
Penuaan tubuh manusia tidak hanya terlihat secara fisik, tetapi juga terjadi perubahan tersembunyi pada aktivitas gen melalui proses epigenetik yang disebut DNA metilasi. Seiring bertambahnya usia, proses ini menjadi kurang tepat sehingga memengaruhi bagaimana gen berfungsi dan dapat menyebabkan penurunan fungsi organ serta risiko penyakit lebih tinggi.
Untuk memahami bagaimana pola DNA metilasi berubah sepanjang hidup dewasa, para peneliti melakukan meta-analisis besar yang melibatkan lebih dari 15.000 sampel dari 17 jaringan manusia yang berbeda. Sampel diambil dari individu berusia antara 18 hingga sekitar 100 tahun, memberikan gambaran yang luas tentang perubahan epigenetik pada berbagai organ.
Hasil analisis menunjukkan bahwa tiap jaringan memiliki tingkat dan pola penuaan yang berbeda. Misalnya, retina dan lambung mengalami perubahan DNA metilasi yang lebih cepat dibandingkan serviks dan kulit. Secara umum, hampir semua jaringan mengalami peningkatan metilasi, kecuali otot rangka dan paru-paru yang justru mengalami penurunan metilasi seiring usia.
Tidak hanya melihat perbedaan antar jaringan, penelitian juga mengidentifikasi gen-gen spesifik yang mengalami perubahan metilasi secara umum di seluruh jaringan. Gen-gen seperti HDAC4 dan HOX yang terlibat dalam regulasi perkembangan, serta MEST yang terkait dengan diabetes dan obesitas, menjadi penanda kuat penuaan dan kondisi kesehatan terkait usia.
Penemuan ini membentuk sebuah 'atlas epigenetik' yang dapat membantu para ilmuwan memahami mekanisme penuaan secara lebih mendalam dan membuka peluang untuk mengembangkan terapi anti-penuaan yang menargetkan perubahan epigenetik ini. Penelitian ini juga menyediakan sumber data terbuka untuk kemajuan studi penuaan di masa depan.