Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Teknologi

Kontrol Ekspor Chip AI Amerika dan Upaya Nvidia Memintas

Share

Pemerintah AS menerapkan undang-undang pertama di dunia untuk chip AI yang dilacak lokasi guna menangkal ancaman dari China. Sebagai respon, Nvidia memodifikasi chip H20-nya untuk mengatasi pembatasan ekspor AS dan mempertahankan pesanan senilai $18 miliar.

13 Mei 2025, 22.52 WIB

AS Batalkan Aturan Ekspor Chip AI Biden, Fokus Negosiasi Langsung

AS Batalkan Aturan Ekspor Chip AI Biden, Fokus Negosiasi Langsung
Departemen Perdagangan Amerika Serikat resmi membatalkan aturan ekspor chip AI yang sebelumnya diperkenalkan oleh pemerintahan Biden. Aturan ini awalnya dimaksudkan untuk membatasi ekspor chip AI buatan AS ke negara-negara tertentu demi menjaga keamanan teknologi. Aturan tersebut membagi negara-negara dunia ke dalam tiga tingkatan berdasarkan tingkat pembatasan ekspor chip AI, dengan negara seperti Jepang dan Korea Selatan bebas pembatasan, sedangkan China dan Rusia menghadapi kontrol ketat. Namun Departemen Perdagangan kini menginstruksikan agar aturan ini tidak diterapkan dan berencana membuat pendekatan baru yang lebih mengutamakan negosiasi langsung dengan tiap negara daripada pembatasan yang meluas dan kaku. Sebagai pengganti aturan tersebut, Departemen Perdagangan mengeluarkan panduan bagi perusahaan supaya tidak melanggar aturan ekspor, termasuk tidak menggunakan chip Huawei di luar negeri dan mempertimbangkan risiko chip digunakan untuk pelatihan AI di China. Meskipun kebijakan Biden dicabut, pemerintah saat ini menyatakan keinginan untuk melanjutkan strategi yang kuat dan inklusif untuk pengembangan teknologi AI di Amerika, sekaligus memastikan teknologi tersebut tidak jatuh ke tangan negara-negara yang dianggap musuh.
13 Mei 2025, 22.52 WIB

AS Batalkan Aturan Eksport Chip AI Biden, Fokus ke Negosiasi Negara

AS Batalkan Aturan Eksport Chip AI Biden, Fokus ke Negosiasi Negara
Departemen Perdagangan Amerika Serikat secara resmi mencabut aturan pembatasan ekspor chip AI yang diperkenalkan oleh pemerintahan Biden. Aturan ini sebenarnya akan mulai berlaku pada 15 Mei, namun baru-baru ini dibatalkan karena berbagai kritik dan kendala pelaksanaan. Aturan sebelumnya membagi negara-negara dunia menjadi tiga tingkatan dengan pembatasan berbeda pada ekspor chip AI buatan AS. Negara seperti Jepang dan Korea Selatan tidak terkena pembatasan, sementara negara lain seperti Meksiko dan Portugal baru akan mengenal batasan ekspor chip AI. Negara seperti China dan Rusia, yang masuk dalam kategori paling ketat, akan menghadapi pembatasan ekspor chip AI yang lebih rumit. Namun, keputusan terbaru membuat aturan ini tidak jadi berlaku dan pemerintah AS berencana membuat aturan baru yang lebih fleksibel. Departemen Perdagangan memberikan beberapa panduan kepada industri, termasuk larangan penggunaan chip AI Huawei Ascend secara global dan memperingatkan konsekuensi dari menggunakan chip AI AS untuk melatih model AI di China. Pemerintah juga mendorong perlindungan rantai suplai chip dari berbagai taktik pengalihan. Pemerintahan Trump disebut akan mengadopsi strategi yang lebih inklusif dan fokus pada kerjasama dengan negara-negara mitra terpercaya, alih-alih memberlakukan aturan ketat yang dianggap kontraproduktif. Pendekatan baru juga akan menekankan negosiasi langsung dengan negara-negara terkait.
10 Mei 2025, 21.00 WIB

Guncangan Besar di Industri Semikonduktor AS dan Peranannya dalam Perlombaan AI

Guncangan Besar di Industri Semikonduktor AS dan Peranannya dalam Perlombaan AI
Industri semikonduktor di Amerika Serikat mengalami tahun yang penuh dinamika karena perannya dalam perlombaan kecerdasan buatan yang ingin dimenangkan negara tersebut. Beberapa perusahaan besar dan pemerintah terlibat dalam perubahan kebijakan dan strategi yang besar. Intel menunjuk Lip-Bu Tan sebagai CEO baru mereka untuk mengubah strategi perusahaan agar lebih fokus pada inovasi dan rekayasa. Perusahaan ini juga melakukan pemutusan hubungan kerja dalam jumlah besar untuk mendukung perubahan tersebut dan menunda pembangunan pabrik chip besar di Ohio. Di sisi kebijakan, pemerintahan sebelumnya dan Joe Biden mengusulkan pembatasan ketat terhadap ekspor chip AI ke negara-negara tertentu sebagai cara melindungi teknologi milik Amerika dan menghambat kemajuan AI di China. Beberapa perusahaan chip terkena dampak finansial dari aturan ini. Kolaborasi potensial antara Intel dan TSMC muncul sebagai sinyal perubahan bisnis di industri chip. Sementara itu, peristiwa lain seperti peluncuran model AI canggih oleh perusahaan China menambah ketegangan dalam situasi ini. Para pemimpin industri dan ahli mendukung pembatasan ekspor chip sebagai sarana mempertahankan keunggulan teknologi AS, meskipun hal ini juga menimbulkan tantangan bagi perusahaan chip domestik untuk beradaptasi dan terus berinovasi.
10 Mei 2025, 06.53 WIB

Senator AS Dorong Aturan Ketat Lindungi Chip AI dari Tangan Tiongkok

Senator AS Dorong Aturan Ketat Lindungi Chip AI dari Tangan Tiongkok
Amerika Serikat kini memperketat peraturan ekspor chip kecerdasan buatan (AI) untuk mencegah teknologi canggih jatuh ke tangan China yang dianggap sebagai rival strategis. Senator Tom Cotton mengajukan Chip Security Act yang mewajibkan pelacakan lokasi chip untuk mengawasi distribusinya secara lebih ketat. Undang-undang ini mengharuskan perusahaan memasang sistem verifikasi lokasi pada chip AI dalam enam bulan setelah diundangkan. Jika terjadi transfer atau modifikasi chip yang tidak sah, perusahaan harus melapor kepada Biro Industri dan Keamanan (BIS). Selain itu, ada kajian tahunan tentang mekanisme keamanan baru yang mungkin diterapkan pada chip, agar bisa menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Legislasi ini ada untuk melindungi keamanan nasional tanpa menghentikan inovasi teknologi di Amerika Serikat. Namun, kelompok industri seperti NVIDIA dan Microsoft memberi masukan bahwa regulasi saat ini terlalu rumit dan menyulitkan bisnis. NVIDIA bahkan memperkirakan kerugian pendapatan sebesar 5,5 miliar dolar karena pembatasan ekspor chip ke China. Upaya ini menunjukkan bahwa persaingan teknologi antara AS dan China semakin tajam, dengan langkah-langkah baru untuk mengawasi rantai pasok teknologi penting namun tetap membuka ruang untuk fleksibilitas dalam hubungan dagang dengan negara sahabat.
10 Mei 2025, 02.20 WIB

NVIDIA Rilis Chip AI H20 Versi Turun Kelas untuk Pasar China Jadi Solusi Atasi Larangan Ekspor

NVIDIA Rilis Chip AI H20 Versi Turun Kelas untuk Pasar China Jadi Solusi Atasi Larangan Ekspor
NVIDIA menghadapi hambatan besar untuk menjual chip kecerdasan buatannya, H20, ke China setelah pemerintah AS mengeluarkan aturan ekspor yang semakin ketat. Aturan ini membuat chip H20 versi asli kini memerlukan lisensi agar bisa dijual di pasar China, yang sebelumnya tidak diperlukan. Untuk mengatasi hal ini, NVIDIA berencana meluncurkan versi chip H20 yang telah diturunkan kemampuannya. Chip ini dirancang khusus untuk memenuhi aturan AS sehingga bisa dijual ke China mulai Juli mendatang. Penurunan meliputi kapasitas memori yang lebih rendah dan fitur yang dapat disesuaikan oleh pembeli di China. Pasar China sangat penting bagi NVIDIA. Pada tahun fiskal terakhir, China menyumbang sekitar 13% pendapatan perusahaan, setara dengan Rp 279.56 triliun ($17 miliar) . Pelanggan besar seperti Tencent, Alibaba, dan ByteDance aktif membeli chip untuk memenuhi permintaan AI yang terus berkembang di negara tersebut. CEO NVIDIA, Jensen Huang, sangat menyadari betapa pentingnya China. Ia bahkan melakukan kunjungan ke Beijing dan bertemu pejabat setempat untuk menegaskan komitmennya menjaga hubungan bisnis di pasar terbesar kedua di dunia ini. Ia juga memprediksi pasar AI China akan tumbuh hingga sekitar Rp 822.25 triliun ($50 miliar) dalam beberapa tahun mendatang. Meski menghadapi tantangan dari aturan AS, langkah NVIDIA merilis versi downgrade dari chip H20 menunjukkan perusahaan berusaha menemukan solusi agar tetap bisa bersaing di pasar China yang potensial. Namun, masih belum jelas apakah chip yang lebih lemah ini akan memenuhi kebutuhan para pengguna di sana.
09 Mei 2025, 12.59 WIB

Nvidia Rilis Versi Downgrade Chip H20 untuk Pasar China Juli Ini

Nvidia, perusahaan teknologi Amerika Serikat terkenal di bidang chip AI, menghadapi kendala besar karena pembatasan ekspor yang diberlakukan pemerintah AS yang melarang penjualan chip terkuatnya, H20, ke China. Hal ini membuat Nvidia harus mencari cara agar tetap bisa menjual produknya di pasar penting tersebut. Sebagai solusi, Nvidia berencana meluncurkan versi chip H20 yang telah diturunkan spesifikasinya, sehingga memenuhi aturan ekspor yang baru dan bisa diedarkan di China. Versi ini akan dirilis sekitar bulan Juli tahun ini, menurut informasi dari beberapa sumber yang mengetahui rencana tersebut. Chip H20 versi downgrade ini akan memiliki kapasitas memori yang jauh lebih rendah dibanding versi aslinya. Namun, pelanggan di China nantinya bisa mengubah konfigurasi modul untuk menyesuaikan performa chip sesuai kebutuhan mereka, memberikan fleksibilitas dalam penggunaan teknologi yang terbatas aksesnya. Langkah ini menjadi strategi Nvidia untuk mempertahankan bisnis dan posisinya di pasar China di tengah ketatnya aturan teknologi yang dibuat oleh pemerintah AS untuk membatasi kemajuan teknologi dan akses chip canggih dari China. Meskipun ada banyak spekulasi, Nvidia dan Departemen Perdagangan AS memilih untuk tidak memberikan komentar resmi tentang langkah ini, mengingat sensitivitas isu dan aturan pemerintah terkait ekspor teknologi.
09 Mei 2025, 11.03 WIB

Nvidia Rilis Versi Chip AI H20 yang Direndahkan untuk Pasar China

Nvidia, perusahaan pembuat chip AI asal Amerika Serikat, sedang bersiap untuk meluncurkan versi baru dari chip H20 yang dikurangi kemampuannya untuk pasar China. Langkah ini diambil akibat pembatasan ekspor yang diberlakukan oleh pemerintah AS pada chip canggih, yang menyulitkan Nvidia menjual produk aslinya di China. Chip H20 awalnya merupakan produk chip AI paling kuat yang diizinkan untuk diekspor ke China. Namun, sejak kebijakan baru yang mewajibkan lisensi ekspor diberlakukan, produk tersebut tidak lagi bebas dijual tanpa izin khusus. Untuk tetap bisa memasok pasar China yang sangat penting, Nvidia mengembangkan versi chip dengan spesifikasi teknis yang lebih rendah. Versi baru chip ini akan mengurangi kapasitas memori secara signifikan, mengakibatkan penurunan performa. Meski demikian, pelanggan di China masih dapat melakukan modifikasi pada konfigurasi modul chip agar performanya bisa disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Nvidia berharap ini akan menjaga minat dan pesanan di pasar yang sangat strategis tersebut. Pasar China sendiri menjadi penyumbang sekitar 13 persen atau setara dengan 17 miliar dolar AS dari total pendapatan Nvidia pada tahun fiskal terakhir. CEO Nvidia, Jensen Huang, bahkan melakukan kunjungan ke Beijing untuk bertemu dengan pejabat China dan menegaskan betapa pentingnya pasar itu bagi perusahaan, meski keadaan politik dan aturan perdagangan yang ketat. Pembatasan ekspor chip canggih ini adalah bagian dari upaya Amerika Serikat untuk menghambat pengembangan teknologi militer China. Sementara itu, perusahaan teknologi besar seperti Tencent, Alibaba, dan ByteDance juga merupakan pelanggan utama chip H20 yang sebelumnya populer, menjaga permintaan yang tinggi untuk chip AI di tengah perkembangan bisnis dan startup yang membutuhkan teknologi ini.
08 Mei 2025, 19.20 WIB

Jensen Huang: Konflik AS-China di Teknologi AI Justru Merugikan Bersama

Bos Nvidia, Jensen Huang, menyatakan bahwa perang teknologi antara Amerika Serikat dan China justru akan merugikan Amerika Serikat. Ia menjelaskan bahwa perkembangan teknologi AI di China berjalan sangat cepat dan hal ini sebenarnya bisa membawa manfaat bagi AS. Huang memperkirakan pasar AI di China akan mencapai nilai sebesar USRp 822.25 triliun ($50 miliar) dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depan. Dengan adanya permintaan teknologi dari China, AS bisa meraih pendapatan, pajak, dan membuka lapangan kerja melalui penjualan teknologi tersebut. Selain itu, Huang juga memuji kemampuan China dalam bidang AI. Ia menyebut China tidak ketinggalan dalam persaingan di bidang teknologi ini dan menyoroti Huawei sebagai salah satu perusahaan teknologi terkuat di dunia. Namun, akibat adanya pembatasan pengiriman chip dari AS ke China, Nvidia harus menanggung biaya besar yang mencapai USRp 90.45 triliun ($5,5 miliar) secara kuartalan. Hal ini menjadi tanda bahwa pertumbuhan perusahaan bisa melambat jika pembatasan tersebut berlanjut. Huang mendorong agar Amerika Serikat tetap gesit dan mulai menunjukkan kemampuan AI-nya kepada seluruh dunia. Ia ingin agar AS bisa menjadi pemimpin dalam perkembangan AI global dengan cara membuka akses teknologi tersebut.
Sebelumnya

Baca Juga

  • AS Atur Ulang Strategi Pertahanan Berbasis Teknologi di Tengah Ketegangan Global

  • Bocoran Data Besar Ungkap Kerentanan Keamanan Siber yang Meluas

  • Pembaruan Keamanan Kritis pada Sistem Operasi Mobile oleh Apple dan Samsung

  • Memperkuat Pengawasan Keuangan dalam Transaksi Triliun Rupiah di Indonesia

  • Menjembatani IT Warisan dan AI Hyperscale: Mengatasi Tantangan Kedaulatan Data