, sebuah aset digital yang nilainya relatif stabil dibandingkan dengan cryptocurrency lainnya. Dalam wawancara bersama Romain Bostick dan Scarlet Fu di acara Bloomberg: The Close, CEO Western Union Devin McGranahan menjelaskan bahwa stablecoin bisa menjadi peluang baru bagi perusahaan untuk meningkatkan layanan mereka. Ia percaya dengan memanfaatkan teknologi ini, Western Union bisa mempercepat transaksi dan memberikan layanan yang lebih efisien bagi pelanggannya. Stablecoin juga dianggap mampu menjadi jembatan antara sistem keuangan tradisional dan digital, sehingga memudahkan orang untuk melakukan transfer uang lintas negara dengan biaya dan waktu yang lebih rendah. Hal ini sangat penting bagi Western Union sebagai perusahaan yang mengkhususkan diri dalam pengiriman uang internasional. McGranahan menegaskan bahwa meskipun Western Union memiliki sejarah panjang, mereka tidak takut melakukan perubahan untuk tetap relevan di era digital sekarang. Mengenal dan mengadopsi teknologi seperti stablecoin adalah bagian dari strategi perusahaan untuk terus berkembang dan memberikan manfaat maksimal bagi pelanggannya. Selain itu, kerjasama dengan berbagai pihak dan platform digital menjadi kunci dalam upaya Western Union melakukan inovasi yang berkelanjutan. Dengan demikian, ke depan, pelanggan dapat menikmati kemudahan, keamanan, dan kecepatan dalam transaksi keuangan digital yang mereka tawarkan.
21 Jul 2025, 12.24 WIB

IPOT: Platform Investasi Baru dari Indo Premier untuk Semua Jenis Investor

PT Indo Premier Sekuritas meluncurkan sebuah platform investasi baru bernama IPOT yang bertujuan untuk mengubah cara orang berinvestasi di Indonesia. Platform ini dirancang bukan hanya untuk transaksi jual beli produk investasi, tetapi lebih ke penciptaan kekayaan secara terstruktur dan inklusif. IPOT dapat digunakan oleh berbagai tipe investor mulai dari individu, keluarga, komunitas, hingga penasihat profesional. Dengan fitur yang lengkap dan mudah digunakan, platform ini mendukung berbagai gaya investasi sesuai kebutuhan dan tujuan masing-masing pengguna. Beberapa fitur unggulan IPOT seperti multi-account memungkinkan investor mengelola rekening berbeda untuk tujuan jangka pendek dan panjang. Selain itu, Shared Access memungkinkan keluarga atau komunitas berinvestasi bersama dengan transparansi dan kendali penuh. Bagi keluarga, IPOT juga memberikan kesempatan untuk mengedukasi anak-anak dalam berinvestasi sejak dini dengan ikut serta memilih saham atau reksa dana. Sedangkan bagi komunitas, platform ini dapat digunakan untuk mengelola dana bersama, misalnya untuk tujuan pendidikan atau sosial. Penasihat profesional juga mendapatkan kemudahan lewat fitur akses monitor-only atau full access, yang memungkinkan mereka mengelola investasi klien sesuai kebutuhan. Secara keseluruhan, IPOT hadir sebagai solusi investasi fleksibel dan kolaboratif untuk membangun kekayaan bagi semua kalangan.
Setelahnya

Baca Juga

  • Investasi Institusional Korporat dalam Bitcoin Mencapai Tingkat Baru

  • Perubahan Regulasi SEC Mendorong ETF Kripto ke Arus Utama

  • Prospek dan Performa Saham Palantir Technologies

  • Ketegangan Geopolitik dan Strategi Ekonomi antara AS, China, dan Rusia

  • Upaya Akuisisi JD.com di Pasar Internasional Menghadapi Tantangan