Startup AI Mendapatkan Pendanaan untuk Aplikasi Khusus

Daniel Saks, mantan co-CEO AppDirect, mendapat pelajaran penting dari pesan LinkedIn Michael Dell. Ia menyadari kalau orang cuma bakal balas pesan jika sudah kenal pengirimnya dengan baik. Pengalaman ini jadi inspirasi untuk menciptakan Landbase, startup yang pakai AI buat bantu bisnis lakukan pemasaran langsung dengan cara yang lebih cerdas. Landbase memanfaatkan teknologi GPT-4o yang dilatih dengan data dari 40 juta kampanye pemasaran untuk membuat pesan yang lebih efektif dan otomatis. Dari riset mereka, ternyata masalah paling besar bukan pada kata-katanya, tapi kurangnya kepercayaan penerima terhadap pengirim pesan, sehingga banyak kampanye yang gagal. Untuk mengatasi hal itu, Landbase memfokuskan diri pada membangun 'digital trust' atau reputasi digital melalui berbagai cara termasuk konten online. Dengan bantuan AI, mereka bisa menjalankan kampanye pemasaran secara cepat dan murah, berbeda dengan cara lama yang mahal dan butuh waktu lama. Dalam pendanaan periode awal, Landbase berhasil mengumpulkan dana yang besar dan menarik minat banyak investor, termasuk Sound Ventures yang terkenal karena investasinya di perusahaan AI ternama. Dengan dukungan ini, Landbase mempercepat pertumbuhannya dan sekarang memiliki lebih dari 100 pelanggan berbayar. Meskipun memasuki pasar yang padat dengan banyak pesaing dan perusahaan besar, Landbase membedakan dirinya dengan tidak mencoba menggantikan manusia, melainkan membantu mereka untuk lebih efektif menggunakan AI. Landbase juga menawarkan versi gratis untuk menarik pengguna baru sebelum beralih ke layanan berbayar.

Perusahaan startup dari Spanyol, Multiverse Computing, sukses mengumpulkan pendanaan seri B sebesar €189 juta dengan teknologi baru bernama CompactifAI. Teknologi ini memungkinkan pengurangan ukuran model bahasa besar hingga 95% tanpa mengorbankan kualitas performanya, membuatnya lebih efisien dan hemat biaya. Multiverse menggunakan teknologi yang terinspirasi dari komputasi kuantum, khususnya tensor networks, yang memungkinkan kompresi model bahasa seperti Llama dan Mistral yang populer dalam dunia AI. Model kompresi ini dapat berjalan lebih cepat berkali-kali lipat dibandingkan versi asli model sebelum kompresi. Model-model hasil kompresi ini dapat digunakan melalui layanan Amazon Web Services atau dengan lisensi untuk penggunaan langsung di tempat. Ini memberikan keuntungan besar dalam hal kecepatan, efisiensi biaya, serta mengurangi konsumsi energi dibandingkan model standar yang lebih besar. Menariknya, beberapa model yang sudah dikompresi oleh Multiverse cukup kecil dan hemat energi untuk dijalankan pada perangkat kecil seperti komputer pribadi, ponsel, bahkan alat kecil seperti Raspberry Pi. Inovasi ini membuka berbagai kemungkinan aplikasi AI di banyak perangkat kecil dan sehari-hari. Multiverse Computing didirikan oleh Román Orús, seorang ahli fisika kuantum, dan Enrique Lizaso Olmos, yang memiliki latar belakang matematika dan pengalaman di sektor perbankan. Dengan pendanaan besar dan dukungan investor ternama, perusahaan ini berpotensi besar untuk mengubah cara AI digunakan secara global.

Pemerintah Cina semakin menunjukkan dukungannya terhadap sektor swasta dalam proses perencanaan ekonomi lima tahun mendatang. Fokus utama adalah pada inovasi teknologi yang akan menjadi penggerak utama pembangunan. Zheng Shanjie selaku ketua NDRC mengadakan pertemuan dengan pemimpin beberapa perusahaan swasta untuk mengumpulkan pendapat tentang Rencana Lima Tahun ke-15 yang akan mencakup periode 2026 hingga 2030. Menurut Zheng, sektor swasta memiliki potensi besar dan energi inovasi yang tinggi, sehingga mereka menjadi kekuatan utama dalam menciptakan produktivitas baru yang berkualitas. Sejak awal tahun, pemerintah Cina telah mengambil langkah-langkah yang lebih menguntungkan sektor swasta, termasuk pertemuan tingkat tinggi Presiden Xi Jinping dengan para pemimpin bisnis dan diberlakukannya undang-undang baru yang melindungi hak perusahaan swasta. Peng Peng dari sebuah think tank di Guangdong menggarisbawahi bahwa perusahaan swasta akan menjadi kunci dalam mendorong pengembangan industri baru dan teknologi masa depan, menjadi mesin penggerak dari strategi pembangunan yang akan datang.

Vast Data adalah perusahaan teknologi yang fokus pada platform penyimpanan data yang sangat cocok digunakan untuk aplikasi AI. Mereka berupaya menghilangkan cara lama penyimpanan data yang terbagi menjadi beberapa tingkat dengan menawarkan penyimpanan terpadu untuk berbagai jenis data sekaligus. Perusahaan ini sedang mencoba untuk mengumpulkan dana dengan target valuasi yang jauh lebih tinggi dibanding pendanaan mereka sebelumnya, yaitu sekitar 25 miliar dolar AS, naik dari 9 miliar dolar di akhir 2023. Namun, valuasi tersebut masih belum pasti dan bisa berubah. Vast Data sudah menunjukkan pertumbuhan yang cepat dengan pendapatan tahunan sekitar 200 juta dolar dan telah menguntungkan selama beberapa tahun terakhir. Bisnis mereka mendapat manfaat besar dari tren teknologi AI yang butuh akses data cepat dan efisien. Beberapa pelanggan besar Vast Data termasuk perusahaan hiburan Pixar dan penyedia cloud AI seperti Coreweave dan Lambda. Selain itu, mereka juga berkompetisi dengan perusahaan lama dan sudah besar seperti Pure Storage dan Weka dari segi teknologi penyimpanan data. Dengan dukungan dari berbagai investor terkenal seperti Fidelity dan NEA, Vast Data yakin akan posisinya sebagai pemain utama di industri penyimpanan data yang dioptimalkan bagi aplikasi AI dan database modern.

Brad Menezes, CEO Superblocks, percaya bahwa ide startup bernilai miliaran dolar berikutnya tersembunyi dalam system prompts yang digunakan oleh startup AI terkemuka. System prompts adalah instruksi panjang yang memberikan petunjuk khusus kepada model AI agar bisa menghasilkan produk sesuai kebutuhan domain tertentu. Meskipun system prompts tidak sepenuhnya tersembunyi, mereka jarang dibagikan secara luas. Superblocks membagikan 19 system prompts milik startup AI coding populer melalui produk terbaru mereka bernama Clark. Ini menjadi viral dan mendapat perhatian besar dari banyak pelaku bisnis dan investor di Silicon Valley. Pendanaan Superblocks juga baru saja meningkat menjadi total 60 juta dolar dengan tambahan 23 juta dolar seri A. Menurut Menezes, system prompts hanya sekitar 20% dari rahasia keberhasilan AI. Sisanya adalah infrastruktur tambahan atau yang disebut “prompt enrichment,” yang mendukung bagaimana permintaan ke model AI diproses dan hasilnya dicek supaya akurat dan sesuai tujuan. Dalam system prompts, ada tiga aspek kunci yang harus diperhatikan: role prompting (peran dan kepribadian AI), contextual prompting (konteks dan batasan tugas), dan penggunaan tools yang membantu AI tidak hanya menghasilkan teks tapi juga menjalankan aksi khusus seperti mengedit kode atau mengakses database. Contohnya, beberapa system prompt mengutamakan iterasi cepat, sementara yang lain untuk membangun aplikasi full-stack. Superblocks melihat peluang besar untuk membantu non-programmer membuat aplikasi dengan aman dan mudah di lingkungan perusahaan, menghubungkan data seperti Salesforce, dan meningkatkan produktivitas dengan agen-agen AI internal yang dibuat oleh para bisnis mereka sendiri tanpa perlu menulis kode langsung.

You.com adalah startup AI yang awalnya dikenal dengan pencarian AI umum, namun menghadapi persaingan berat dari Microsoft dan Google. Karena itu, mereka mengubah fokus ke produk asisten AI yang membantu pekerjaan bisnis sehari-hari agar tetap relevan di pasar. Startup ini kini sedang membicarakan kemungkinan mendapat pendanaan baru dengan tujuan menaikkan valuasinya menjadi 1,4 miliar dolar. Sebelumnya, mereka telah mendapatkan suntikan dana sebesar 99 juta dolar, dengan nilai valuasi antara 700 sampai 900 juta dolar. You.com menawarkan layanan berbayar dengan harga sedikit lebih murah dibandingkan pesaing besar, yakni 15 dolar per bulan dengan penagihan tahunan. Ini untuk menarik lebih banyak pengguna yang butuh fitur AI untuk produktivitas dan pengelolaan pekerjaan. Selain layanan untuk konsumen, You.com juga fokus memperluas pasar ke perusahaan dengan menyediakan alat-alat AI seperti agen dan API agar bisa membantu meningkatkan efektifitas kerja karyawan dan membantu perusahaan membuka peluang pendapatan baru. Didirikan oleh Richard Socher dan Bryan McCann yang sebelumnya memimpin AI di Salesforce, You.com menonjolkan kemampuannya dalam membuat ringkasan, menjawab pertanyaan, menulis kode, dan berinteraksi dengan berbagai alat untuk hasil yang akurat dan meningkatkan produktivitas harian pengguna.

Anduril Industries, perusahaan teknologi pertahanan asal Amerika Serikat, berhasil mengumpulkan dana sebesar 2,5 miliar dolar AS dalam putaran pendanaan terbaru. Pendanaan ini membuat valuasi perusahaan meningkat tajam menjadi 30,5 miliar dolar AS, naik dari 14 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya. Putaran pendanaan terbaru ini dipimpin oleh Founders Fund yang menginvestasikan 1 miliar dolar AS, menjadi investasi terbesar dalam sejarah modal ventura mereka. Dana ini akan digunakan untuk pengembangan teknologi maju seperti drone bersenjata dan helm realitas tertambah yang digunakan oleh militer Amerika. Berbasis di dekat Los Angeles, Anduril mengembangkan produk inovatif untuk memperkuat pertahanan nasional Amerika Serikat lewat teknologi canggih. Teknologi seperti drone dan kecerdasan buatan dinilai sangat penting untuk menghadapi tantangan keamanan dan persaingan teknologi global. Selain itu, perusahaan sedang membangun pabrik besar di Columbus, Ohio bernama Arsenal-1, yang akan memproduksi drone udara dan laut dalam jumlah besar. Pendanaan baru ini juga mendukung proyek pengembangan kacamata infanteri untuk Angkatan Darat AS yang diperkirakan bernilai lebih dari 20 miliar dolar AS dalam dekade mendatang. Anduril juga menggandeng Meta Platforms untuk kolaborasi dalam penerapan kecerdasan buatan pada produk militer. Pendanaan dan kemitraan ini memperlihatkan bagaimana teknologi dan inovasi menjadi kunci penting dalam keamanan nasional dan modernisasi alat-alat pertahanan.

Monik Pamecha dan Anthony Krivonos memulai Toma, startup AI suara, dengan target layanan perbankan dan kesehatan, namun tiba-tiba dealer mobil di wilayah Bible Belt menghubungi mereka karena kewalahan dengan panggilan pelanggan. Melihat peluang di pasar dealer mobil yang lebih fleksibel dan kurang diatur, mereka melakukan tes dengan menghubungi dealer secara masif dan mendapati tingkat penanganan panggilan yang rendah sehingga memutuskan melakukan perjalanan langsung ke dealer untuk belajar lebih banyak. Selama tur di Oklahoma dan Mississippi, mereka bekerja sama dan membangun hubungan personal dengan dealer hingga mendapatkan kepercayaan, yang membantu mereka merancang agen suara AI yang sesuai kebutuhan karakteristik unik setiap dealer. Toma kini sudah dipakai di lebih dari 100 dealer, membantu dalam penjadwalan layanan, pemesanan suku cadang, dan pertanyaan penjualan, dengan model langganan yang berkembang mengikuti kemampuan AI yang dipakai dealer. Pendanaan sebesar 17 juta dolar dari a16z dan investor lain memperkuat Toma, yang kini mulai fokus memperluas penjualan dengan tenaga penjual profesional setelah sebelumnya mengandalkan pendiri yang gigih.

Pada awal 2024, Monik Pamecha dan Anthony Krivonos mendirikan startup AI bernama Toma dengan tujuan awal menyasar industri perbankan dan kesehatan. Namun, mereka menerima permintaan mendadak dari dealer mobil yang kewalahan dengan banyaknya panggilan telepon hingga akhirnya memutuskan untuk fokus ke industri otomotif. Mereka melakukan pengujian dengan cara menghubungi hampir semua dealer mobil di Amerika Serikat dan menemukan sebagian besar panggilan tidak terjawab. Untuk lebih memahami kebutuhan dealer, mereka berkeliling ke beberapa dealer di Oklahoma dan Mississippi, berinteraksi langsung dengan para staf dan pemilik dealer. Lewat pengalaman tersebut, Toma mengembangkan agen suara AI yang dilatih dengan data dari panggilan pelanggan dealer. AI ini dapat membantu menjawab pertanyaan, menjadwalkan layanan, serta memesan suku cadang, dengan dukungan sistem untuk menyerahkan panggilan yang rumit ke staf manusia. Startup ini mendapatkan investasi sebesar 17 juta dolar dari a16z serta dukungan dari Y Combinator dan investor lain. Model bisnis Toma menggunakan sistem berlangganan yang disesuaikan tergantung fitur AI yang digunakan oleh dealer. Pendekatan langsung ke pelanggan dan memahami kondisi nyata dealer menjadi kunci keberhasilan Toma membantu lebih dari 100 dealer mobil meningkatkan layanan panggilan mereka, sehingga memberikan pengalaman pelanggan yang lebih konsisten dan efisien.

Karim Jouini dan Jihed Othmani pernah sukses mengembangkan Expensya, sebuah startup pengelolaan pengeluaran yang mereka jual ke perusahaan Swedia Medius dengan nilai lebih dari 120 juta dolar AS. Setelah penjualan tersebut, mereka berencana berhenti dari dunia startup, namun muncul gelombang teknologi baru yaitu AI generatif yang memicu semangat mereka kembali. Mereka kini mendirikan Thunder Code, sebuah platform pengujian software yang menggunakan agen AI untuk meniru pengujian manusia, mendeteksi masalah pada UI dan UX, serta belajar dari setiap umpan balik. Thunder Code sudah mendapatkan pendanaan awal sebesar 9 juta dolar AS dan memiliki pelanggan serta program pilot di beberapa negara. Thunder Code bergerak cepat dengan meluncurkan MVP dalam enam minggu dan fokus pada fitur inti, sambil menghindari kesalahan awal yang sempat dialami saat membangun Expensya. Mereka menyasar pasar pengujian perangkat lunak yang diperkirakan akan melebihi 100 miliar dolar AS pada 2027, dengan produk yang lebih cepat dan adaptif dibanding pemain lama. Meskipun beralih dari manajemen pengeluaran ke alat pengembangan software terasa berat, para pendiri yakin bahwa AI akan memungkinkan mereka menghasilkan nilai yang jauh lebih besar dengan tim yang lebih ramping. Mereka juga tidak takut melakukan dilusi saham untuk menarik talenta terbaik demi mempercepat kemajuan produk. Thunder Code, yang berbasis di Paris dan memiliki kantor di Tunis, bersaing di pasar yang penuh persaingan dengan perusahaan besar dan startup lainnya. Mereka memegang keunggulan dengan pengalaman pendiri dan dukungan investor yang sudah pernah bekerja sama di Expensya, serta fokus jangka panjang pada inovasi pengujian software berbasis AI.